Raden Arjuna adalah pahlawan dalam cerita wayang yang sangat terkenal sebagai ahli memanah. Suatu hari Arjuna dan beberapa kesatria sedang belajar memanah. Mereka mengincar seekor burung yang sedang bertengger di ranting pohon. Pada saat para kesatria membentangkan busur dan siap untuk memanah, sang guru bertanya terlebih dahulu, “Apa yang kau lihat..?”

Ada kesatria yang menjawab, “Saya melihat ranting, daun, dan burung.” Sang guru langsung melarangnya memanah. Yang lain menjawab, “Saya melihat seekor burung bertengger di ranting pohon,” “Saya melihat daun-daunan dan burung,” “Saya melihat seekor burung di antara dedaunan.” Semuanya tidak diizinkan memanah.

Ketika giliran Arjuna tiba, dia menjawab, “Saya melihat seekor burung.”

Gurunya bertanya.”Apakah engkau melihat pohon?”
“Tidak, Guru.”
“Apakah engkau melihat ranting?”
“Tidak, Guru.”
“Apakah engkau melihat daun?”
“Tidak, Guru.”
“Apa yang kau lihat, anakku..?”
Arjuna kembali menjawab, ”Saya melihat seekor burung.”

Sang Guru mengangguk-angguk sambil tersenyum dan berkata, “Bagus. Kau tidak perlu memanahnya, karena aku tahu panahmu akan tepat mengenai sasaran.” Arjuna pun menurunkan panahnya.

Arjuna dan para kesatria lainnya belajar dari guru yang sama. Mereka semua menerima ilmu yang sama dan dididik di tempat yang sama. Bahkan mungkin kemampuan memanah mereka sama tingginya. Namun Arjuna berbeda dengan yang lain. Apa yang membedakannya? FOKUS. Semua murid yang lain masih kurang fokus. Mereka masih bisa melihat dan memperhatikan hal-hal lain di luar sasaran. Mereka melihat ranting, daun, pohon, dan sebagainya.

Arjuna tidak melihat pohon, ranting ataupun daun, tapi ia hanya melihat burung itu. Dia tidak fokus pada ranting tempat burung itu bertengger. Dia tidak fokus pada daun yang menutupi burung itu. Dia fokus terhadap sasaran. Sang guru tahu anak panahnya pasti akan mengenai sasaran karena Arjuna telah mengarahkan segenap hati, seluruh perhatiannya, dan seluruh pancaindera serta pikirannya ke burung (targetnya).

Dua hal yang perlu kita lakukan untuk menjadi “pemanah ulung” dalam kehidupan:

1. Tentukan sasaran
Tentukan impian yang ingin diraih. Apa saja. Karier. Keuangan. Jabatan. Nilai. Kejuaraan. Kesehatan. Kebahagiaan keluarga. Pernikahan.

2. Fokus pada sasaran
Belajar dari Arjuna, dia hanya melihat sasaran. Apa yang selama ini kita lakukan ketika memandang sasaran kita? Apakah kita melihatnya sebagai sesuatu yang sulit, banyak hambatan, dan hampir tidak mungkin dicapai? Sadarkah bahwa kita sedang melihat daun dan ranting, serta beralih fokus? Sadarkah kita bahwa kita seringkali takut mengejar sasaran karena khawatir dan takut terhadap berbagai hambatan?

Bagaimana penerapannya dalam kehidupan? Beberapa teknik sederhana yang bisa dicoba:

1. Bersihkan meja
Jika Anda bekerja di meja, bersihkan meja dari segala benda yang mungkin mengurangi fokus. Misal, surat yang belum dijawab, formulir yang belum diisi, paket yang harus segera dikirim, daftar belanjaan yang harus diselesaikan nanti sepulang kerja, dan sebagainya. Lebih mudah untuk fokus kepada satu hal, daripada mencoba fokus ke beberapa hal sekaligus.

2. Buatlah hati dan pikiran menjadi tenang
Sediakan segala keperluan dan kebutuhan Anda selama bekerja. Misalnya alat tulis/alat gambar lengkap, air minum.

3. Perkuat tekad
Buatlah hal yang ingin Anda sebagai keharusan, bukan pilihan. Pilih selesai laporan atau pilih selesai pekerjaan? Pertanyaan semacam ini tidak boleh diucapkan. Keduanya adalah tugas, bukan pilihan. Jadi laporan dan pekerjaan harus selesai.

4. Berani memulai
Setelah semua siap, lakukanlah tanpa terlalu banyak memikirkan segala kemungkinan yang membuat takut atau ragu. Misal Anda ingin lulus kuliah, belajarlah mati-matian. Jangan berpikir “bagaimana kalau gagal”, tapi berpikirlah bagaimana caranya supaya tidak gagal.

Let’s focus like a hero. Just do it!

Sumber :