- Beranda
- Komunitas
- News
- Sains & Teknologi
[PSIKOLOGI] Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD)


TS
inind
[PSIKOLOGI] Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD)
![[PSIKOLOGI] Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD)](https://s.kaskus.id/images/2014/07/14/2539598_20140714113152.gif)
![[PSIKOLOGI] Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD)](https://s.kaskus.id/images/2014/07/14/2539598_20140714112632.png)
HAAAAAI !!

Sudah pernah dengar tentang ADHD? Attention Deficit Hyperactive Disorder? Kalau Hyperactive? Atau baru pertama kali ini dengar tentang itu?
Okay, kali ini saya mau bahas tentang kelainan psikologis yang satu ini. Biasanya sih kelainan ini terdapat pada usia anak-anak. Kepo? Yuk disimak!
[Langsung Ctrl + X aja gan

Spoiler for NOTE ::
Mungkin sebelumnya sudah pernah ada thread yang membahas ini, tapi saya berusaha untuk tidak
mentah-mentah, dan semoga ini lebih lengkap 


![[PSIKOLOGI] Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD)](https://s.kaskus.id/images/2014/07/14/2539598_20140714113152.gif)
Quote:
Manusia memiliki gaya berperilaku dan cara tertentu dalam berhubungan dengan orang lain, beberapa dari kita adalah tipe teratur, yang lain ceroboh. Beberapa di antarnya memilih mengerjakan tugas sendiri, yang lain lebih sosial.
Gangguan kepribadian adalah gangguan psikologis kronis yang sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Mereka yang memiliki gangguan kepribadian memiliki beberapa fitur yang berbeda termasuk gangguan psikologis dalam diri-gambar; kemampuan untuk memiliki hubungan interpersonal yang sukses; kesesuaian dari jangkauan emosi, cara memahami diri mereka sendiri, orang lain, dan dunia, dan kesulitan memiliki kontrol impuls yang tepat.
Gangguan kepribadian adalah gangguan psikologis kronis yang sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Mereka yang memiliki gangguan kepribadian memiliki beberapa fitur yang berbeda termasuk gangguan psikologis dalam diri-gambar; kemampuan untuk memiliki hubungan interpersonal yang sukses; kesesuaian dari jangkauan emosi, cara memahami diri mereka sendiri, orang lain, dan dunia, dan kesulitan memiliki kontrol impuls yang tepat.
![[PSIKOLOGI] Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD)](https://s.kaskus.id/images/2014/07/14/2539598_20140714115002.jpg)
Spoiler for DEFINISI:
ADHD merupakan kependekan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder, di mana (Attention = perhatian, Deficit = berkurang, Hyperactivity = hiperaktif, dan Disorder = gangguan). Atau dalam bahasa Indonesia, ADHD berarti gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktivitas.
Istilah ini memberikan gambaran tentang suatu kondisi medis yang disahkan secara internasional mencakup disfungsi otak, di mana individu mengalami kesulitan dalam mengendalikan impuls, menghambat perilaku, dan tidak mendukung rentang perhatian atau rentang perhatian mudah teralihkan.
Jika hal ini terjadi pada seorang anak dapat menyebabkan berbagai kesulitan belajar, kesulitan berperilaku, kesulitan sosial, dan kesulitan-kesulitan lain yang kait-mengait.
Istilah ini memberikan gambaran tentang suatu kondisi medis yang disahkan secara internasional mencakup disfungsi otak, di mana individu mengalami kesulitan dalam mengendalikan impuls, menghambat perilaku, dan tidak mendukung rentang perhatian atau rentang perhatian mudah teralihkan.
Jika hal ini terjadi pada seorang anak dapat menyebabkan berbagai kesulitan belajar, kesulitan berperilaku, kesulitan sosial, dan kesulitan-kesulitan lain yang kait-mengait.
Spoiler for PENYEBAB:
Penyebab pasti ADHD belum diketahui secara pasti, namun para peneliti memusatkan objek penelitiannya pada kinerja dan perkembangan otak. Selain itu, terdapat tiga faktor yang dianggap mempengaruhi kondisi ADHD, yaitu:
a) Faktor genetik/keturunan
Sebagian besar penderita ADHD mendapatkan kondisi ini dari orang tuanya. ADHD memiliki kecenderungan besar terjadi pada keluarga/keturunan.
b) Ketidakseimbangan kimia
Para ahli meyakini bahwa ketidakseimbangan kimiawi pada otak (neurotransmitter) merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan gejala ADHD.
c) Kinerja otak
Pada anak yang menderita ADHD, didapati bahwa area otak yang mengontrol perhatian tampak tidak terlalu aktif, dibandingkan dengan anak-anak lainnya yang tidak menderita ADHD.
a) Faktor genetik/keturunan
Sebagian besar penderita ADHD mendapatkan kondisi ini dari orang tuanya. ADHD memiliki kecenderungan besar terjadi pada keluarga/keturunan.
b) Ketidakseimbangan kimia
Para ahli meyakini bahwa ketidakseimbangan kimiawi pada otak (neurotransmitter) merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan gejala ADHD.
c) Kinerja otak
Pada anak yang menderita ADHD, didapati bahwa area otak yang mengontrol perhatian tampak tidak terlalu aktif, dibandingkan dengan anak-anak lainnya yang tidak menderita ADHD.
Spoiler for PREVALENSI:
Angka kejadian ADHD di seluruh dunia diperkirakan mencapai 3-5% pada usia anak sekolah. Dilaporkan lebih banyak terdapat pada laki-laki dibandingkan dengan wanita. Di Amerika Serikat, penelitian menunjukkan kejadian ADHD mencapai 7%. Peneliti telah mengamati peta gen lebih dari 1.400 anak dan menemukan bahwa anak dengan ADHD memiliki potongan kecil DNA yang digandakan atau hilang.
Gangguan hiperaktif, bukan hanya terjadi anak-anak saja, tetapi juga orang dewasa. Sekitar empat persen orang dewasa mengalami ADHD dan tidak terdiagnosa. Sekitar setengah dari anak-anak dengan gangguan hiperaktif, akan tetap memilikinya saat dewasa.
Gangguan hiperaktif, bukan hanya terjadi anak-anak saja, tetapi juga orang dewasa. Sekitar empat persen orang dewasa mengalami ADHD dan tidak terdiagnosa. Sekitar setengah dari anak-anak dengan gangguan hiperaktif, akan tetap memilikinya saat dewasa.
Spoiler for GEJALA:
Gejala atau pertanda ADHD bisa berbeda bagi setiap orang. Gejalanya biasanya mulai tampak saat masa anak-anak. Berikut ini adalah tiga gejala utama ADHD yang umum pada anak-anak:
Hiperaktif
Tampak seperti kelebihan energi, selalu aktif dan tidak bisa diam. Tanda-tandanya yang biasanya tampak adalah:
Inattention atau bermasalah pada perhatian
Berupa gangguan atau kesulitan untuk memperhatikan sesuatu. Gejala yang biasanya tampak antara lain:
Impulsif
Penderita ADHD biasanya memiliki sifat impulsif atau bertindak tanpa berpikir (spontan). Gejala yang dapat dikenali misalnya:
Selain ketiga gejala di atas, terdapat juga beberapa gejala lain yang bisa terjadi pada penderita ADHD, antara lain:
Hiperaktif
Tampak seperti kelebihan energi, selalu aktif dan tidak bisa diam. Tanda-tandanya yang biasanya tampak adalah:
- Tidak bisa bermain dengan tenang
- Susah berdiam diri, menggeliat, gelisah, dan sering berdiri kembali ketika duduk
- Selalu bergerak, seperti berlari atau memanjat pada sesuatu
- Tidak bisa duduk dengan tenang
Inattention atau bermasalah pada perhatian
Berupa gangguan atau kesulitan untuk memperhatikan sesuatu. Gejala yang biasanya tampak antara lain:
- Sangat susah untuk memusatkan perhatian
- Tampak tidak mendengarkan ketika orang lain berbicara kepadanya
- Perhatiannya sangat mudah teralihkan
- Sering membuat kesalahan akibat kurang berhati-hati atau karena kurang memperhatikan
- Susah mengikuti arahan atau menyelesaikan tugas
- Sering melupakan atau menghilangkan sesuatu
- Memiliki kecenderungan untuk mengingau saat tidur
Impulsif
Penderita ADHD biasanya memiliki sifat impulsif atau bertindak tanpa berpikir (spontan). Gejala yang dapat dikenali misalnya:
- Kesulitan untuk menunggu giliran
- Menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan selesai atau sebelum diberi kesempatan
- Sering menginterupsi orang lain
- Bertindak impulsif tanpa memikirkan konsekuensinya, seperti berlari di tengah acara formal, mengejar sesuatu yang berbahaya, dsb.
Selain ketiga gejala di atas, terdapat juga beberapa gejala lain yang bisa terjadi pada penderita ADHD, antara lain:
- Menunjukkan sikap menentang atau melanggar peraturan
- Susah untuk bersosialisasi dengan orang lain
- Kurangnya rasa percaya diri
- Kemampuan mengorganisasi yang buruk
- Cepat bosan
- Gelisah
- Sering terburu-buru dalam mengambil keputusan
Spoiler for DAMPAK:
Pada usia sebelum sekolah,ADHD menimbulkan gangguan perilaku. Pada usia sekolah, ADHD menimbulkan gangguan perilaku, prestasi akademik yang buruk, kesulitan bergaul, hingga rendah diri. Pada usia remaja, prestasi akademik akan tetap buruk, menimbulkan masalah sosialisasi, rendah diri, anak mulai merokok, berkendara dengan ugal-ugalan sehingga timbul kecelakaan, serta masalah kenakalan remaja lainnya. Pada masa kuliah, prestasi akademik buruk, sulit mendapatkan pekerjaan, rendah diri, dan akhirnya terjerumus pada kecanduan NAPZA. Masa dewasa, orang dengan ADHD cenderung gagal dalam pekerjaannya, rendah diri, sulit bergaul, dan sering mengalami kecelakaan akibat mabuk saat berkendara.
ADHD berpengaruh pada prestasi akademik anak. Kebanyakan mereka berperilaku buruk di kelas (menentang guru atau orang tua), sering dihukum guru, dijauhi teman-teman sekelas, prestasi di sekolah buruk, her berulang kali, tidak naik kelas (mengulang), dikeluarkan dari sekolah, dan akhirnya gagal menyelesaikan sekolah.
Dampak ini bisa berlanjut hingga remaja dan kemungkinannya besar sekali untuk terjadi kehamilan remaja, penyalahgunaan obat, dan kecelakaan saat berkendara. Remaja ADHD dua kali lipat lebih mungkin menjadi perokok. Orang-orang dengan ADHD lebih cepat mengalami ketergantungan obat-obatan sejak pertama kali mencoba. Masa depannya juga terganggu karena pendidikan dan status pekerjaannya lebih rendah, pendapatan juga otomatis lebih rendah, dan dapat menimbulkan gangguan sosialisasi.
Selain menimbulkan pengaruh pada dirinya sendiri, ADHD juga menimbulkan pengaruh pada keluarga, yakni stres, depresi, keharmonisan keluarga terganggu, dan perubahan status pekerjaan.
ADHD berpengaruh pada prestasi akademik anak. Kebanyakan mereka berperilaku buruk di kelas (menentang guru atau orang tua), sering dihukum guru, dijauhi teman-teman sekelas, prestasi di sekolah buruk, her berulang kali, tidak naik kelas (mengulang), dikeluarkan dari sekolah, dan akhirnya gagal menyelesaikan sekolah.
Dampak ini bisa berlanjut hingga remaja dan kemungkinannya besar sekali untuk terjadi kehamilan remaja, penyalahgunaan obat, dan kecelakaan saat berkendara. Remaja ADHD dua kali lipat lebih mungkin menjadi perokok. Orang-orang dengan ADHD lebih cepat mengalami ketergantungan obat-obatan sejak pertama kali mencoba. Masa depannya juga terganggu karena pendidikan dan status pekerjaannya lebih rendah, pendapatan juga otomatis lebih rendah, dan dapat menimbulkan gangguan sosialisasi.
Selain menimbulkan pengaruh pada dirinya sendiri, ADHD juga menimbulkan pengaruh pada keluarga, yakni stres, depresi, keharmonisan keluarga terganggu, dan perubahan status pekerjaan.
Spoiler for TREATMENT:
Terdapat berbagai pilihan perawatan ADHD mulai dari obat-obatan hingga terapi. Berikut adalah beberapa jenis terapi yang bisa digunakan untuk merawat anak dengan ADHD:
1. Terapi Perilaku (Behavioral Therapy)
Anak dengan ADHD mungkin menunjukkan reaksi berlebihan terhadap situasi tertentu. Anak mungkin juga menunjukkan perilaku lebih agresif dibandingkan dengan teman-temannya. Pada kasus ini, terapi perilaku membantu anak untuk lebih bisa mengontrol perilaku dan mengendalikan tindakan mereka. Diharapkan anak mampu mengendalikan reaksi berlebihan, kemarahan, serta menjadikannya lebih tenang. Terapi perilaku menyasar perubahan cara berpikir serta perilaku anak.
2. Terapi Kognitif (Cognitive Therapy)
Sisi kognitif membantu seseorang untuk merasa, belajar, dan berargumen. Dengan demikian, sisi kognitiflah yang mengendalikan emosi dan perasaan. Sebagian orang mungkin mengalami gangguan emosi yang mengarah pada tindakan negatif dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengatasinya. Terapi perilaku kognitif ditujukan untuk membantu seseorang mengendalikan pikiran dan emosi yang akan mewujud pada perilaku yang lebih positif. Terapi ini akan melatih anak dengan ADHD untuk berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak. Terapi kognitif sering digunakan bersama dengan terapi perilaku.
3. Terapi Membaca (Literary Therapy)
Terapi membaca juga merupakan salah satu pilihan pengobatan untuk ADHD. Terapi ini menggunakan buku, artikel, dan bahan bacaan lain untuk membantu pasien mengatasi gejala ADHD. Terapi ini pada dasarnya dimaksudkan untuk remaja dan orang dewasa. Terapi membaca ditujukan membuat seseorang memahami masalah yang dihadapinya secara mendalam dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya perihal masalah tersebut. Informasi yang diberikan juga harus disertai dengan solusi untuk mengendalikan masalah hiperaktif. Membaca juga membantu pasien untuk memfokuskan seluruh energi pada kegiatan tertentu dalam waktu lama yang bermanfaat untuk menyalurkan energi secara konstruktif.
4. Terapi Bicara
Orang tua umumnya sering mengatakan pada anak-anak apa yang tidak boleh dilakukan. Jika terlalu berlebihan, anak justru tidak akan mendengarkan dan cenderung malah melakukan hal yang dilarang. Kecenderungan ini juga berlaku pada anak yang menderita ADHD. Mengatakan anak apa yang tidak boleh dilakukan (melarang) tidak akan menunjukkan hasil yang positif. Melalui terapi bicara, orang tua didorong untuk selalu berkomunikasi dengan anak serta membicarakan apa yang dirasakan anak. Terapi bicara didasarkan pada prinsip bahwa ADHD dapat disembuhkan, jika anggota keluarga menunjukkan dukungan, cinta dan perhatian dengan memberikan waktu untuk mendengarkan anak.
1. Terapi Perilaku (Behavioral Therapy)
Anak dengan ADHD mungkin menunjukkan reaksi berlebihan terhadap situasi tertentu. Anak mungkin juga menunjukkan perilaku lebih agresif dibandingkan dengan teman-temannya. Pada kasus ini, terapi perilaku membantu anak untuk lebih bisa mengontrol perilaku dan mengendalikan tindakan mereka. Diharapkan anak mampu mengendalikan reaksi berlebihan, kemarahan, serta menjadikannya lebih tenang. Terapi perilaku menyasar perubahan cara berpikir serta perilaku anak.
2. Terapi Kognitif (Cognitive Therapy)
Sisi kognitif membantu seseorang untuk merasa, belajar, dan berargumen. Dengan demikian, sisi kognitiflah yang mengendalikan emosi dan perasaan. Sebagian orang mungkin mengalami gangguan emosi yang mengarah pada tindakan negatif dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mengatasinya. Terapi perilaku kognitif ditujukan untuk membantu seseorang mengendalikan pikiran dan emosi yang akan mewujud pada perilaku yang lebih positif. Terapi ini akan melatih anak dengan ADHD untuk berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak. Terapi kognitif sering digunakan bersama dengan terapi perilaku.
3. Terapi Membaca (Literary Therapy)
Terapi membaca juga merupakan salah satu pilihan pengobatan untuk ADHD. Terapi ini menggunakan buku, artikel, dan bahan bacaan lain untuk membantu pasien mengatasi gejala ADHD. Terapi ini pada dasarnya dimaksudkan untuk remaja dan orang dewasa. Terapi membaca ditujukan membuat seseorang memahami masalah yang dihadapinya secara mendalam dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya perihal masalah tersebut. Informasi yang diberikan juga harus disertai dengan solusi untuk mengendalikan masalah hiperaktif. Membaca juga membantu pasien untuk memfokuskan seluruh energi pada kegiatan tertentu dalam waktu lama yang bermanfaat untuk menyalurkan energi secara konstruktif.
4. Terapi Bicara
Orang tua umumnya sering mengatakan pada anak-anak apa yang tidak boleh dilakukan. Jika terlalu berlebihan, anak justru tidak akan mendengarkan dan cenderung malah melakukan hal yang dilarang. Kecenderungan ini juga berlaku pada anak yang menderita ADHD. Mengatakan anak apa yang tidak boleh dilakukan (melarang) tidak akan menunjukkan hasil yang positif. Melalui terapi bicara, orang tua didorong untuk selalu berkomunikasi dengan anak serta membicarakan apa yang dirasakan anak. Terapi bicara didasarkan pada prinsip bahwa ADHD dapat disembuhkan, jika anggota keluarga menunjukkan dukungan, cinta dan perhatian dengan memberikan waktu untuk mendengarkan anak.
![[PSIKOLOGI] Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD)](https://s.kaskus.id/images/2014/07/14/2539598_20140714113152.gif)
Check This Out:
![[PSIKOLOGI] Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD)](https://s.kaskus.id/images/2014/07/14/2539598_20140714120629.gif)
Spoiler for Video:
ADHD pada anak:

Spoiler for Sumur:
![[PSIKOLOGI] Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD)](https://s.kaskus.id/images/2014/07/14/2539598_20140714113152.gif)
Gapapa kali ya scroll up lagi buat kasih








![[PSIKOLOGI] Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD)](https://s.kaskus.id/images/2014/07/14/2539598_20140714121350.jpg)
![[PSIKOLOGI] Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD)](https://s.kaskus.id/images/2014/07/14/2539598_20140714114106.gif)
![[PSIKOLOGI] Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD)](https://s.kaskus.id/images/2014/07/14/2539598_20140714113152.gif)
KUNJUNGI JUGA:





Diubah oleh inind 14-07-2014 05:41
0
9.3K
Kutip
18
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan