- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Dongeng Anak-anak buatan Ane.........


TS
sun81
Dongeng Anak-anak buatan Ane.........
Maaf sebelumnya kalau Ane salah kamar ya!! Ane hanya ingin berbagi cerita anak-anak yang telah lama Ane karang n tersimpan di Laptop Ane........Harapannya semoga bisa didongengkan para orang tua ke anak-anak mereka sepanjang zaman.........
Syukur2 kalau bisa sepopuler dongeng Cinderela atau Putri Salju.......

Demikian Dongeng buatan Ane..........Mohon kiranya orang tua yang memiliki putra-putri kecil dapat menceritakan ini walaupun hanya sekali ke anak-anak mereka ya!! Terima kasih sebelumnya sudah berkenan membacanya.........
Saran n Kritik dipersilahkan...
.......PS: Semua image berasal dari Google dan sepenuhnya milik para designernya.
Syukur2 kalau bisa sepopuler dongeng Cinderela atau Putri Salju.......

Judulnya : Putri CupCake

Spoiler for Dongeng Anak-Anak:
Disuatu masa di dunia, suatu masa saat tidak ada pagi tanpa nyanyian burung, saat seluruh bukit masih hijau dinaungi langit biru cerah, dan saat semua bunga bermekaran sepanjang waktu, terdapat sebuah kerajaan yang damai dan makmur. Seluruh rakyatnya hidup berkecukupan dan semua bahan pokok kehidupan tersedia melimpah. Tak ada sawah yang tak menghasilkan padi, tak ada sayur yang gagal panen, dan tak ada kambing serta sapi yang kurus dan tak menghasilkan susu.

Kerajaan itu terletak di ujung Timur dunia dan memiliki seorang putra mahkota yang biasa dipanggil Pangeran. Dengan wajah tampan, tubuh tinggi dan sifat yang baik hati, Pangeran merupakan impian seluruh gadis. Pangeran juga sangat pandai memanah dan menunggang kuda. Setiap hari dia bersama pegawai kerajaan dan berpuluh-puluh pengawal mengelilingi daerah kerajaan. Ayahnya, Sang Raja, mengajarkannya untuk selalu dekat dengan rakyat sehingga dia dapat mengetahui apa saja yang dibutuhkan rakyatnya, kelak setelah dia menggantikan ayahnya.
Pagi berganti malam, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Tepat saat bulan purnama ke delapan tahun keenam ratus kerajaan tersebut, Pangeran mengadakan pesta ulang tahun ke dua puluh dan mengundang seluruh rakyatnya. Semua orang bergembira. Berbagai makanan, minuman, dan kembang api menemani para tamu pesta tersebut.
Menjelang tengah malam, Sang Raja memanggil Pangeran. Saat semua orang bergembira di luar, Sang Raja berdiskusi serius dengan Pangeran.
“Hai, anakku” kata Sang Raja berwibawa “ Satu tahun lagi ayah memutuskan untuk menyerahkan kerajaan ini kepadamu. Itu sebabnya ayah ingin engkau, putra tercintaku, untuk dapat memilih seorang gadis yang akan mendampingimu sepanjang perjalananmu menjadi raja”
Pangeran terkejut. “Tapi, ayah……. Saat ini saya bahkan belum menemukan gadis yang kucintai. Bagaimana aku dapat memilih seorang gadis menjadi pasangan hidupku?” kata Pangeran risau.
Raja mengangangguk perlahan. Dia mengerti bagaimana sulitnya memilih istri yang tepat. Tapi semuanya selalu ada jalan. Sang Raja tahu Pangeran selain suka berdansa, dan mendengar musik, Pangeran juga suka sekali dengan cake. Sejak kecil Pangeran selalu makan cake setiap harinya.
“Baiklah. Ayah akan mengadakan sayembara. Nanti kamu yang akan memilih siapa yang pantas untuk mendampingimu” kata Sang Raja.
Sang Raja lalu menjelaskan seluruh rencananya kepada Pangeran yang langsung menyetujuinya. Tanpa membuang waktu, dipanggillah pegawai kerajaan yang akan mengumumkan sayembara itu kepada seluruh rakyat.
Saat itu, mentari masih tersembunyi di balik gunung, ayam-ayam baru saja berkokok dan embun pagi masih belum menguap, ketika para pengawal sibuk menempelkan pengumuman sayembara ke setiap sudut jalan dan gang. Di kota dan di desa.

Kerajaan itu terletak di ujung Timur dunia dan memiliki seorang putra mahkota yang biasa dipanggil Pangeran. Dengan wajah tampan, tubuh tinggi dan sifat yang baik hati, Pangeran merupakan impian seluruh gadis. Pangeran juga sangat pandai memanah dan menunggang kuda. Setiap hari dia bersama pegawai kerajaan dan berpuluh-puluh pengawal mengelilingi daerah kerajaan. Ayahnya, Sang Raja, mengajarkannya untuk selalu dekat dengan rakyat sehingga dia dapat mengetahui apa saja yang dibutuhkan rakyatnya, kelak setelah dia menggantikan ayahnya.
Pagi berganti malam, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Tepat saat bulan purnama ke delapan tahun keenam ratus kerajaan tersebut, Pangeran mengadakan pesta ulang tahun ke dua puluh dan mengundang seluruh rakyatnya. Semua orang bergembira. Berbagai makanan, minuman, dan kembang api menemani para tamu pesta tersebut.
Menjelang tengah malam, Sang Raja memanggil Pangeran. Saat semua orang bergembira di luar, Sang Raja berdiskusi serius dengan Pangeran.
“Hai, anakku” kata Sang Raja berwibawa “ Satu tahun lagi ayah memutuskan untuk menyerahkan kerajaan ini kepadamu. Itu sebabnya ayah ingin engkau, putra tercintaku, untuk dapat memilih seorang gadis yang akan mendampingimu sepanjang perjalananmu menjadi raja”
Pangeran terkejut. “Tapi, ayah……. Saat ini saya bahkan belum menemukan gadis yang kucintai. Bagaimana aku dapat memilih seorang gadis menjadi pasangan hidupku?” kata Pangeran risau.
Raja mengangangguk perlahan. Dia mengerti bagaimana sulitnya memilih istri yang tepat. Tapi semuanya selalu ada jalan. Sang Raja tahu Pangeran selain suka berdansa, dan mendengar musik, Pangeran juga suka sekali dengan cake. Sejak kecil Pangeran selalu makan cake setiap harinya.
“Baiklah. Ayah akan mengadakan sayembara. Nanti kamu yang akan memilih siapa yang pantas untuk mendampingimu” kata Sang Raja.
Sang Raja lalu menjelaskan seluruh rencananya kepada Pangeran yang langsung menyetujuinya. Tanpa membuang waktu, dipanggillah pegawai kerajaan yang akan mengumumkan sayembara itu kepada seluruh rakyat.
Saat itu, mentari masih tersembunyi di balik gunung, ayam-ayam baru saja berkokok dan embun pagi masih belum menguap, ketika para pengawal sibuk menempelkan pengumuman sayembara ke setiap sudut jalan dan gang. Di kota dan di desa.
Spoiler for Sayembara:
“SAYEMBARA : Kepada semua putri-putri yang siap menikah.

Menjelang pengangkatan Pangeran sebagai Raja, maka saat ini Pangeran siap untuk memilih pendamping hidupnya baik dalam suka maupun duka melalui sebuah sayembara.
Sayembara ini mensyaratkan seluruh peserta sayembara harus dapat berdansa dengan anggun, bermain alat musik dengan indah, dan mampu membuat cake yang lezat.
Sayembara akan diadakan di Aula Kerajaan, saat malam bulan purnama kesembilan. Semua putri yang mengikuti sayembara harus memakai gaun indah, membawa alat musik sendiri dan membawa sendiri semua kebutuhannya untuk membuat cake. Semua putri dapat membawa seorang pendamping untuk membantunya.
Penilaian akan dilakukan oleh Pangeran dan tidak dapat diganggu gugat. Siapa pun pemenangnya akan dinikahi Pangeran dan menjadi Pendamping Pangeran selama-lamanya”
[/B]

Menjelang pengangkatan Pangeran sebagai Raja, maka saat ini Pangeran siap untuk memilih pendamping hidupnya baik dalam suka maupun duka melalui sebuah sayembara.
Sayembara ini mensyaratkan seluruh peserta sayembara harus dapat berdansa dengan anggun, bermain alat musik dengan indah, dan mampu membuat cake yang lezat.
Sayembara akan diadakan di Aula Kerajaan, saat malam bulan purnama kesembilan. Semua putri yang mengikuti sayembara harus memakai gaun indah, membawa alat musik sendiri dan membawa sendiri semua kebutuhannya untuk membuat cake. Semua putri dapat membawa seorang pendamping untuk membantunya.
Penilaian akan dilakukan oleh Pangeran dan tidak dapat diganggu gugat. Siapa pun pemenangnya akan dinikahi Pangeran dan menjadi Pendamping Pangeran selama-lamanya”
[/B]
Spoiler for Dongeng Anak-anak 2:
Seluruh rakyat bersemangat membaca pengumuman itu. Banyak yang menyiapkan putri-putri mereka, banyak pula yang mengira-ngira siapa yang pantas untuk mendampingi pangeran. Seluruh pelosok kota dan desa, setiap sudut jalan dan pasar sibuk membahas sayembara yang mengejutkan itu.
“Pangeran sangat bijaksana. Dia tidak hanya akan memilih istri yang menyenangkan tapi juga dapat membuat kue” Kata seorang penjahit tua senang.
“Pangeran adalah sosok yang tepat untuk menjadi raja. Dia sangat dekat dengan rakyatnya. Itu sebabnya dia juga harus mencari istri yang mampu membaur dengan rakyatnya. Tidak hanya untuk bersenang-senang saja” Seru seorang tukang buah gembira.
“Pangeran sangat baik hati. Dia dan pengawalnya pernah membantu membangun terasku yang ambruk. Seorang putri yang dapat berdansa dengan anggun, memainkan musik dengan indah, dan membuat cake yang lezat, adalah pilihan tepat untuk Pangeran dan Kerajaan ini” Ujar seorang pengrajin pedang bersemangat.
Seluruh rakyat merasakan kegembiraan untuk Pangeran mereka. Bahkan setiap saat bertemu dengan Pangeran, mereka selalu mengutarakan dukungan agar Pangeran dapat memperoleh istri yang cantik dan baik seperti ibunya, Sang Permaisuri.

Tapi, ternyata tidak demikian dengan para putri. Mereka jengkel, marah, dan kebingungan. Banyak diantara mereka yang cantik dan pandai berdansa, tapi sedikit yang dapat bermain musik, dan tidak ada yang dapat membuat cake.
“Ini tidak mungkin. Pasti ada yang salah dengan sayembara itu” Seru Putri Kuning kesal.
“Aku tak mungkin memasak cake. Aku bahkan tidak pernah masuk ke dapur” teriak Putri Ungu marah
“Pangeran sangat jahat. Membuat cake adalah syarat tak masuk akal untuk menjadi Permaisuri” kata Putri Putih sambil menangis.
Semua putri putus asa. Selama ini yang membuat cake hanyalah ibu-ibu, nenek-nenek, ataupun para koki yang terlatih. Dan tak satupun yang memiliki umur sebaya dengan Pangeran. Hal itu membuat keluarga para putri kebingungan. Mereka melakukan berbagai cara untuk menyiapkan putri-putri mereka.
“Anakku, ini adalah ibu Labu. Dia sangat terkenal dengan berbagai cake buatannya. Dia akan melatihmu dan membantumu pada sayembara itu” Kata ayah Putri Hijau antusias. Putri Hijau sangat senang. Langsung saja dia dan ibu Labu merancang cake yang tepat untuk sayembara. Seluruh bahan cake mereka pilih yang termahal.
“Putri Biru, janganlah khawatir. Bibi Anggrek akan membantumu. Dia sudah bekerja di keluarga kita selama dua puluh tahun dan tak ada satupun cake buatannya yang mengecewakan” kata ibu Putri Biru memberikan semangat. Putri Biru tersenyum puas. Dia tahu Bibi Anggrek adalah koki yang handal. Mereka pun pergi berbelanja membeli seluruh bahan-bahan cake yang spesial dan langka untuk sayembara tersebut.
“Putriku, berlatihlah dengan Bibi Krim. Dan biarkan dia membantumu untuk sayembara itu” Kata ibu Putri Merah gembira. Putri Merah mengangguk semangat. Bibi Krim adalah saudara ayahnya. Dia sangat baik hati dan seluruh masakannya terasa istimewa.
Maka dimulailah hari-hari penuh perjuangan para putri. Setiap hari mereka berlatih di dapur, mencampur terigu, telur, gula, mentega dan berbagai bahan istimewa untuk menciptakan cake terlezat yang pernah diciptakan dan disajikan di kerajaan. Setiap hari seluruh ruangan rumah dan jalan-jalan disekitarnya dipenuhi keharuman cake hasil karya para putri dan pembimbingnya.
Hingga tibalah di malam penentuan. Seluruh rakyat berbondong-bondong menuju ke halaman istana. Mereka semua penasaran melihat putri-putri siapa yang akan mengikuti sayembara itu. Pukul tujuh malam Aula Kerajaan dibuka.
Kereta pertama sampai. Putri Biru bersama Bibi Anggrek turun. Pakaian mereka sangat indah. Mereka membawa sekarung bahan-bahan buatan cake, sepuluh lusin bunga berbagai warna, dan sebuah kecapi. Dengan dibantu pengawal kerajaan mereka bersiap-siap di aula.
Semenit kemudian kereta kedua juga sampai. Putri Hijau turun bersama Ibu Labu. Baju mereka pun sangat indah. Karung bahan-bahan cake mereka sangat besar sehingga perlu tiga pengawal kerajaan untuk mengangkatnya. Putri Hijau juga membawa harpa kecil dari emas.
Dan kereta ketiga pun tiba. Putri Merah turun bersama seorang pria bungkuk, Paman Krim. Semua orang terkejut. Gaun Putri Merah sangat indah, tapi pakaian Paman Krim sangat sederhana. Selain hanya membawa seruling bambu, Putri Merah juga hanya membawa sekantung kecil bahan-bahan untuk cake. Banyak rakyat berbisik-bisik menyatakan pendapat mereka.
“Dia pasti bermimpi jika dapat menang dengan cara seperti itu”
“Putri Merah sudah putus asa”
“Kasihan sekali. Dia tidak melihat bagaimana putri-putri lain memiliki persiapan yang sangat baik dibandingkan dia”
Putri Merah tersenyum. Dia sambil digandeng Paman Krim tanpa dibantu pengawal kerajaan memasuki Aula dan bersiap-siap.
Setelah menunggu lima menit, dan tak ada lagi putri lain yang datang, sayembara itupun dimulai. Pertama-tama Pangeran berdansa bergantian dengan Putri Biru, Putri Hijau, dan Putri Merah. Setiap Putri terlihat sangat anggun dan bahagia.
Lalu tibalah saatnya sayembara untuk memainkan alat musik. Putri Hijau mendapatkan kesempatan pertama untuk memainkan harpanya. Suara bagaikan dentingan ranting pohon yang harmonis dan menarik hati terdengar menggoda.
Selanjutnya Putri Biru memainkan kecapinya. Suara kecapinya bagaikan aliran sungai yang lembut terdengar menghanyutkan. Membuat semua pendengar senang.
Dan akhirnya, Putri Merah tampil. Suara sulingnya bagaikan suara burung yang bernyanyi. Mengalun indah membuat semua penonton merasakan kedamaian.
Sang Raja dan Permaisuri tersenyum senang. Semua putri tampil sempurna. Ini saatnya sayembara terakhir. Para Putri diminta mengenalkan para pendampingnya.
“Rajaku, Ratuku dan Pangeranku. Perkenalkanlah aku adalah Putri Hijau. Bersamaku saat ini adalah Ibu Labu. Dia adalah pembuat cake yang sangat terkenal. Bahkan menurutnya Pangeran beberapa kali sempat mencicipi cake buatannya” kata Putri Hijau senang.
“Rajaku, Ratuku dan Pangeranku. Perkenankanlah aku, Putri Biru, memperkenalkan Bibi Anggrek. Dia adalah juru masak keluargaku, dan juga koki yang sangat luar biasa. Setiap ulang tahun Pangeran, Bibi Anggrek selalu diminta mengirimkan makanan penutup untuk pesta tersebut” kata Putri Biru bangga.
“Selamat malam Rajaku, Ratuku, dan Pangeranku. Saat ini aku, Putri Merah didampingi oleh pamanku, Paman Krim. Dia adalah seorang petani. Dia tinggal diluar kota dan menikah dengan bibiku, Bibi Krim. Malam ini, karena kambing mereka baru melahirkan, Paman Krim yang mendampingiku menggantikan Bibi yang juga dokter hewan” Kata Putri Merah bersemangat.
Seluruh penghuni Aula sibuk berbisik-bisik. Membanding-bandingkan semua putri, dan menduga siapa yang pantas menjadi pendamping Pangeran.
Para peserta diberikan waktu tiga jam untuk membuat cake kreasi mereka. Keenam orang tersebut lalu terlihat sangat sibuk. Waktu berlalu dengan cepat. Tepat tengah malam, bel istana berbunyi enam kali menandakan waktu telah selesai. Keputusan pemenang sayembara akan segera diketahui. Seluruh rakyat sangat antusias. Begitupula Raja dan Ratu.
Ketiga putri membawa hasil kreasi cake mereka. Putri Hijau membawa sebuah cake berhias krim putih yang sangat besar. Tiga susun. Cake itu begitu besar hingga Putri Hijau membutuhkan dua pengawal untuk membantunya membawa cake itu ke hadapan Pangeran diiringi tepuk tangan kagum akan kemampuan si Putri..
Dibelakangnya terdapat Putri Biru yang berjalan perlahan. Cakenya adalah cake berbentuk taman yang indah. Seluruh sudut cake berhiaskan bunga-bunga segar dan sangat indah. Dengan melihat dari balik rimbunnya bunga di cake, Putri Biru berhasil meletakkan cakenya di hadapan Sang Pangeran. Seluruh ruangan bergemuruh bertepuk tangan kagum akan ide si putri.
Sementara dari belakang Putri Biru, Putri Merah tampak mengangkat sebuah nampan yang berisi cake. Cake buatannya sangat kecil sehingga hanya menyerupai cangkir teh. Cake kecil itu berjumlah delapan buah. Masing-masing dihiasi dengan coklat, buah strawberry, dan krim berbagai warna. Sangat unik, dan lucu. Seluruh kaum wanita yang berada di Aula termasuk Permaisuri terlihat sangat tertarik. Belum pernah mereka melihat cake sekecil dan seceria itu.
Saatnya penilaian. Dengan perlahan Pangeran memotong cake buatan Putri Hijau yang sangat tebal. Dicicipinya dan dia mengangguk perlahan. Putri Hijau sangat senang.

Pangeran lalu berjalan menuju cake buatan Putri Biru. Setelah kesulitan menemukan cakenya diantara rimbunan bunga, Pangeran akhirnya berhasil memotong cake tersebut. Dicicipinya dan mengangguk perlahan. Putri Biru kegirangan.

Meja ketiga. Pangeran menatap cake-cake kecil di hadapannya. Dia bingung memutuskan yang mana yang harus dimakannya. Apakah yang dihiasi krim berwarna merah, kuning, hijau, biru, atau ungu? Atau juga yang bertaburan coklat, strawberry atau kacang. Tanpa bantuan pisau, Pangeran mencicipi cake kecil berhias krim merah dengan taburan coklat. Pangeran tersenyum dan berbalik mengahadap sang Raja dan Ratu.

“Ayahanda dan Ibunda, aku telah menemukan pendampingku” Kata Pangeran bahagia.
Seluruh ruangan sunyi senyap. Bahkan seluruh rakyat di halaman istana terdiam. Semua tegang menunggu hasil keputusan Pangeran.
Dengan lembut Pangeran menuntun Putri Merah maju ke hadapan Raja dan Ratu. Seluruh ruangan bertepuk tangan. Seluruh rakyat bersorak. Mereka turut bahagia.
Sang Raja lalu melihat raut kecewa Putri Hijau dan Putri Biru. Walaupun dia telah menyerahkan seluruh keputusan kepada Pangeran, tapi dia juga yakin Pangeran dapat memberikan penjelasan mengapa memilih Putri Merah sebagai pendampingnya.
“Anakku, ayah dan ibu sangat berbahagia. Engkau telah memutuskan Putri Merah mendampingimu dan itu adalah hal yang sangat membanggakan. Namun perkenankanlah ayahmu ini bertanya hal-hal apa saja yang membuatmu yakin memilih Putri Merah sebagai pendamping hidupmu” kata sang Raja bijaksana.
Seluruh ruangan sunyi senyap. Tampaknya seluruh tamu undangan juga penasaran.
Sambil tersenyum Pangeran memberikan penjelasannya.
“Ayahanda dan ibunda perkenankanlah aku memberikan penjelasan. Terus terang awalnya aku pun bingung. Putri Hijau, Putri Biru dan Putri Merah berdansa dengan sangat anggun. Permainan musik mereka pun sangat indah. Tak diragukan mereka adalah putri-putri sejati. Sampai aku mencicipi cake buatan mereka. Cake Putri Hijau begitu besar, dengan krim yang sangat tebal. Rasanya cukup enak, tapi aku tak mungkin menghabiskan seluruh cake itu. Krimnya pun membuatku cepat bosan. Lalu cake Putri Biru. Cakenya seperti taman Istana. Penuh dengan bunga dan sangat indah. Tapi bunga yang menghiasi cake tersebut membuatku kesulitan menemukan cakenya. Walaupun cakenya cukup lezat tapi cakenya tidak memberikan rasa khusus. Jadi menurutku Putri Biru lebih mengedepankan hiasan untuk cake itu daripada rasanya. Dan akhirnya cake buatan Putri Merah. Cake itu begitu kecil sehingga aku tak perlu pisau untuk mengirisnya. Cake itu juga begitu menarik sehingga membuatku bingung dan penasaran akan rasanya. Selain dihiasi dengan indah, cake itu juga ternyata sangat istimewa. Entah mengapa aku merasa sangat bahagia ketika makan cake buatan Putri Merah” kata Pangeran sambil memandang Putri Merah yang tersenyum lembut.
Sang Raja mengangguk. Dia memandang Putri Merah dengan seksama. Wajah Putri Merah yang berbingkai rambut hitamnya terlihat bercahaya.
“Hai, Putri Merah. Dapatkah engkau menjelaskan kepada kami semua apa yang menyebabkan anda membuat cake seunik dan seistimewa ini? Apakah Rahasianya?” Tanya sang Raja bersemangat.
“Tentu saja, Rajaku” kata Putri Merah “Awalnya aku tak tahu sedikitpun cara membuat Cake. Aku selalu gagal di awal-awal masa belajar. Aku bahkan hampir menyerah. Namun Bibi Krim meyakinkanku untuk tidak khawatir. Bibi Krim selalu menekankan selain keahlian membuat cake, cake juga akan terasa luar biasa lezat jika dibuat dari bahan-bahan yang istimewa. Bahan-bahan istimewa itu bukanlah bahan-bahan mahal, melainkan bahan-bahan yang berkualitas istimewa. Karena itulah aku menggunakan susu segar yang diambil langsung dari sapi yang dipelihara penuh cinta oleh Paman Krim. Aku juga menggunakan Buah-buah yang ditanam penuh cinta oleh Bibi Krim. Namun di atas semua itu, seperti kata Paman dan Bibi Krim, seluruh hal yang dilakukan dengan cinta yang besar akan memberikan hasil yang luar biasa. Begitu pula sebuah cake. Walaupun seluruh bahan yang digunakan adalah sama tapi perasaan sang pembuatlah yang membedakannya. Itulah mengapa aku tak membuat cake yang besar ataupun sulit, karena aku akan cepat lelah dan mungkin putus asa. Aku ingin membuat cake dengan perasaan bahagia dan penuh cinta”
Seluruh ruangan berdecak kagum. Putri Merah menjelaskan hal yang selama ini mereka abaikan. Raja, Ratu, Pangeran dan seluruh tamu bahkan Putri Hijau dan Putri Biru bertepuk tangan. Malam itu bukan hanya Pangeran yang menemukan pasangan hidupnya, tapi seluruh orang yang mendengar pernyataan Putri Merah menemukan arti sebuah kata yang disebut “Istimewa”. Dan sejak hari itu seluruh kerajaan mengenal cake buatan Putri Merah dengan sebutan Cupcake karena bentuknya yang seperti cangkir. Putri Merah bahkan sering dipanggil Putri Cupcake sejak malam itu. Cupcake menjadi sangat terkenal. Cupcake disukai oleh semua orang. Pria maupun wanita. Tua maupun muda menyukai Cupcake.

Dan akhirnya, pada bulan purnama kesepuluh, sekali lagi kerajaan itu bersama-sama rakyatnya mengadakan pesta. Pesta itu adalah pesta termeriah yang pernah dilakukan. Malam itu Pangeran menikah dengan Putri Merah. Seluruh jalan dihiasi lampion warna-warni yang indah. Berbagai jenis makanan dan minuman tersaji. Kembang api dinyalakan terus menerus sepanjang malam. Dan tak lupa cupcake seperti buatan Putri Merah tersaji dengan berbagai warna-warni yang ceria.
Dan kerajaan itu bersama seluruh rakyatnya hidup damai, makmur dan bahagia penuh cinta seperti Pangeran dan Putri Merah.
“Pangeran sangat bijaksana. Dia tidak hanya akan memilih istri yang menyenangkan tapi juga dapat membuat kue” Kata seorang penjahit tua senang.
“Pangeran adalah sosok yang tepat untuk menjadi raja. Dia sangat dekat dengan rakyatnya. Itu sebabnya dia juga harus mencari istri yang mampu membaur dengan rakyatnya. Tidak hanya untuk bersenang-senang saja” Seru seorang tukang buah gembira.
“Pangeran sangat baik hati. Dia dan pengawalnya pernah membantu membangun terasku yang ambruk. Seorang putri yang dapat berdansa dengan anggun, memainkan musik dengan indah, dan membuat cake yang lezat, adalah pilihan tepat untuk Pangeran dan Kerajaan ini” Ujar seorang pengrajin pedang bersemangat.
Seluruh rakyat merasakan kegembiraan untuk Pangeran mereka. Bahkan setiap saat bertemu dengan Pangeran, mereka selalu mengutarakan dukungan agar Pangeran dapat memperoleh istri yang cantik dan baik seperti ibunya, Sang Permaisuri.

Tapi, ternyata tidak demikian dengan para putri. Mereka jengkel, marah, dan kebingungan. Banyak diantara mereka yang cantik dan pandai berdansa, tapi sedikit yang dapat bermain musik, dan tidak ada yang dapat membuat cake.
“Ini tidak mungkin. Pasti ada yang salah dengan sayembara itu” Seru Putri Kuning kesal.
“Aku tak mungkin memasak cake. Aku bahkan tidak pernah masuk ke dapur” teriak Putri Ungu marah
“Pangeran sangat jahat. Membuat cake adalah syarat tak masuk akal untuk menjadi Permaisuri” kata Putri Putih sambil menangis.
Semua putri putus asa. Selama ini yang membuat cake hanyalah ibu-ibu, nenek-nenek, ataupun para koki yang terlatih. Dan tak satupun yang memiliki umur sebaya dengan Pangeran. Hal itu membuat keluarga para putri kebingungan. Mereka melakukan berbagai cara untuk menyiapkan putri-putri mereka.
“Anakku, ini adalah ibu Labu. Dia sangat terkenal dengan berbagai cake buatannya. Dia akan melatihmu dan membantumu pada sayembara itu” Kata ayah Putri Hijau antusias. Putri Hijau sangat senang. Langsung saja dia dan ibu Labu merancang cake yang tepat untuk sayembara. Seluruh bahan cake mereka pilih yang termahal.
“Putri Biru, janganlah khawatir. Bibi Anggrek akan membantumu. Dia sudah bekerja di keluarga kita selama dua puluh tahun dan tak ada satupun cake buatannya yang mengecewakan” kata ibu Putri Biru memberikan semangat. Putri Biru tersenyum puas. Dia tahu Bibi Anggrek adalah koki yang handal. Mereka pun pergi berbelanja membeli seluruh bahan-bahan cake yang spesial dan langka untuk sayembara tersebut.
“Putriku, berlatihlah dengan Bibi Krim. Dan biarkan dia membantumu untuk sayembara itu” Kata ibu Putri Merah gembira. Putri Merah mengangguk semangat. Bibi Krim adalah saudara ayahnya. Dia sangat baik hati dan seluruh masakannya terasa istimewa.
Maka dimulailah hari-hari penuh perjuangan para putri. Setiap hari mereka berlatih di dapur, mencampur terigu, telur, gula, mentega dan berbagai bahan istimewa untuk menciptakan cake terlezat yang pernah diciptakan dan disajikan di kerajaan. Setiap hari seluruh ruangan rumah dan jalan-jalan disekitarnya dipenuhi keharuman cake hasil karya para putri dan pembimbingnya.
Hingga tibalah di malam penentuan. Seluruh rakyat berbondong-bondong menuju ke halaman istana. Mereka semua penasaran melihat putri-putri siapa yang akan mengikuti sayembara itu. Pukul tujuh malam Aula Kerajaan dibuka.
Kereta pertama sampai. Putri Biru bersama Bibi Anggrek turun. Pakaian mereka sangat indah. Mereka membawa sekarung bahan-bahan buatan cake, sepuluh lusin bunga berbagai warna, dan sebuah kecapi. Dengan dibantu pengawal kerajaan mereka bersiap-siap di aula.
Semenit kemudian kereta kedua juga sampai. Putri Hijau turun bersama Ibu Labu. Baju mereka pun sangat indah. Karung bahan-bahan cake mereka sangat besar sehingga perlu tiga pengawal kerajaan untuk mengangkatnya. Putri Hijau juga membawa harpa kecil dari emas.
Dan kereta ketiga pun tiba. Putri Merah turun bersama seorang pria bungkuk, Paman Krim. Semua orang terkejut. Gaun Putri Merah sangat indah, tapi pakaian Paman Krim sangat sederhana. Selain hanya membawa seruling bambu, Putri Merah juga hanya membawa sekantung kecil bahan-bahan untuk cake. Banyak rakyat berbisik-bisik menyatakan pendapat mereka.
“Dia pasti bermimpi jika dapat menang dengan cara seperti itu”
“Putri Merah sudah putus asa”
“Kasihan sekali. Dia tidak melihat bagaimana putri-putri lain memiliki persiapan yang sangat baik dibandingkan dia”
Putri Merah tersenyum. Dia sambil digandeng Paman Krim tanpa dibantu pengawal kerajaan memasuki Aula dan bersiap-siap.
Setelah menunggu lima menit, dan tak ada lagi putri lain yang datang, sayembara itupun dimulai. Pertama-tama Pangeran berdansa bergantian dengan Putri Biru, Putri Hijau, dan Putri Merah. Setiap Putri terlihat sangat anggun dan bahagia.
Lalu tibalah saatnya sayembara untuk memainkan alat musik. Putri Hijau mendapatkan kesempatan pertama untuk memainkan harpanya. Suara bagaikan dentingan ranting pohon yang harmonis dan menarik hati terdengar menggoda.
Selanjutnya Putri Biru memainkan kecapinya. Suara kecapinya bagaikan aliran sungai yang lembut terdengar menghanyutkan. Membuat semua pendengar senang.
Dan akhirnya, Putri Merah tampil. Suara sulingnya bagaikan suara burung yang bernyanyi. Mengalun indah membuat semua penonton merasakan kedamaian.
Sang Raja dan Permaisuri tersenyum senang. Semua putri tampil sempurna. Ini saatnya sayembara terakhir. Para Putri diminta mengenalkan para pendampingnya.
“Rajaku, Ratuku dan Pangeranku. Perkenalkanlah aku adalah Putri Hijau. Bersamaku saat ini adalah Ibu Labu. Dia adalah pembuat cake yang sangat terkenal. Bahkan menurutnya Pangeran beberapa kali sempat mencicipi cake buatannya” kata Putri Hijau senang.
“Rajaku, Ratuku dan Pangeranku. Perkenankanlah aku, Putri Biru, memperkenalkan Bibi Anggrek. Dia adalah juru masak keluargaku, dan juga koki yang sangat luar biasa. Setiap ulang tahun Pangeran, Bibi Anggrek selalu diminta mengirimkan makanan penutup untuk pesta tersebut” kata Putri Biru bangga.
“Selamat malam Rajaku, Ratuku, dan Pangeranku. Saat ini aku, Putri Merah didampingi oleh pamanku, Paman Krim. Dia adalah seorang petani. Dia tinggal diluar kota dan menikah dengan bibiku, Bibi Krim. Malam ini, karena kambing mereka baru melahirkan, Paman Krim yang mendampingiku menggantikan Bibi yang juga dokter hewan” Kata Putri Merah bersemangat.
Seluruh penghuni Aula sibuk berbisik-bisik. Membanding-bandingkan semua putri, dan menduga siapa yang pantas menjadi pendamping Pangeran.
Para peserta diberikan waktu tiga jam untuk membuat cake kreasi mereka. Keenam orang tersebut lalu terlihat sangat sibuk. Waktu berlalu dengan cepat. Tepat tengah malam, bel istana berbunyi enam kali menandakan waktu telah selesai. Keputusan pemenang sayembara akan segera diketahui. Seluruh rakyat sangat antusias. Begitupula Raja dan Ratu.
Ketiga putri membawa hasil kreasi cake mereka. Putri Hijau membawa sebuah cake berhias krim putih yang sangat besar. Tiga susun. Cake itu begitu besar hingga Putri Hijau membutuhkan dua pengawal untuk membantunya membawa cake itu ke hadapan Pangeran diiringi tepuk tangan kagum akan kemampuan si Putri..
Dibelakangnya terdapat Putri Biru yang berjalan perlahan. Cakenya adalah cake berbentuk taman yang indah. Seluruh sudut cake berhiaskan bunga-bunga segar dan sangat indah. Dengan melihat dari balik rimbunnya bunga di cake, Putri Biru berhasil meletakkan cakenya di hadapan Sang Pangeran. Seluruh ruangan bergemuruh bertepuk tangan kagum akan ide si putri.
Sementara dari belakang Putri Biru, Putri Merah tampak mengangkat sebuah nampan yang berisi cake. Cake buatannya sangat kecil sehingga hanya menyerupai cangkir teh. Cake kecil itu berjumlah delapan buah. Masing-masing dihiasi dengan coklat, buah strawberry, dan krim berbagai warna. Sangat unik, dan lucu. Seluruh kaum wanita yang berada di Aula termasuk Permaisuri terlihat sangat tertarik. Belum pernah mereka melihat cake sekecil dan seceria itu.
Saatnya penilaian. Dengan perlahan Pangeran memotong cake buatan Putri Hijau yang sangat tebal. Dicicipinya dan dia mengangguk perlahan. Putri Hijau sangat senang.

Pangeran lalu berjalan menuju cake buatan Putri Biru. Setelah kesulitan menemukan cakenya diantara rimbunan bunga, Pangeran akhirnya berhasil memotong cake tersebut. Dicicipinya dan mengangguk perlahan. Putri Biru kegirangan.

Meja ketiga. Pangeran menatap cake-cake kecil di hadapannya. Dia bingung memutuskan yang mana yang harus dimakannya. Apakah yang dihiasi krim berwarna merah, kuning, hijau, biru, atau ungu? Atau juga yang bertaburan coklat, strawberry atau kacang. Tanpa bantuan pisau, Pangeran mencicipi cake kecil berhias krim merah dengan taburan coklat. Pangeran tersenyum dan berbalik mengahadap sang Raja dan Ratu.

“Ayahanda dan Ibunda, aku telah menemukan pendampingku” Kata Pangeran bahagia.
Seluruh ruangan sunyi senyap. Bahkan seluruh rakyat di halaman istana terdiam. Semua tegang menunggu hasil keputusan Pangeran.
Dengan lembut Pangeran menuntun Putri Merah maju ke hadapan Raja dan Ratu. Seluruh ruangan bertepuk tangan. Seluruh rakyat bersorak. Mereka turut bahagia.
Sang Raja lalu melihat raut kecewa Putri Hijau dan Putri Biru. Walaupun dia telah menyerahkan seluruh keputusan kepada Pangeran, tapi dia juga yakin Pangeran dapat memberikan penjelasan mengapa memilih Putri Merah sebagai pendampingnya.
“Anakku, ayah dan ibu sangat berbahagia. Engkau telah memutuskan Putri Merah mendampingimu dan itu adalah hal yang sangat membanggakan. Namun perkenankanlah ayahmu ini bertanya hal-hal apa saja yang membuatmu yakin memilih Putri Merah sebagai pendamping hidupmu” kata sang Raja bijaksana.
Seluruh ruangan sunyi senyap. Tampaknya seluruh tamu undangan juga penasaran.
Sambil tersenyum Pangeran memberikan penjelasannya.
“Ayahanda dan ibunda perkenankanlah aku memberikan penjelasan. Terus terang awalnya aku pun bingung. Putri Hijau, Putri Biru dan Putri Merah berdansa dengan sangat anggun. Permainan musik mereka pun sangat indah. Tak diragukan mereka adalah putri-putri sejati. Sampai aku mencicipi cake buatan mereka. Cake Putri Hijau begitu besar, dengan krim yang sangat tebal. Rasanya cukup enak, tapi aku tak mungkin menghabiskan seluruh cake itu. Krimnya pun membuatku cepat bosan. Lalu cake Putri Biru. Cakenya seperti taman Istana. Penuh dengan bunga dan sangat indah. Tapi bunga yang menghiasi cake tersebut membuatku kesulitan menemukan cakenya. Walaupun cakenya cukup lezat tapi cakenya tidak memberikan rasa khusus. Jadi menurutku Putri Biru lebih mengedepankan hiasan untuk cake itu daripada rasanya. Dan akhirnya cake buatan Putri Merah. Cake itu begitu kecil sehingga aku tak perlu pisau untuk mengirisnya. Cake itu juga begitu menarik sehingga membuatku bingung dan penasaran akan rasanya. Selain dihiasi dengan indah, cake itu juga ternyata sangat istimewa. Entah mengapa aku merasa sangat bahagia ketika makan cake buatan Putri Merah” kata Pangeran sambil memandang Putri Merah yang tersenyum lembut.
Sang Raja mengangguk. Dia memandang Putri Merah dengan seksama. Wajah Putri Merah yang berbingkai rambut hitamnya terlihat bercahaya.
“Hai, Putri Merah. Dapatkah engkau menjelaskan kepada kami semua apa yang menyebabkan anda membuat cake seunik dan seistimewa ini? Apakah Rahasianya?” Tanya sang Raja bersemangat.
“Tentu saja, Rajaku” kata Putri Merah “Awalnya aku tak tahu sedikitpun cara membuat Cake. Aku selalu gagal di awal-awal masa belajar. Aku bahkan hampir menyerah. Namun Bibi Krim meyakinkanku untuk tidak khawatir. Bibi Krim selalu menekankan selain keahlian membuat cake, cake juga akan terasa luar biasa lezat jika dibuat dari bahan-bahan yang istimewa. Bahan-bahan istimewa itu bukanlah bahan-bahan mahal, melainkan bahan-bahan yang berkualitas istimewa. Karena itulah aku menggunakan susu segar yang diambil langsung dari sapi yang dipelihara penuh cinta oleh Paman Krim. Aku juga menggunakan Buah-buah yang ditanam penuh cinta oleh Bibi Krim. Namun di atas semua itu, seperti kata Paman dan Bibi Krim, seluruh hal yang dilakukan dengan cinta yang besar akan memberikan hasil yang luar biasa. Begitu pula sebuah cake. Walaupun seluruh bahan yang digunakan adalah sama tapi perasaan sang pembuatlah yang membedakannya. Itulah mengapa aku tak membuat cake yang besar ataupun sulit, karena aku akan cepat lelah dan mungkin putus asa. Aku ingin membuat cake dengan perasaan bahagia dan penuh cinta”
Seluruh ruangan berdecak kagum. Putri Merah menjelaskan hal yang selama ini mereka abaikan. Raja, Ratu, Pangeran dan seluruh tamu bahkan Putri Hijau dan Putri Biru bertepuk tangan. Malam itu bukan hanya Pangeran yang menemukan pasangan hidupnya, tapi seluruh orang yang mendengar pernyataan Putri Merah menemukan arti sebuah kata yang disebut “Istimewa”. Dan sejak hari itu seluruh kerajaan mengenal cake buatan Putri Merah dengan sebutan Cupcake karena bentuknya yang seperti cangkir. Putri Merah bahkan sering dipanggil Putri Cupcake sejak malam itu. Cupcake menjadi sangat terkenal. Cupcake disukai oleh semua orang. Pria maupun wanita. Tua maupun muda menyukai Cupcake.

Dan akhirnya, pada bulan purnama kesepuluh, sekali lagi kerajaan itu bersama-sama rakyatnya mengadakan pesta. Pesta itu adalah pesta termeriah yang pernah dilakukan. Malam itu Pangeran menikah dengan Putri Merah. Seluruh jalan dihiasi lampion warna-warni yang indah. Berbagai jenis makanan dan minuman tersaji. Kembang api dinyalakan terus menerus sepanjang malam. Dan tak lupa cupcake seperti buatan Putri Merah tersaji dengan berbagai warna-warni yang ceria.
Dan kerajaan itu bersama seluruh rakyatnya hidup damai, makmur dan bahagia penuh cinta seperti Pangeran dan Putri Merah.
Demikian Dongeng buatan Ane..........Mohon kiranya orang tua yang memiliki putra-putri kecil dapat menceritakan ini walaupun hanya sekali ke anak-anak mereka ya!! Terima kasih sebelumnya sudah berkenan membacanya.........

Saran n Kritik dipersilahkan...


Diubah oleh sun81 03-02-2015 02:29
0
4.5K
Kutip
24
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan