Jakarta - Ketua Eksekutif Indonesian Human Rights Committee for Social Justice (IHCS), Gunawan menyatakan manuver capres-cawapres nomor urut 1 yakni Prabowo Subianto-Hatta Radjasa, bisa dinilai sebagi blunder sehingga 'menjebak diri sendiri' ketika mengajak lawan debatnya untuk bicara soal renegosiasi kontrak migas dan tambang seperti Freeport, Tangguh, dan Newmont.

"Hatta Radjasa justru terjebak, maksud hati hendak menunjukan pengalaman, tapi justru bisa dituntut pertanggungjawaban karena kegagalan renegosiasi. Di sisi lain menciptakan blunder bagi Prabowo, karena dia dan adiknya, justru mendukung perpanjangan kontrak," kata Gunawan, di Jakarta, Minggu (6/7).

Blunder tersebut, kata dia, juga karena Hatta sepertinya tidak menyangka akan mendapatkan pertanyaan balik soal siapa yang diuntungkan dari saham Freeport dan Newmont.

Menurutnya, isu renegosiasi justru salah satu kegagalan Hatta selaku Menko Perekonomian dan Ketua Tim Renegosiasi Freeport. Sebab, kata Gunawan, renegosiasi molor sehingga merugikan keuangan negara dan mengurangi kewibawaan hukum.

Selain itu, kata dia, saat ini pemerintah justru digugat Newmont sehingga kewibawaan negara semakin merosot.

Seperti diketahui, dalam debat capres-cawapres tadi malam, perdebatan diawali pertanyaan Hatta soal komitmen Jokowi-JK menginvestigasi kontrak tambang yang diduga merugikan negara. Dia mencontohkan kontrak Freeport dan kontrak Gas Tangguh.

Menjawab itu, Jusuf Kalla (JK) menyatakan, "Saya sangat setuju dibikin investigasi. Lihat Freeport, siapa yang pernah memiliki saham di situ, dan lihat siapa yang punya. Lalu Newmont, siapa yang memegang? Dulu itu milik nasional. Jadi saya sangat setuju investigasi," kata JK.
Sumber : http://www.beritasatu.com/ekonomi/19...n-newmont.html