Kaskus

News

silsicillAvatar border
TS
silsicill
Part I : Dibalik Misteri Jatuhnya Pesawat AirAsia QZ 8501 Rute SUB - SIN
BREAKING NEWS

“The Black Hand”, Dibalik Misteri Jatuhnya AirAsia QZ 8501 Rute Surabaya - Singapura


emoticon-Sorryemoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry

#PrayForAirAsia #DeepCondolences #QZ8501


Quote:


Hal yang aneh pula, jika ELT (Emergency Locator Transmitter) yang dibuat tahan banting dan tahan dalam banyak kondisi yang ada di AirAsia QZ 8501 tidak menyala. Padahal alat navigasi darurat itu dalam keadaan ekstrim tak mudah rusak, baik oleh impact keras, terkena api ratusan derajat maupun dialam bersuhu dingin ekstrem hingga jatuh ke dalam laut lebih dari 500 meter, ILT masih dapat berfungsi dengan baik.

Spoiler for Rute Pesawat AirAsia QZ8501 SUB - SIN:


Hal yang paling menyedot perhatian dunia adalah prediksi seorang blogger misterius dari Cina, ia telah memprediksi kecelakaan yang akan menimpa maskapai AirAsia sejak 15 Desember lalu atau 13 hari sebelum terjadinya tragedi ini. Orang-orang diperingatkan oleh sosok misterius ini untuk tidak memakai maskapai Malaysia apapun, dan terbukti tak ada satupun warga Cina dalam penerbangan itu. Pengguna misterius ini telah membuat total 39 postingan pada subjek dari hasil prediksinya dan telah dilihat oleh lebih dari 2.400.000 orang!

Spoiler for The Black Hand:


Pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ 8501 (QZ8501/AWQ8501) dikabarkan hilang kontak pada hari Minggu 28/12/2014 pagi. Pesawat jenis Airbus 320-200 tersebut terbang dari Surabaya dan berencana menuju Singapura.

Pesawat ini lepas landas dari Bandar Udara Internasional Juanda pada pukul 05:35 Waktu Indonesia Barat (UTC+7) dan dijadwalkan untuk mendarat di Singapura pada pukul 08:30 WSS (UTC+8). Pesawat kehilangan kontak dengan pengatur lalu lintas udara pada pukul 07:00 waktu setempat saat sedang terbang di atas laut Jawa.

Spoiler for Data Teknis AirAsia Penerbangan QZ 8501:



emoticon-Sorryemoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry

#PrayForAirAsia #DeepCondolences #QZ8501


Perkiraan Awal: AirAsia menuju Singapura diduga hilang kontak di sekitar Teluk Kumai, Kalimantan Selatan


Sebelum hilang dari radar, pilot pesawat meminta rute yang tidak biasa sebelum kehilangan kontak dengan kontrol lalu lintas udara. Menurut informasi Basarnas dari petugas ATC Bandara Soekarno Hatta Jakarta, koordinat terakhir kontak pesawat pada 03°05′29.4″S ; 111°16′55.4″E atau disekitar Teluk Kumai di lepas pantai Kalimantan Selatan.

Pesawat dengan nomor penerbangan QZ/AWQ 8501 tersebut harusnya memasuki wilayah udara Singapura pukul 06.52 WIB.

Basarnas menerima laporan Pesawat Air Asia Jenis Airbus 320 rute Surabaya-Singapura mengalami lost contact di sekitar Teluk Kumai pukul 06.17 WIB.

Sedangkan menurut berita terakhir yang berkembang, kordinat lokasi pesawat ditemukan daerah antara pulau Belitung dan Kalimantan, Perairan Belinyu dekat Pangkalan Bun.

Spoiler for Kronologi AirAsia QZ8501:



Lokasi hilang kontak yakni antara Tanjung Pandan dan Pontianak agak ke selatan. Basarnas mencari posisi itu karena ELT yang berfungsi jika pesawat itu jatuh, akan ada transmisi, namun sinyal itu belum ada.

Spoiler for Peta Lokasi Hilang:


emoticon-Sorryemoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry

#PrayForAirAsia #DeepCondolences #QZ8501


Permintaan pilot menaikkan ketinggian untuk menghindari awan Cumulonimbus ditolak ATC Jakarta


Air Traffic Controller (ATC) di Bandara Djuanda mengatakan hingga pukul 06.10 WIB, pesawat masih berada di ketinggian 32 ribu kaki dan melewati jalur M635. Baru kemudian ketika AirAsia melewati wilayah ATC Jakarta, pilot menghubungi otoritas di Soekarno-Hatta pada 06.12 WIB. Krew kokpit melaporkan adanya cuaca buruk sehingga idealnya harus keluar jalur normal.

Menurut radar, awan cumulonimbus (Cb) itu berketinggian hingga 48 ribu kaki, artinya jauh lebih tinggi dari ketinggian yang diminta krew kokpit yang hanya 38 ribu kaki.

Lalu pesawat kontak ATC dan di radar ada masalah, kemudian pada saat kontak itulah krew pesawat menyatakan akan menghindari awan dari arah 35, lalu meminta naik dari yang tadinya pada ketinggain 32 ribu kaki, menuju ke ketinggian 38 ribu kaki.

Spoiler for Schedule Landing:


Krew kokpit sepertinya memang berencana untuk menghindari badai yang terlihat dari awan cumulonimbus yang tinggi dan tebal didepan jalur penerbangannya. Maka ia akan minta izin melakukan “left take” (belok ke kiri) dan akhirnya diperbolehkan dan pesawat bergeser 7 mil dari posisi awal.

Namun, pilot kembali meminta mengubah posisinya ke ketinggian 38.000 kaki dan permintaan itu ditolak oleh air traffic control (ATC).

Quote:
ujar Direktur Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Djoko Murjatmodjo di Kantor Otoritas Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu (28/12/2014). emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry

Quote:
ujar Kapten Irianto, pilot Airasia QZ8501, yang saat itu menerbangkan pesawatnya di ketinggian 32.000 kaki.

Setelah itu, Wisnu mengatakan bahwa petugas ATC Bandara Soekarno-Hatta menjawab langsung permintaan itu.

Quote:
tanya petugas, seperti ditirukan Wisnu.

Pilot menyatakan ingin terbang di ketinggian 38.000 kaki tanpa menyebutkan alasannya. Pihak ATC Bandara Soekarno-Hatta kemudian mengontak ATC Bandara Changi Internasional, Singapura, untuk melakukan koordinasi.

Quote:
ucap Wisnu.

Saat itu, pesawat diberikan izin naik ke 34.000 kaki karena pada saat yang sama pada level 38.000 kaki masih terdapat pesawat lainnya, yakni AirAsia 502.

Quote:
papar Wisnu.

ATC Bandara Soekarno-Hatta kemudian mengontak pesawat-pesawat di sekitar AirAsia QZ8501 untuk juga membantu menghubungi pesawat itu. Ketika itu, pesawat masih terdeteksi di radar ATC.
Penampakan petir di jalur AirAsia QZ 8501 PK-AXC jurusan Surabaya - Singapura

Penampakan petir di jalur AirAsia QZ 8501 PK-AXC jurusan Surabaya – Singapura

Namun, upaya itu menemui kegagalan karena tak ada lagi jawaban dari pesawat naas itu.

Spoiler for Penampakan petir di jalur penerbangan:


Dari lokasi, berdasarkan radar cuaca, kondisinya memang tidak bagus. Ada awan comulonimbus (Cb).

Tapi tiba-tiba pesawat sudah tidak ada di radar pemantau, alias hanya sinyal.

Pukul 06.17 WIB, atau lima menit kemudian, posisi pesawat hanya tampak sinyal di antara kota Tanjung Pandan di pulau Belitung dan kota Pontianak di Kalimantan Barat. Pukul 06.18 WIB, pesawat hilang dari radar dan hanya terlihat flight plan saja.


emoticon-Sorryemoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry

#PrayForAirAsia #DeepCondolences #QZ8501


Analisis LAPAN Kuatkan Dugaan AirAsia QZ8501 Gagal Hindari Awan Cumulonimbus


Analisis cuaca yang dilakukan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menguatkan dugaan bahwa pesawat AirAsia QZ8501 gagal menghindari awan tebal kumulonimbus yang berada pada rute penerbangannya. Keberadaan awan kumulonimbus dalam pesawat jenis Airbus A320-200 tersebut sebelumnya dinyatakan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.

Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan BMKG, Syamsul Huda, mengungkapkan bahwa sejak lepas landas dari Surabaya, AirAsia QZ8501 terbang dalam kondisi cuaca berawan. Saat sampai di wilayah antara Belitung dengan Kalimantan, pesawat menghadapi cuaca yang lebih buruk.

Pesawat menghadapi awan yang sangat tebal di lokasi (antara Belitung dan Kalimantan). Berdasarkan data, ketinggian puncak awan kumulonimbus yang dihadapi pesawat 48.000 kaki. Menilik ketinggiannya saja, pesawat mungkin masih akan berhadapan dengan awan bila naik ke ketinggian 38.000 kaki. Namun, apakah pesawat bisa menghindar dari awan atau tidak, hal itu sangat tergantung pada besarnya awan itu sendiri.

Sedangkan menurut mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim, mengungkapkan bahwa masalah cuaca seperti awan adalah hal biasa yang dihadapi dalam penerbangan modern saat ini.

Quote:


Dengan teknologi dan perencanaan penerbangan yang baik, kasus pesawat hilang atau jatuh akibat faktor cuaca itu sudah jarang terjadi dalam penerbangan modern.


emoticon-Sorryemoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry

#PrayForAirAsia #DeepCondolences #QZ8501


Misterius: Hindari awan tebal, pilot memutuskan belok ke kiri, tapi kenapa justru belok ke kanan?


Kondisi cuaca di sekitar lokasi hilangnya pesawat memang buruk dan awan hujan cumulonimbus sangat tebal.

Tapi, kenapa dari jalur penerbangan atau flight path terakhirnya justru pesawat itu mengarah ke kanan mendekati pantai Kalimantan Selatan?

Karena hilang kontak, maka tindakan ATC sesuai prosedur menyatakan tahap awal pesawat hilang kontak 07.00 WIB, atau 50 menit setelah dicari.

Hingga saat ini tim SAR dan Basarnas masih terus melakukan pencarian hilangnya pesawat misterius ini. Kabar mendarat darurat, jatuh dilaut hingga hilang tak berbekas masih menyelimuti fenomena hilangnya AirAsia QZ 8501.

Spoiler for Kondisi Cuaca Ketika Flight :


emoticon-Sorryemoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry emoticon-Sorry


Spoiler for Lanjut Part II :
Diubah oleh silsicill 31-12-2014 04:52
nona212Avatar border
nona212 memberi reputasi
1
7.7K
11
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan