- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Dongeng : Putri Kembar


TS
sun81
Dongeng : Putri Kembar
Kemaren kan Ane sempat membuat trit dongeng Putri Cupcake, nah kali ini Ane persembahkan lagi dongeng buatan Ane lainnya (sudah lama banget buatnya) untuk Agan/Aganwati ceritain ke anak atau keponakan saat Valentine nanti......
Judul : Putri Kembar
Spoiler for Part 1 Putri Kembar:
Pada suatu musim semi, Bangsawan Anggur dengan tegang sedang menantikan kelahiran anaknya yang pertama di kastil mewahnya.

“Selamat, tuanku. Anak pertama anda perempuan” kata seorang pelayan tua.
“Anak pertama?” tanya si bangsawan dengan bingung.
“Iya, anda akan mendapatkan anak kembar. Saat ini tabib sedang membantu istri anda untuk kelahiran anak kedua” Pelayan itu menjelaskan dengan senang.
Bangsawan itu juga bahagia. Tetapi beberapa menit kemudian datanglah seorang pekerjanya yang terluka.
“Tuanku…… Tuanku……. Kebun anggur kita terbakar. Banyak orang terluka…….” Kata pekerjanya itu sambil menangis.
Si Bangsawan sangat murka. Wajahnya merah padam.
“Apa? Selama lima ratus tahun kebun anggur itu menjadi milik keluargaku secara turun menurun, tak pernah ada kejadian seperti ini.”
Semua orang ketakutan. Tak ada yang berani bersuara, hingga seorang pelayan tua lainnya keluar dan memberitahukan kabar kelahiran anak keduanya.
“Selamat, tuanku. Anak kedua anda telah lahir. Seorang gadis mungil yang cantik” kata pelayan itu.
Si bangsawan tetap bermuram durja. Tak ada sedikitpun senyum diwajahnya. Lalu datanglah seorang pengawal kerajaan dengan pakaian kebesarannya. Tampaknya dia membawa berita penting dari raja.
“Tuan Bangsawan Anggur?” tanya pengawal itu kepada si Bangsawan.
“Benar. Sayalah Bangsawan Anggur. Adakah hal berkenan yang dibutuhkan Baginda Raja dari saya?” tanya bangsawan itu gusar. Dia takut telah melakukan kesalahan terhadap raja.
“Hamba diminta langsung oleh Baginda Raja untuk menyampaikan, bahwa anda telah dipilih untuk menjadi menteri ekonomi kerajaan ini. Anda akan dilantik besok siang di aula istana. Ini surat resminya” Pengawal tersebut menyodorkan sebuah gulungan kertas yang diikat dengan pita emas.
Bangsawan tersebut segera menerimanya dengan hormat dan membaca surat tersebut. Dengan seketika suara tawa Bangsawan itu memenuhi seluruh ruangan. Dia terlihat sangat bahagia.

“Baiklah. Baiklah. Berita buruk dan berita baik datang beriringan. Begitupula dengan kelahiran putri-putriku. Maka dengan demikian biarlah kunamakan putri pertamaku sebagai Putri Buruk karena kelahirannya mendatangkan berita buruk bagiku, dan putri keduaku sebagai Putri Baik karena kelahirannya mendatangkan berita baik bagiku” Kata Bangsawan itu lantang.

“Selamat, tuanku. Anak pertama anda perempuan” kata seorang pelayan tua.
“Anak pertama?” tanya si bangsawan dengan bingung.
“Iya, anda akan mendapatkan anak kembar. Saat ini tabib sedang membantu istri anda untuk kelahiran anak kedua” Pelayan itu menjelaskan dengan senang.
Bangsawan itu juga bahagia. Tetapi beberapa menit kemudian datanglah seorang pekerjanya yang terluka.
“Tuanku…… Tuanku……. Kebun anggur kita terbakar. Banyak orang terluka…….” Kata pekerjanya itu sambil menangis.
Si Bangsawan sangat murka. Wajahnya merah padam.
“Apa? Selama lima ratus tahun kebun anggur itu menjadi milik keluargaku secara turun menurun, tak pernah ada kejadian seperti ini.”
Semua orang ketakutan. Tak ada yang berani bersuara, hingga seorang pelayan tua lainnya keluar dan memberitahukan kabar kelahiran anak keduanya.
“Selamat, tuanku. Anak kedua anda telah lahir. Seorang gadis mungil yang cantik” kata pelayan itu.
Si bangsawan tetap bermuram durja. Tak ada sedikitpun senyum diwajahnya. Lalu datanglah seorang pengawal kerajaan dengan pakaian kebesarannya. Tampaknya dia membawa berita penting dari raja.
“Tuan Bangsawan Anggur?” tanya pengawal itu kepada si Bangsawan.
“Benar. Sayalah Bangsawan Anggur. Adakah hal berkenan yang dibutuhkan Baginda Raja dari saya?” tanya bangsawan itu gusar. Dia takut telah melakukan kesalahan terhadap raja.
“Hamba diminta langsung oleh Baginda Raja untuk menyampaikan, bahwa anda telah dipilih untuk menjadi menteri ekonomi kerajaan ini. Anda akan dilantik besok siang di aula istana. Ini surat resminya” Pengawal tersebut menyodorkan sebuah gulungan kertas yang diikat dengan pita emas.
Bangsawan tersebut segera menerimanya dengan hormat dan membaca surat tersebut. Dengan seketika suara tawa Bangsawan itu memenuhi seluruh ruangan. Dia terlihat sangat bahagia.

“Baiklah. Baiklah. Berita buruk dan berita baik datang beriringan. Begitupula dengan kelahiran putri-putriku. Maka dengan demikian biarlah kunamakan putri pertamaku sebagai Putri Buruk karena kelahirannya mendatangkan berita buruk bagiku, dan putri keduaku sebagai Putri Baik karena kelahirannya mendatangkan berita baik bagiku” Kata Bangsawan itu lantang.
Spoiler for Part 2 Putri Kembar:
Demikianlah, sejak saat itu, kedua putri Bangsawan Anggur dipanggil dengan nama Putri Buruk dan Putri Baik.
Akibat kejadian saat kelahiran mereka, Putri Buruk tak pernah mendapatkan keistimewaan selayaknya seorang putri. Berbeda dengan Putri Baik yang selalu dimanja dan diagung-agungkan.

Apabila Putri Baik memperoleh gaun dari sutra dan wol kualitas terbaik, maka gaun Putri Buruk tidak lebih baik dari gaun para pelayan.
Apabila Putri Baik memiliki teman-teman dari kalangan bangsawan, teman Putri Buruk adalah para pelayan dan pekerja.
Apabila Putri Baik memiliki berbagai mainan mewah, Putri Buruk lebih banyak menghabiskan waktu di dapur, kebun dan hutan.
Walaupun istri Bangsawan tersebut sering menasehati suaminya agar tidak membeda-bedakan kedua putri mereka, tapi Si Bangsawan tidak pernah mendengarkannya.
Setiap melakukan perjalanan untuk pekerjaan, bisnis ataupun berlibur, Putri Baik selalu diajak menemani sang Bangsawan. Setiap keinginan Putri baik tidak pernah tidak dipenuhi ayahnya. Dan akibatnya sang Bangsawan sering mengabaikan Putri Buruk. Bahkan Sang Bangsawan sangat jarang memperkenalkan Putri buruk kepada teman maupun kenalannya. Dan hal itu berlangsung terus-menerus selama dua puluh tahun.
Suatu hari di musim panas, setelah selesai melakukan transaksi bisnis di Negeri Seberang, dan berbelanja berbagai barang mewah, Bangsawan Anggur dan Putri Baik pulang melalui hutan menuju kastil.
Namun, tiba-tiba mereka diserang oleh sembilan orang perampok. Mereka melukai dan mengikat para pengawal, pelayan dan sang Bangsawan. Mereka mengambil berbagai perhiasan mewah, uang dan hendak menculik Putri Baik.
Tapi tanpa mereka sadari ternyata di balik pohon, dekat kereta, tampak dua orang sedang mengamati perbuatan mereka. Ternyata itu adalah Putri Buruk dan seorang pelayan pria tua yang baru pulang dari berburu ayam hutan.
Setelah mengamati keadaan, dengan sigap Putri Buruk dan pelayan tersebut memanah para perampok. Dalam sekejap seluruh perampok berhasil dilumpuhkan, dan tak ada satupun barang yang berhasil dicuri.
Tanpa menunggu komando, Putri Buruk dan pelayan tua itu membantu Bangsawan, Putri Baik, pengawal dan pelayan. Untunglah tak ada satupun yang terluka parah.
Tapi ternyata hal itu tidak disyukuri oleh Putri Baik. Dia terlihat sangat marah.
“Ternyata karena kamu, sehingga kami bisa sial begini.” Kata Putri Baik marah.
Putri Buruk sangat terkejut. “Apa maksudmu, adikku?”
“Ya, tentu saja karena kamu. Coba kalau kamu tidak berburu di hutan ini maka kami tidak akan sial begini. Kamu memang pembawa nasib buruk. Benar kan, Yah?” Putri Baik meminta persetujuan Bangsawan.
Sang bangsawan hanya mengangguk-ngangguk sambil menghapus keringatnya. Seluruh pengawal dan pelayan saling berpandangan. Walaupun mereka tidak sependapat dengan Putri Baik, mereka juga tidak berani menentangnya.
Putri Buruk sangat sedih. Dalam perjalanan pulang, Putri Buruk berjalan kaki dibelakang kereta yang dinaiki Putri Baik dan Bangsawan, bersama para perampok yang telah terikat. Tak ada seorang pengawal maupun pelayan yang mendekati dan menghiburnya. Mereka takut dipecat.
Akibat kejadian saat kelahiran mereka, Putri Buruk tak pernah mendapatkan keistimewaan selayaknya seorang putri. Berbeda dengan Putri Baik yang selalu dimanja dan diagung-agungkan.

Apabila Putri Baik memperoleh gaun dari sutra dan wol kualitas terbaik, maka gaun Putri Buruk tidak lebih baik dari gaun para pelayan.
Apabila Putri Baik memiliki teman-teman dari kalangan bangsawan, teman Putri Buruk adalah para pelayan dan pekerja.
Apabila Putri Baik memiliki berbagai mainan mewah, Putri Buruk lebih banyak menghabiskan waktu di dapur, kebun dan hutan.
Walaupun istri Bangsawan tersebut sering menasehati suaminya agar tidak membeda-bedakan kedua putri mereka, tapi Si Bangsawan tidak pernah mendengarkannya.
Setiap melakukan perjalanan untuk pekerjaan, bisnis ataupun berlibur, Putri Baik selalu diajak menemani sang Bangsawan. Setiap keinginan Putri baik tidak pernah tidak dipenuhi ayahnya. Dan akibatnya sang Bangsawan sering mengabaikan Putri Buruk. Bahkan Sang Bangsawan sangat jarang memperkenalkan Putri buruk kepada teman maupun kenalannya. Dan hal itu berlangsung terus-menerus selama dua puluh tahun.
Suatu hari di musim panas, setelah selesai melakukan transaksi bisnis di Negeri Seberang, dan berbelanja berbagai barang mewah, Bangsawan Anggur dan Putri Baik pulang melalui hutan menuju kastil.
Namun, tiba-tiba mereka diserang oleh sembilan orang perampok. Mereka melukai dan mengikat para pengawal, pelayan dan sang Bangsawan. Mereka mengambil berbagai perhiasan mewah, uang dan hendak menculik Putri Baik.
Tapi tanpa mereka sadari ternyata di balik pohon, dekat kereta, tampak dua orang sedang mengamati perbuatan mereka. Ternyata itu adalah Putri Buruk dan seorang pelayan pria tua yang baru pulang dari berburu ayam hutan.
Setelah mengamati keadaan, dengan sigap Putri Buruk dan pelayan tersebut memanah para perampok. Dalam sekejap seluruh perampok berhasil dilumpuhkan, dan tak ada satupun barang yang berhasil dicuri.
Tanpa menunggu komando, Putri Buruk dan pelayan tua itu membantu Bangsawan, Putri Baik, pengawal dan pelayan. Untunglah tak ada satupun yang terluka parah.
Tapi ternyata hal itu tidak disyukuri oleh Putri Baik. Dia terlihat sangat marah.
“Ternyata karena kamu, sehingga kami bisa sial begini.” Kata Putri Baik marah.
Putri Buruk sangat terkejut. “Apa maksudmu, adikku?”
“Ya, tentu saja karena kamu. Coba kalau kamu tidak berburu di hutan ini maka kami tidak akan sial begini. Kamu memang pembawa nasib buruk. Benar kan, Yah?” Putri Baik meminta persetujuan Bangsawan.
Sang bangsawan hanya mengangguk-ngangguk sambil menghapus keringatnya. Seluruh pengawal dan pelayan saling berpandangan. Walaupun mereka tidak sependapat dengan Putri Baik, mereka juga tidak berani menentangnya.
Putri Buruk sangat sedih. Dalam perjalanan pulang, Putri Buruk berjalan kaki dibelakang kereta yang dinaiki Putri Baik dan Bangsawan, bersama para perampok yang telah terikat. Tak ada seorang pengawal maupun pelayan yang mendekati dan menghiburnya. Mereka takut dipecat.
Spoiler for Part 3 Putri Kembar:
Malam bulan purnama, seluruh penghuni kastil telah terlelap. Tapi tidak demikian dengan Putri Buruk. Dia masih sangat sedih dengan perlakuan ayah dan adiknya.

“Sampai kapan aku akan terus dianggap pembawa bencana? Apakah aku begitu dibenci mereka?” kata hati Putri Buruk sedih.
Dengan perlahan sambil membawa lentera kecil, dia meninggalkan kastil menuju ke sudut terjauh taman belakang untuk menghibur diri. Diantara suara binatang malam dan terang bulan, dia mengharapkan dapat memperoleh kedamaian.
Tapi baru semenit dia duduk di taman belakang ketika dia melihat sekelompok pria keluar dari hutan dekat tempatnya duduk. Mereka tampak kelelahan.
“Apa yang terjadi dengan kalian?” Sapa Putri Buruk ramah.
“Kami kemalaman di hutan. Sudah lebih dari tiga jam kami mencari jalan pulang. Untunglah kami melihat cahaya lentera anda sehingga kami kemari” kata seorang pria berjanggut lebat.

“Iya, syukurlah ada anda, tuan Putri.” Kata pemuda lainnya penuh terima kasih.
Putri Buruk tersipu malu. Dia belum pernah dipanggil demikian oleh siapa pun. “Hendak pulang kemanakah kalian semua?” tanya Putri Buruk lagi.
“Kami harus kembali ke Kerajaan Kedamaian” Kata seorang Pria tua.
Kini kelima pria itu telah duduk di rumput di luar pagar taman belakang. Mereka tampak seperti para pemburu, namun tampaknya hari ini mereka sedang sial. Karena tak terlihat satupun hasil buruan di tangan mereka.
Putri Buruk merasa sangat kasihan pada mereka.
“Perjalanan ke Kerajaan Kedamaian masih cukup jauh. Walaupun aku tak mungkin mengundang kalian masuk ke kastil, tapi ijinkan aku menyajikan makanan dan minuman untuk kalian. Kuharap kalian tidak terlalu terburu-buru” kata Putri Buruk bersemangat.
Setelah sesaat berpandangan, pemuda yang tampaknya juga pimpinan para pemburu itu mengangguk pelan. Dengan gembira Putri Buruk berlari secepatnya menuju dapur kastil. Dia tahu harus menyiapkan makanan dan minuman secepat mungkin agar para pemburu itu tidak terlalu lama menunggu. Jadi dia memutuskan membuat sandwich dan menyediakan segentong air segar.
Setelah selesai membuat sandwich tanpa keributan dan mengaturnya dengan hati-hati di keranjang piknik, Putri Buruk keluar perlahan-lahan menuju taman belakang lagi sambil membawa keranjang piknik dan gentong air.
Putri Buruk sangat senang. Seluruh sandwich buatannya habis dimakan para pemburu. Mereka bahkan memuji bahwa itu adalah sandwich terenak yang pernah mereka makan.

“Ini adalah sandwich yang sangat lezat.”
“Sandwich ini luar biasa”
“Tak pernah kusangka seorang Putri dapat membuat sandwich selezat ini”
Putri Buruk tersenyum senang. Dia sangat jarang menerima pujian. Dan dia tahu pujian itu diberikan para pemburu dengan tulus.
“Terima kasih. Itu mungkin karena aku juga sangat menyukai sandwich” kata Putri Buruk lembut.
Setelah makan, minum, dan beristirahat sejenak, kelima pemburu itupun pamit. Mereka melanjutkan perjalanan ke arah Timur sesuai petunjuk Putri Buruk. Putri Buruk sedikit sedih melihat kepergian para pemburu itu karena mereka mungkin takkan berjumpa lagi, namun dia juga senang, karena ternyata kehadirannya di dunia juga memberikan arti bagi orang-orang asing tersebut.

“Sampai kapan aku akan terus dianggap pembawa bencana? Apakah aku begitu dibenci mereka?” kata hati Putri Buruk sedih.
Dengan perlahan sambil membawa lentera kecil, dia meninggalkan kastil menuju ke sudut terjauh taman belakang untuk menghibur diri. Diantara suara binatang malam dan terang bulan, dia mengharapkan dapat memperoleh kedamaian.
Tapi baru semenit dia duduk di taman belakang ketika dia melihat sekelompok pria keluar dari hutan dekat tempatnya duduk. Mereka tampak kelelahan.
“Apa yang terjadi dengan kalian?” Sapa Putri Buruk ramah.
“Kami kemalaman di hutan. Sudah lebih dari tiga jam kami mencari jalan pulang. Untunglah kami melihat cahaya lentera anda sehingga kami kemari” kata seorang pria berjanggut lebat.

“Iya, syukurlah ada anda, tuan Putri.” Kata pemuda lainnya penuh terima kasih.
Putri Buruk tersipu malu. Dia belum pernah dipanggil demikian oleh siapa pun. “Hendak pulang kemanakah kalian semua?” tanya Putri Buruk lagi.
“Kami harus kembali ke Kerajaan Kedamaian” Kata seorang Pria tua.
Kini kelima pria itu telah duduk di rumput di luar pagar taman belakang. Mereka tampak seperti para pemburu, namun tampaknya hari ini mereka sedang sial. Karena tak terlihat satupun hasil buruan di tangan mereka.
Putri Buruk merasa sangat kasihan pada mereka.
“Perjalanan ke Kerajaan Kedamaian masih cukup jauh. Walaupun aku tak mungkin mengundang kalian masuk ke kastil, tapi ijinkan aku menyajikan makanan dan minuman untuk kalian. Kuharap kalian tidak terlalu terburu-buru” kata Putri Buruk bersemangat.
Setelah sesaat berpandangan, pemuda yang tampaknya juga pimpinan para pemburu itu mengangguk pelan. Dengan gembira Putri Buruk berlari secepatnya menuju dapur kastil. Dia tahu harus menyiapkan makanan dan minuman secepat mungkin agar para pemburu itu tidak terlalu lama menunggu. Jadi dia memutuskan membuat sandwich dan menyediakan segentong air segar.
Setelah selesai membuat sandwich tanpa keributan dan mengaturnya dengan hati-hati di keranjang piknik, Putri Buruk keluar perlahan-lahan menuju taman belakang lagi sambil membawa keranjang piknik dan gentong air.
Putri Buruk sangat senang. Seluruh sandwich buatannya habis dimakan para pemburu. Mereka bahkan memuji bahwa itu adalah sandwich terenak yang pernah mereka makan.

“Ini adalah sandwich yang sangat lezat.”
“Sandwich ini luar biasa”
“Tak pernah kusangka seorang Putri dapat membuat sandwich selezat ini”
Putri Buruk tersenyum senang. Dia sangat jarang menerima pujian. Dan dia tahu pujian itu diberikan para pemburu dengan tulus.
“Terima kasih. Itu mungkin karena aku juga sangat menyukai sandwich” kata Putri Buruk lembut.
Setelah makan, minum, dan beristirahat sejenak, kelima pemburu itupun pamit. Mereka melanjutkan perjalanan ke arah Timur sesuai petunjuk Putri Buruk. Putri Buruk sedikit sedih melihat kepergian para pemburu itu karena mereka mungkin takkan berjumpa lagi, namun dia juga senang, karena ternyata kehadirannya di dunia juga memberikan arti bagi orang-orang asing tersebut.
Spoiler for Part 4 Putri Kembar:
Dua hari berlalu sejak kejadian pertemuan Putri Buruk dan Para Pemburu itu. Tak ada seorang pun yang mengetahuinya, walaupun banyak juga yang heran dengan kebahagiaannya.
Namun hal itu segera tertutupi dengan undangan dari Kerajaan Kedamaian. Seluruh kaum bangsawan dan rakyat jelata yang memiliki putri berumur dua puluh tahun diundang ke pesta Pangeran Kedamaian yang kedua puluh enam .
Banyak berita tersebar di luar. Diantaranya, berita bahwa Pangeran mencari seorang putri yang siap mendampinginya memimpin Kerajaan Kedamaian.
“Ayah…… Ayah……. Belikanlah aku baju termewah yang pernah ada, perhiasan terindah yang pernah ditemukan dan sepatu terbaik yang pernah dibuat.” Pinta Putri Baik.
Sang Bangsawan segera mengutus para pengawal dan pelayan untuk mencari semua yang dipinta Putri Baik. Dan dalam sekejap seluruh keinginan Putri Baik terpenuhi.
Putri Baik mendapatkan sebuah gaun wol yang luar biasa besar dan indah, sehingga dia terlihat kesulitan berjalan. Tapi karena itu adalah gaun terbaik, Putri Baik tetap memaksa untuk mengenakannya. Putri baik juga memperoleh sepasang sepatu kaca yang sangat menakjubkan dan sebuah kalung permata yang sangat mewah. Semuanya adalah yang terbaik sesuai permintaannya.
Putri Baik segera bersiap-siap. Dia sangat yakin di pesta Ulang tahun Pangeran Kedamaian nanti, dia akan menjadi tercantik dan terprimadona.

Tapi tidak demikian dengan Putri Buruk. Sejak pertama kali undangan dikirimkan kerajaan ke Bangsawan Anggur, dia telah mengingatkan bahwa Putri Buruk tidak akan diajak. Bangsawan takut kehadiran Putri Buruk akan membawa sial di pesta tersebut dan mempermalukan nama terhormatnya.
Jadilah malam itu Putri Buruk kembali ditinggalkan di kastil. Bangsawan Anggur, istrinya, dan Putri Baik pergi ke pesta kerajaan dengan menaiki kereta terbaik mereka.

Putri Buruk baru saja naik ke ranjangnya ketika terdengar suara ribut-ribut di halaman depan kastil. Dengan segera dia berlari ke halaman depan dan menemukan para pengawal dan pelayan sedang menangis tersedu-sedu. Putri Buruk kebingungan.
“Ada apa ini? Mengapa kalian menangis?” desak Putri Buruk.
Setelah menanyakan ke tiga orang pelayan, akhirnya dia menemukan jawaban dari pelayan tua yang selama ini menjaganya. Dan mendengar jawaban tersebut membuat Putri Buruk terkejut.
Ternyata terjadi kecelakaan di pesta Pangeran Kedamaian. Karena kesulitan dengan gaunnya, pada saat berdansa dengan Pangeran Kedamaian, Putri Baik menjatuhkan tempat lilin. Akibatnya terjadi kebakaran. Walaupun tidak ada yang terluka tapi pesta Pangeran Kedamaian menjadi kacau. Namun puncak dari semua itu adalah perkataan Putri Baik. Karena merasa malu dengan yang terjadi, Putri Baik menghina pesta tersebut karena hanya menyajikan sandwich saja untuk makan malam, dan menyalahkan Pangeran atas semua kecelakaan yang terjadi. Hal itu membuat Raja dan Pangeran Kedamaian marah besar. Saat ini Bangsawan Anggur, istrinya dan Putri Baik dipenjara. Besok mereka akan dihukum di hadapan rakyat.
Namun hal itu segera tertutupi dengan undangan dari Kerajaan Kedamaian. Seluruh kaum bangsawan dan rakyat jelata yang memiliki putri berumur dua puluh tahun diundang ke pesta Pangeran Kedamaian yang kedua puluh enam .
Banyak berita tersebar di luar. Diantaranya, berita bahwa Pangeran mencari seorang putri yang siap mendampinginya memimpin Kerajaan Kedamaian.
“Ayah…… Ayah……. Belikanlah aku baju termewah yang pernah ada, perhiasan terindah yang pernah ditemukan dan sepatu terbaik yang pernah dibuat.” Pinta Putri Baik.
Sang Bangsawan segera mengutus para pengawal dan pelayan untuk mencari semua yang dipinta Putri Baik. Dan dalam sekejap seluruh keinginan Putri Baik terpenuhi.
Putri Baik mendapatkan sebuah gaun wol yang luar biasa besar dan indah, sehingga dia terlihat kesulitan berjalan. Tapi karena itu adalah gaun terbaik, Putri Baik tetap memaksa untuk mengenakannya. Putri baik juga memperoleh sepasang sepatu kaca yang sangat menakjubkan dan sebuah kalung permata yang sangat mewah. Semuanya adalah yang terbaik sesuai permintaannya.
Putri Baik segera bersiap-siap. Dia sangat yakin di pesta Ulang tahun Pangeran Kedamaian nanti, dia akan menjadi tercantik dan terprimadona.

Tapi tidak demikian dengan Putri Buruk. Sejak pertama kali undangan dikirimkan kerajaan ke Bangsawan Anggur, dia telah mengingatkan bahwa Putri Buruk tidak akan diajak. Bangsawan takut kehadiran Putri Buruk akan membawa sial di pesta tersebut dan mempermalukan nama terhormatnya.
Jadilah malam itu Putri Buruk kembali ditinggalkan di kastil. Bangsawan Anggur, istrinya, dan Putri Baik pergi ke pesta kerajaan dengan menaiki kereta terbaik mereka.

Putri Buruk baru saja naik ke ranjangnya ketika terdengar suara ribut-ribut di halaman depan kastil. Dengan segera dia berlari ke halaman depan dan menemukan para pengawal dan pelayan sedang menangis tersedu-sedu. Putri Buruk kebingungan.
“Ada apa ini? Mengapa kalian menangis?” desak Putri Buruk.
Setelah menanyakan ke tiga orang pelayan, akhirnya dia menemukan jawaban dari pelayan tua yang selama ini menjaganya. Dan mendengar jawaban tersebut membuat Putri Buruk terkejut.
Ternyata terjadi kecelakaan di pesta Pangeran Kedamaian. Karena kesulitan dengan gaunnya, pada saat berdansa dengan Pangeran Kedamaian, Putri Baik menjatuhkan tempat lilin. Akibatnya terjadi kebakaran. Walaupun tidak ada yang terluka tapi pesta Pangeran Kedamaian menjadi kacau. Namun puncak dari semua itu adalah perkataan Putri Baik. Karena merasa malu dengan yang terjadi, Putri Baik menghina pesta tersebut karena hanya menyajikan sandwich saja untuk makan malam, dan menyalahkan Pangeran atas semua kecelakaan yang terjadi. Hal itu membuat Raja dan Pangeran Kedamaian marah besar. Saat ini Bangsawan Anggur, istrinya dan Putri Baik dipenjara. Besok mereka akan dihukum di hadapan rakyat.
Spoiler for Part 5 Putri Kembar:
Putri Buruk segera berlari ke kamarnya untuk berganti baju. Dalam sepuluh menit dia telah dalam perjalanan menuju Kerajaan Kedamaian.
“Ijinkanlah hamba menghadap Raja dan Pangeran.” Kata Putri Buruk memohon

Sudah lebih dari satu jam dia berlutut dihadapan gerbang Istana. Para Pengawal tak satupun yang mengijinkannya masuk.
Pada saat tengah malam akhirnya gerbang itu terbuka. Seorang Panglima berjanggut lebat keluar. Dia tampak sangat marah. Rupanya para pengawal memberitahukan kepadanya bahwa Putri Buruk tidak mau menyingkir dari depan gerbang.
“Berani sekali kau membuat kekacauan di istana ini. Saat ini Raja dan Pangeran sedang beristirahat. Apakah kau juga ingin di……..” tiba-tiba suara Panglima itu menghilang.
Putri Buruk kebingungan. Apa yang terjadi?
“Kalian kembar? Kalian kembar ya? Wah, pantas saja. Pantas saja” tiba-tiba Panglima berjanggut itu membantu Putri Buruk berdiri dan segera membawanya masuk.
Putri Buruk masih kebingungan ketika dia diminta untuk berdiri diam di tengah-tengah Aula Istana yang terlihat sangat berantakan. Panglima berjanggut itu bahkan dengan bersemangat berjanji akan mempertemukannya dengan Pangeran Kedamaian sebentar lagi. Walaupun tak mengerti maksudnya, Putri Buruk hanya mengangguk perlahan. Yang penting baginya adalah dapat mengahadap dan memohon pengampunan kepada Pangeran Kedamaian untuk keluarganya.
Setengah jam berlalu. Putri Buruk hampir putus asa memikirkan bahwa kemungkinan Pangeran Kedamaian tidak ingin bertemu dengannya. Namun tiba-tiba tampak seorang pemuda dan Panglima berjanggut dihadapannya.
Putri buruk segera mengenali pemuda itu. Itu adalah pimpinan pemburu yang pernah ditolongnya. Lalu Putri Buruk menyadari siapa Panglima berjanggut itu. Panglima berjanggut itu adalah pemburu berjanggut yang juga pernah ditemuinya.
Putri Buruk tersenyum senang. Dia bahagia melihat teman-teman yang dikiranya takkan pernah dilihatnya lagi.
“Aku ingat kalian. Kalian adalah Para pemburu yang tersesat itu kan?” tanya Putri Buruk senang.
“Benar. Itulah kami. Kami juga mengingat anda, Tuan Putri.” Kata pemuda itu sopan.
Putri Buruk tersenyum senang. Lalu dia teringat kembali dengan tujuannya untuk datang ke istana tersebut.
“Oh, kalau begitu dapatkah kalian mambantuku. Bantulah aku bertemu dengan Pangeran Kedamaian agar dapat memohon pengampunan untuk keluargaku” pinta Putri Buruk memelas.
Kedua orang itu saling berpandangan. Tak lama kemudian mereka tertawa bersama, membuat Putri buruk kebingungan lagi.
“Tuan putri, akulah Pangeran Kedamaian yang hendak anda temui itu” kata pemuda itu dengan senang.
Putri Buruk terkejut. Segera dia memberi hormat.
“Oh…… maafkan hamba, Pangeran. Hamba adalah rakyat hina sehingga tidak dapat mengenali……”
“Sudahlah. Tegakkan badanmu. Aku mengerti maksud kedatanganmu. Terus terang aku juga senang tuan putri dapat datang kemari dan menyelesaikan kesalahpahaman ini” kata Pangeran Kedamaian berwibawa.
Melihat kebingungan Putri Buruk, Panglima berjanggut itupun dengan seijin Pangeran Kedamaian menjelaskan apa yang terjadi.
“Pada awalnya pesta hari ini ditujukan untuk anda, Tuan Putri. Namun karena Pangeran dan hamba serta para pengawal lainnya tidak mengetahui nama anda, maka Pangeran Kerajaan meminta Baginda Raja mengadakan pesta ini untuk semua Putri. Itu sebabnya ketika Putri Baik muncul di pesta hari ini, dan kalian begitu mirip, Pangeran sangat senang. Pangeran mengira Putri Baik adalah anda. Namun sejak awal sifat Putri Baik telah mengecewakan kami. Dia terlihat sangat sombong. Dia bahkan sangat percaya diri saat mendatangi Pangeran dan memintanya berdansa. Tapi lihatlah akibatnya. Dia membuat semua kekacauan ini.” Panglima berjanggut menggeleng sedih. Putri Buruk memandang Aula Istana dengan sedih. Walaupun terlihat beberapa tirai terbakar dan meja kursi tak beraturan, Putri Buruk masih dapat melihat segala kemegahan ruangan ini.
“Terutama tutur katanya. Tutur kata seorang pelayan pun masih lebih baik daripada yang keluar dari mulutnya. Walaupun kalian memiliki kecantikan yang sama, namun kalian bagaikan langit dan bumi. Sungguh memalukan bagi sebuah keluarga memiliki Putri seperti itu” Panglima berjenggot itu terlihat geram. Putri Buruk mencoba memaklumi perasaan Pangeran dan Panglima, bagaimanapun dia juga pernah beberapa kali merasakan hal yang sama.
“Hamba mengerti. Karena itulah hamba mungkin tak layak memohon ini pada Pangeran, tapi hamba akan sangat berterima kasih apabila Pangeran dapat memaafkan perbuatan adik hamba dan dapat memohon kepada Baginda Raja untuk memaafkannya juga” Pinta Putri Buruk lirih. Dia tahu adiknya, Putri Baik salah, tapi bagaimanapun dia tetap menyayanginya sama seperti dia menyayangi ayah dan ibunya.
Pangeran mengangguk. “Sejak kedatangan tuan Putri malam ini di istana ini, aku telah memutuskan untuk membebaskan keluarga Tuan Putri. Namun perkenankanlah aku juga meminta satu hal pada tuan Putri”
“Apa itu, Pangeranku. Bila hamba mampu, hamba pasti akan melaksanakannya” Ujar Putri Buruk bersemangat.
“Pintaku adalah bersediakah Tuan Putri mendampingiku, sepanjang hidupku, memimpin kerajaan ini? Aku berjanji akan berusaha membahagiakan Tuan Putri” Pangeran tampak serius.
Putri Buruk menangis bahagia. Awalnya dia mengira akan dijadikan pelayan di istana ini, tapi ternyata Pangeran Kedamaian memintanya menjadi Permaisuri, sebuah gelar yang menjadi impian semua gadis di kerajaan ini.
Putri Buruk mengangguk bahagia.
“Dan satu hal lagi. Pintaku, kalau tidak merepotkan, selama mendampingiku, tolong buatkan sandwich buatanmu setiap hari. Aku telah meminta para koki membuatnya, tapi mereka tetap tak berhasil” Pangeran Kedamaian tampak sedikit malu, tapi Putri Buruk tak melihatnya, karena matanya tertutup air mata bahagia.
“Ijinkanlah hamba menghadap Raja dan Pangeran.” Kata Putri Buruk memohon

Sudah lebih dari satu jam dia berlutut dihadapan gerbang Istana. Para Pengawal tak satupun yang mengijinkannya masuk.
Pada saat tengah malam akhirnya gerbang itu terbuka. Seorang Panglima berjanggut lebat keluar. Dia tampak sangat marah. Rupanya para pengawal memberitahukan kepadanya bahwa Putri Buruk tidak mau menyingkir dari depan gerbang.
“Berani sekali kau membuat kekacauan di istana ini. Saat ini Raja dan Pangeran sedang beristirahat. Apakah kau juga ingin di……..” tiba-tiba suara Panglima itu menghilang.
Putri Buruk kebingungan. Apa yang terjadi?
“Kalian kembar? Kalian kembar ya? Wah, pantas saja. Pantas saja” tiba-tiba Panglima berjanggut itu membantu Putri Buruk berdiri dan segera membawanya masuk.
Putri Buruk masih kebingungan ketika dia diminta untuk berdiri diam di tengah-tengah Aula Istana yang terlihat sangat berantakan. Panglima berjanggut itu bahkan dengan bersemangat berjanji akan mempertemukannya dengan Pangeran Kedamaian sebentar lagi. Walaupun tak mengerti maksudnya, Putri Buruk hanya mengangguk perlahan. Yang penting baginya adalah dapat mengahadap dan memohon pengampunan kepada Pangeran Kedamaian untuk keluarganya.
Setengah jam berlalu. Putri Buruk hampir putus asa memikirkan bahwa kemungkinan Pangeran Kedamaian tidak ingin bertemu dengannya. Namun tiba-tiba tampak seorang pemuda dan Panglima berjanggut dihadapannya.
Putri buruk segera mengenali pemuda itu. Itu adalah pimpinan pemburu yang pernah ditolongnya. Lalu Putri Buruk menyadari siapa Panglima berjanggut itu. Panglima berjanggut itu adalah pemburu berjanggut yang juga pernah ditemuinya.
Putri Buruk tersenyum senang. Dia bahagia melihat teman-teman yang dikiranya takkan pernah dilihatnya lagi.
“Aku ingat kalian. Kalian adalah Para pemburu yang tersesat itu kan?” tanya Putri Buruk senang.
“Benar. Itulah kami. Kami juga mengingat anda, Tuan Putri.” Kata pemuda itu sopan.
Putri Buruk tersenyum senang. Lalu dia teringat kembali dengan tujuannya untuk datang ke istana tersebut.
“Oh, kalau begitu dapatkah kalian mambantuku. Bantulah aku bertemu dengan Pangeran Kedamaian agar dapat memohon pengampunan untuk keluargaku” pinta Putri Buruk memelas.
Kedua orang itu saling berpandangan. Tak lama kemudian mereka tertawa bersama, membuat Putri buruk kebingungan lagi.
“Tuan putri, akulah Pangeran Kedamaian yang hendak anda temui itu” kata pemuda itu dengan senang.
Putri Buruk terkejut. Segera dia memberi hormat.
“Oh…… maafkan hamba, Pangeran. Hamba adalah rakyat hina sehingga tidak dapat mengenali……”
“Sudahlah. Tegakkan badanmu. Aku mengerti maksud kedatanganmu. Terus terang aku juga senang tuan putri dapat datang kemari dan menyelesaikan kesalahpahaman ini” kata Pangeran Kedamaian berwibawa.
Melihat kebingungan Putri Buruk, Panglima berjanggut itupun dengan seijin Pangeran Kedamaian menjelaskan apa yang terjadi.
“Pada awalnya pesta hari ini ditujukan untuk anda, Tuan Putri. Namun karena Pangeran dan hamba serta para pengawal lainnya tidak mengetahui nama anda, maka Pangeran Kerajaan meminta Baginda Raja mengadakan pesta ini untuk semua Putri. Itu sebabnya ketika Putri Baik muncul di pesta hari ini, dan kalian begitu mirip, Pangeran sangat senang. Pangeran mengira Putri Baik adalah anda. Namun sejak awal sifat Putri Baik telah mengecewakan kami. Dia terlihat sangat sombong. Dia bahkan sangat percaya diri saat mendatangi Pangeran dan memintanya berdansa. Tapi lihatlah akibatnya. Dia membuat semua kekacauan ini.” Panglima berjanggut menggeleng sedih. Putri Buruk memandang Aula Istana dengan sedih. Walaupun terlihat beberapa tirai terbakar dan meja kursi tak beraturan, Putri Buruk masih dapat melihat segala kemegahan ruangan ini.
“Terutama tutur katanya. Tutur kata seorang pelayan pun masih lebih baik daripada yang keluar dari mulutnya. Walaupun kalian memiliki kecantikan yang sama, namun kalian bagaikan langit dan bumi. Sungguh memalukan bagi sebuah keluarga memiliki Putri seperti itu” Panglima berjenggot itu terlihat geram. Putri Buruk mencoba memaklumi perasaan Pangeran dan Panglima, bagaimanapun dia juga pernah beberapa kali merasakan hal yang sama.
“Hamba mengerti. Karena itulah hamba mungkin tak layak memohon ini pada Pangeran, tapi hamba akan sangat berterima kasih apabila Pangeran dapat memaafkan perbuatan adik hamba dan dapat memohon kepada Baginda Raja untuk memaafkannya juga” Pinta Putri Buruk lirih. Dia tahu adiknya, Putri Baik salah, tapi bagaimanapun dia tetap menyayanginya sama seperti dia menyayangi ayah dan ibunya.
Pangeran mengangguk. “Sejak kedatangan tuan Putri malam ini di istana ini, aku telah memutuskan untuk membebaskan keluarga Tuan Putri. Namun perkenankanlah aku juga meminta satu hal pada tuan Putri”
“Apa itu, Pangeranku. Bila hamba mampu, hamba pasti akan melaksanakannya” Ujar Putri Buruk bersemangat.
“Pintaku adalah bersediakah Tuan Putri mendampingiku, sepanjang hidupku, memimpin kerajaan ini? Aku berjanji akan berusaha membahagiakan Tuan Putri” Pangeran tampak serius.
Putri Buruk menangis bahagia. Awalnya dia mengira akan dijadikan pelayan di istana ini, tapi ternyata Pangeran Kedamaian memintanya menjadi Permaisuri, sebuah gelar yang menjadi impian semua gadis di kerajaan ini.
Putri Buruk mengangguk bahagia.
“Dan satu hal lagi. Pintaku, kalau tidak merepotkan, selama mendampingiku, tolong buatkan sandwich buatanmu setiap hari. Aku telah meminta para koki membuatnya, tapi mereka tetap tak berhasil” Pangeran Kedamaian tampak sedikit malu, tapi Putri Buruk tak melihatnya, karena matanya tertutup air mata bahagia.
Spoiler for Part 6 Putri Kembar:
Akhirnya, pada awal musim semi, walaupun Bangsawan Anggur, istrinya dan Putri Baik tidak dihukum, namun Bangsawan Anggur dicabut dari jabatannya sebagai menteri ekonomi. Dan seminggu kemudian Pangeran Kedamaian melakukan pernikahan dengan Putri pilihannya.

Dan karena perintah Baginda Raja serta atas persetujuan Putri Buruk, maka nama Putri Buruk berubah menjadi Putri Bahagia. Sehingga pada saat Pangeran menggantikan ayahnya menjadi Raja, maka nama kerajaan itupun berubah menjadi Kerajaan Kedamaian Bahagia, dengan ikon Sandwich Bahagia yang selalu hadir untuk menjamu para tamu-tamu kerajaan.

Dan karena perintah Baginda Raja serta atas persetujuan Putri Buruk, maka nama Putri Buruk berubah menjadi Putri Bahagia. Sehingga pada saat Pangeran menggantikan ayahnya menjadi Raja, maka nama kerajaan itupun berubah menjadi Kerajaan Kedamaian Bahagia, dengan ikon Sandwich Bahagia yang selalu hadir untuk menjamu para tamu-tamu kerajaan.
Semoga dongeng ini dapat menghibur semua kalangan dan dapat diceritain ke anak-anak kecil di sekitar kita........


PS: Semua ilustrasi Ane ambil dr Mbah Google


anasabila memberi reputasi
1
4.8K
Kutip
1
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan