PARA PETARUNG DI FRONT BANDUNG.Ketika Perang Surabaya berkobar pada November 1945, corong Radio BPRI (Barisan Pemberontak Rakjat Indonesia) menyeru kepada para pemuda di seluruh Indonesia untuk bergerak menghadapi kepongahan bala tentara Inggris yang tak menghormati Indonesia merdeka. Salah seorang kru Radio BPRI berkebangsaan Sunda malah dengan jengkel “memprovokasi” kawan-kawannya di Bandung sebagai “pemuda peujeum” karena hingga memasuki awal November 1945, para pemuda di sana tak juga bergerak.

Soal ejekan “pemuda peujeum” itu dalam kenyatannya ternyata tak benar . Ketika balatentara Inggris dari Brigade Mc Donald yang membonceng tentara Belanda memasuki Bandung pada 21 November 1945, ribuan pemuda Sunda dari Cirebon, Tasikmalaya, Cianjur, Sukabumi, Sumedang dan kota-kota lainnya di Jawa Barat menyongsong dengan senjata para prajurit yang baru saja mengganyang tentara Jepang di hutan-hutan Burma tersebut . Pertempuran pun berlangsung seru hingga memasuki 1946, pasukan Tentara Republik Indonesia (TRI) bertahan di Ujungberung.

Perang kota yang sangat brutal pun terjadi di dalam kota Bandung. Para penembak runduk TRI dari balik pohon-pohon besar dengan leluasa menghabisi tentara Inggris dan Belanda yang sedang santai di sekitar Hotel Homman dan Hotel Preanger. Di perbatasan Bandung-Cimahi, seorang pemuda bernama Agus berhasil menghancurkan sebuah Sherman (sejenis tank andalan Sekutu dalam Perang Dunia II) hanya dengan berbekal granat tangan dan bom batok.

“Setelah membuat kacau Bandung kota, kami mundur kembali ke arah Front Ujungberung,”ujar Letnan Purnawirawan Aleh (85), mantan prajurit TRI dari Bataliyon Abimanyu tersebut.

Menurut lelaki yang pernah tertembak pasukan Belanda tersebut, sambil mundur, anak-anak TRI terus menghujani para pengejarnya dengan berondongan peluru sehingga lama kelamaan mereka pun akhirnya kehabisan amunisi. Beberapa terpaksa bertarung dengan bayonet terhunus dan hanya mengandalkan popor senjata semata. Akibatnya banyak dari mereka yang gugur atau tertangkap. Ini adalah foto yang diambil dari Gahetna, memperlihatkan dua gerilyawan kota TRI yang berhasil ditangkap oleh pihak Belanda dan Inggris pada sekitar 1946.