JAN3THAAvatar border
TS
JAN3THA
21 Mei, MAHASISWA seluruh Indonesia Kembali TURUN KE JALAN, DEMI RAKYAT, DEMI NKRI
JOKOWI mengaku TIDAK SADAR saat bertemu adik BURONAN BANK BALI
20 - 21 Mei, MAHASISWA Seluruh Indonesia KEMBALI TURUN KE JALAN, DEMI RAKYAT, DEMI NKRI
BPKP : 85% Pejabat Pemerintahan Jokowi Korupsi
Pemerintahan Jokowi Sangat Rentan untuk Dijatuhkan
Mahasiswa se-Solo Raya Pastikan untuk Jemput Paksa Jokowi kembali ke Solo
Waria : Sampai Titik Darah Penghabisan Dukung Jokowi

20 - 21 Mei, MAHASISWA seluruh Indonesia Kembali TURUN KE JALAN, DEMI RAKYAT, DEMI NKRI



Gerakan Menarik Mandat Jokowi Akan Dimulai Siang Ini

RMOL. Gelora demo menolak pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla mulai bergulir. Hal ini lebih-lebih dengan bulan Mei, yang dikenal sebai bulan Reformasi.

Siang ini (Selasa, 19/5), sejumlah elemen akan mendatangi Istana Negara. Elemen yang akan demo ini diantaranya Gerakan Pemuda Islam Indoneseia (GPII), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UIN Jakarta, BEM UIN Banten, Himpunan Mahasiswa (Hima) Persis dan lain-lain.

Dalam aksi ini, sebagaimana keterangan beberapa saat lalu, mereka fokus pada dua tuntutan. Yaitu menarik mandat Jokowi dan menggelorakan Reformasi Jilid II.

Aksi ini seakan memulai aksi-aksi lain yang sudah direncanakan para mahasiswa. Rabu besok (20/5), juga akan ada aksi dari berbegai elemen lain di Istana. [ysa]
SOURCE

Harkitnas: IMM Demo Ke Istana Selama 3 Hari Tuntut Jokowi Mundur
Jakarta, GATRAnews - Jelang peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei besok, kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dari berbagai penjuru daerah mulai berdatangan ke Jakarta. Ini dilakukan dalam rangka Konsolidasi Nasional Meluruskan Kiblat Bangsa yang akan digelar secara tiga hari berturut-turut mulai hari ini Selasa (19/5) di depan Istana Presiden dan Senayan.

"DPP IMM juga telah mengintruksikan kader se-Indonesia untuk turun ke jalan mulai tanggal 19 hingga 21 Mei. Bahkan jika diperlukan sepanjang hari sampai tumbuh kesadaran seluruh anak negeri bahwa reformasi jilid 2 atau bahkan revolusi adalah hal yang mendesak," ujar Ketua Bidang Hikmah DPP IMM Taufan Putrev Korompot kepada wartawan Selasa (19/5).

Dijelaskan Taufan bahwa untuk aksi di Jakarta ini akan digelar bersama beberapa organisasi kepemudaan dan mahasiswa nasional. Di antaranya GPII, Himmah Alwasliyah, Hima Persis, PMKRI, Kopma GPII, Pecat, Proja, Pitulungan Banten, dan BEM Perguruan Tinggi Muhammadiyah se Jakarta, Jabar dan Banten. Sementara untuk organ intra kampus yang bergabung adalah BEM UIN Jakarta dan BEM IAIN Banten guna menuntut mundur Presiden Joko Widodo.

"Hasilnya, ribuan mahasiswa dan pemuda siap kepung Istana dan Senayan menuntut dihentikannya rezim penindas rakyat. Aksi ini digelar tanggal 19 sampai 21 Mei 2015," sambungnya.

Sementara itu, Ketua Umum DPP IMM Beni Pramula menjabarkan bahwa dalam konsolidasi nasional ini banyak hal yang akan didiskusikan, utamanya mengenai retorika omong kosong yang ditampilkan rezim Jokowi.

"Mulai dari agenda trisakti, ekonomi berdikari, yang hanya sekadar lips service hingga mencabut subsidi BBM yang merupakan kebijakan neolib," ujarnya.
SOURCE


JAKARTA, indopos.co.id – Pengurus Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menyerukan kepada seluruh kadernya dan organisasi ekstra kampus se-Indonesia. Mereka Diwajibkan turun ke jalan untuk mengikuti aksi unjuk rasa (demonstrasi) pada 20 Mei mendatang. Hal itu dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional dan Gerakan Reformasi ke-17.

"Menyerukan tuntutan perbaikan, dan menjaga gerakan mahasiswa tetap menjadi garda depan gerakan moral-intelektual dalam mengawal jalannya pemerintahan demokratis," ungkap M Arief Rosyid Hasan, Ketua Umum Pengurus Besar (PB) HMI kepada INDOPOS saat jumpa pers di Kantor PB HMI, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Senin (18/05).

Menurut Arief, reformasi '98 berperan penting dalam dinamika perpolitikan di tanah air. Karena, mengembalikan arah pengelolaan bangsa kepada Indonesia yang adil dan makmur. "Kini setelah 17 tahun, demokrasi telah menguat. Namun, supremasi hukum dan peningkatan kesejahteraan masih meninggalkan hutang sejarah bagi setiap pemerintahan hasil pemilihan demokratis," jelas kader HMI asal Cabang Makassar ini.

Atas dasar itu, sambung Arief, HMI mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjaga stabilitas politik dan tidak membiarkan penumpang gelap di dalam pemerintahan yang membawa agenda berbeda. Bahkan, melangkahi hak presidensial. Kemudian, presiden juga harus menjaga stabilitas ekonomi dengan ekstra hati-hati saat menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), tarif dasar listrik (TDL), dan gas. Pasalnya, ketiga kebutuhan pokok tersebut mempengaruhi kehidupan rakyat secara langsung.

"Ketiga, harus utamakan pemuda dalam kebijakan pembangunan manusia. Dengan jumlah pemuda usia 16-30 tahun, sekitar 64 juta jiwa, merekalah tulang punggung dalam pemanfaatan bonus demografi," terang alumnus Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar itu.

Dalam kesempatan itu pula, Arief mengutarakan, pihaknya juga berencana bakal memenuhi undangan Presiden Jokowi terkait rencananya menggelar dialog mengenai kondisi bangsa. Undangan ke Istana Negara merupakan hasil 'follow up' pertemuannya dengan Wantimpres bersama sebagian para mahasiswa lainnya, beberapa hari lalu. Dalam pertemuan sebelumnya, dirinya juga berharap ingin menyampaikan langsung kepada Jokowi.
"Ini menepis isu yang beredar bila pertemuan kali ini sebagai wujud tergadainya idealisme mahasiswa dan pemuda," tandasnya.

Arief menambahkan, hampir satu semester negara ini dianggap 'autopilot'. Sepertinya pimpinan tidak hadir dalam persoalan yang ada justru hanya menambah beban rakyat. Kenaikan harga BBM mengakibatkan implikasi terhadap daya beli masyarakat kebawah. "Sehingga dalam 6 bulan ini pemerintahan Jokowi-JK gagal mengatasi persoalan yang banyak dialami masyarakat kecil," tuntasnya. (aen)
SOURCE

TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) menyerukan agar para aktivis mahasiswa kembali turun ke jalan dalam memperingati Hari Reformasi pada 21 Mei mendatang.

Mereka diminta mendatangi Istana Merdeka untuk menagih penerapan agenda reformasi kepada Presiden Joko Widodo. "Dari kader HMI sendiri akan mencapai ribuan orang yang ke Istana," ucap Arief Rosyid Hasan, Ketua PB HMI, dalam siaran persnya, Senin, 18 Mei 2015.

Arief mengatakan aktivis harus menagih Joko Widodo karena harapan perubahan yang dibawanya tak kunjung terlihat. Dalam masa pemerintahannya selama tujuh bulan, justru ketegangan politik dan gesekan di antara lembaga-lembaga pemerintahan yang terjadi. "Contohnya antara KPK dan Polri, Mahkamah Agung dengan Komisi Yudisial, serta Kemenpora dengan PSSI," ujarnya.

Kinerja kementerian, tutur Arief, tak juga optimal. Itu terlihat dari sejumlah kementerian yang belum tuntas melakukan restrukturisasi. Akibatnya, performa pemerintahan tak mampu menjawab tantangan pelayanan publik dengan cukup baik. "Rakyat banyak ingin perubahan yang cepat dan terasa. Namun pemerintah ternyata tidak mampu memenuhinya," katanya.

Masyarakat, ucap Arief, malah menghadapi kenyataan pahit karena harga-harga bahan pokok merangkak naik akibat fluktuasi harga bahan bakar minyak. Arief berujar, Jokowi tak boleh membiarkan hal tersebut terjadi.

Setiap kebijakan Jokowi, ucap Arief, harus didahului dengan menakar dampak pada masyarakat luas. "Misalnya, setiap kenaikan harga harus menyesuaikan dengan daya tahan dan psikologis masyarakat," tuturnya.

Jokowi juga diminta menjaga stabilitas politik dengan tidak menutup mata terhadap agenda berbeda yang terindikasi menggerus hak presidensial. Termasuk menekan kabinetnya untuk tidak sekadar pencitraan dan mengundang kontroversi belaka. Mereka harus fokus dalam mempercepat penyerapan anggaran dan belanja pemerintah. "Agar perekonomian yang kini lesu darah bisa bergairah kembali," katanya.
SOURCE

Merdeka.com - Ribuan mahasiswa akan turun ke jalan dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional pada 21 Mei mendatang. Para mahasiswa itu tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) seluruh Indonesia. Sejumlah isu akan disuarakan.

"21 Mei kami akan bergabung dengan BEM se-Indonesia. Sejauh ini yang sudah konfirmasi masih BEM seluruh Jawa dan Kalimantan. Kami akan aksi di depan Istana Negara dan menuntut agar bisa berdialog dengan presiden," ujar Andi Aulia Rahman, Ketua BEM UI di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (17/5).

Ada dua isu yang mereka angkat angkat menjadi prioritas yaitu, terkait pelemahan lembaga anti korupsi dan kebijakan menaikkan harga barang pokok.

Sementara itu pagi tadi saat Car Free Day, mereka menggelar banner bertuliskan 'Surat Terbuka untuk Presiden'. Rencananya banner panjang yang sudah dibubuhi berbagai pendapat masyarakat tersebut, digunakan sebagai perangkat aksi 21 Mei nanti.

"Hari ini mencoba mengajak masyarakat yang ikut Car Free Day untuk menyampaikan surat terbukanya pada presiden," ungkapnya Andi.

Aksi BEM UI pagi ini menjadi bagian dari propaganda mengajak masyarakat menyampaikan aspirasinya. Harapannya masyarakat bisa tergugah untuk menyampaikan keresahannya tentang kondisi Indonesia.

Menurut Andi masih banyak kebijakan Jokowi yang menyengsarakan rakyat. "Kepemimpinan Jokowi selama 6 bulan ini pastinya banyak sekali blunder. Presiden punya banyak kebijakan yang bisa dibilang tidak pro pada rakyat. Misalnya di bidang hukum terkait kriminalisasi KPK, pelemahan agenda anti korupsi, menaikkan harga BBM yang sejatinya sudah menyengsarakan rakyat Indonesia," tegasnya.


Agenda terdekat setelah ini, BEM UI Senin malam besok diundang untuk berdialog dengan presiden di Istana Negara. Ruang dialog dengan Jokowi tersebut juga akan melibatkan BEM Se-Indonesia.
SOURCE

MAHASISWA ajak RAKYAT ikut BERJUANG TURUN KE JALAN, DEMI NKRI

Jakarta - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia, Minggu (17/5/15) pagi menggelar aksi damai mengajak masyarakat memberikan surat terbuka untuk Presiden.

Aksi yang dihadiri sekitar 20 orang pengurus BEM UI ini membentangkan spanduk yang bertuliskan 'Surat Terbuka Untuk Presiden'.

Andi Aulia selaku Ketua BEM Ui berujar akan membawa spanduk yang sudah ditandatangani masyarakat di Bundaran HI kepada Presiden tanggal 21 Mei esok di Istana Negara.

"Kami akan sekaligus membawa tuntutan kepada Presiden tentang isu-isu kerakyatan yaitu harga bahan pokok dan kedaulatan energi. Karena hal itu akan menjadi isu prioritas." kata Andi.

SOURCE

Hari KEBANGKITAN telah TIBA.. emoticon-Kiss

JOKOWI mengaku TIDAK SADAR saat bertemu adik BURONAN BANK BALI
20 - 21 Mei, MAHASISWA Seluruh Indonesia KEMBALI TURUN KE JALAN, DEMI RAKYAT, DEMI NKRI
BPKP : 85% Pejabat Pemerintahan Jokowi Korupsi
Pemerintahan Jokowi Sangat Rentan untuk Dijatuhkan
Mahasiswa se-Solo Raya Pastikan untuk Jemput Paksa Jokowi kembali ke Solo
Waria : Sampai Titik Darah Penghabisan Dukung Jokowi

Quote:
Diubah oleh JAN3THA 19-05-2015 06:43
0
30.2K
567
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan