- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Menyingkap Hakikat Wahabisme: Sosok dan Pemikiran Ibnu Taimiyyah


TS
Zahin
Menyingkap Hakikat Wahabisme: Sosok dan Pemikiran Ibnu Taimiyyah
Quote:
Bagian Pertama
Membahas faham Wahhabi tak bisa lepas dari pemikiran Ibnu Taimiyyah. Pendiri faham Salafi yang hidup pada abad ketujuh hijriyah itu dalam banyak tulisan dan pidatonya menyebarkan pemikiran-pemikiran yang oleh para ulama dinyatakan menyimpang dan sesat. Dalam banyak kasus, saat ditanya banyak hal, dia memberikan jawaban yang tidak Islami. Para ulama di zaman itu meyakini bahwa Ibnu Taimiyah dan pemikirannya sangat berbahaya bagi umat Islam. Nasehat dan argumentasi ulama kepadanya tidak membuat pendiri faham Salafi ini mengubah pandangan. Dia tetap bersikukuh pada pendiriannya bahwa apa yang dia sampaikan benar dan dia tidak bisa divonis keluar dari Islam.
Taqiyyuddin al-Subki (wafat tahun 756 H), ulama yang hidup sezaman dengan Ibnu Taimiyyah, mengatakan, "Dengan kedok mengikuti Kitab dan Sunnah Ibnu Taimiyyah menciptakan serangkaian bidah dalam akidah Islam. Dia telah merusak sendi-sendi Islam. Dia menentang kepercayaan seluruh umat Islam dan menyampaikan pandangan-pandangan yang meniscayakan jisim bagi Allah. Dengan pandangan-pandangan itu dia bahkan sudah keluar dari 73 golongan." (al-Durrah al-Mudhiiah)
Ibnu Taimiyyah mengaku mengikuti mazhab Imam Ahmad bin Hanbal. Dia adalah sosok yang berpikiran beku dan sangat fanatik dengan pendapatnya. Menolak metode pembahasan akal, logika, dan pendekatan filosofis adalah karakter utama tokoh yang kerap menolak pembahasan logika dengan cara-cara kasar dan tidak ilmiah ini.
Para ulama berpendapat bahwa pandangan-pandangan Ibnu Taimiyyah tentang esensi ketuhanan dan berbagai topik pembahasan agama lainnya sangat lemah dan kekanak-kanakan. Hal itu menunjukkan bahwa dia tidak banyak mengerti ajaran agama Islam. Pendapat para ulama ini cukup beralasan. Sebab, dengan mencampakkan metode logika dan akal, Ibnu Taimiyyah secara praktis terjebak dalam pemikiran materi dan zhahiri. Sehingga, saat membahas tentang tauhid dan ketuhanan, pemikiran yang disampaikannya tidak memiliki landasan yang kokoh. Dia mengenalkan Tuhan sebagai wujud materi yang jasmani. Meski terperangkap dalam khayalan seperti itu, dia tetap mengaku diri sebagai Muslim dan mencerca siapa saja yang berseberangan dengannya bahkan menyebut mereka musyrik.
Karya penulisan Ibnu Taimiyyah sangat banyak dan berjumlah puluhan jilid. Tapi tak ada satupun pemikirannya yang bermanfaat bagi umat Islam. Bahkan sebaliknya, pandangan-pandangannya yang bertentangan dengan agama justeru menyulut gejolak di tengah umat dan melukai perasaan mereka. Beberapa abad kemudian, pemikirannya yang menyimpang menjadi bibit yang melahirkan faham Wahhabi yang sangat berbahaya dan keji. Sejak awal kelahirannya hingga hari ini, kelompok Wahhabi hanya menebar kebencian, perpecahan, teror dan ratusan kejahatan di dunia Islam. Tak heran jika Islam sudah memperingatkan akan bahaya bidah dan menyebutnya sebagai dosa besar atau kabirah. Sebab, bidah dalam agama bisa mengakibatkan bahaya yang sangat besar. Mengenai bidah, Imam Ali as berkata, "Tidak ada yang menimbulkan kehancuran pada agama seperti bidah." Ayat 59 surat Yunus mengecam orang-orang yang menisbatkan kebohongan kepada Allah Swt dan membuat bidah.
Distorsi agama terkadang dilakukan dengan cara menambahkan sesuatu ke dalam agama atau dengan mengurangi apa yang ada padanya. Jika seseorang menisbatkan penambahan atau pengurangan itu kepada Allah atau Nabi-Nya berarti dia telah membuat bidah dalam agama. Sayid Mohsen Amin al-Amili mengenai bidah mengatakan, "Bidah adalah memasukkan sesuatu yang bukan dari agama ke dalam agama, seperti memubahkan sesuatu yang haram, mengharamkan yang mubah, atau mewajibkan yang bukan wajib dan mensunnahkan yang bukan sunnah." Artinya, bidah adalah perbuatan mengada-ada lalu menisbatkannya kepada agama. Orang yang membuat bidah dihukumi keluar dari agama Islam.
Allah Swt yang Maha Penyayang telah menurunkan syariat Islam sebagai aturan hidup umat manusia. Dia Maha Mengetahui apa yang diperlukan manusia dalam kehidupan dan untuk kebaikannya. Aturan yang diturunkannya berupa syariat ini mesti meliputi semua hal yang dibutuhkan manusia. Hal itu disinggung oleh al-Quran diantaranya ayat 40 surat Yusuf,"Keputusan itu hanyalah milik Allah. Dia telah memerintahkan supaya kamu tidak menyembah kecuali kepadaNya. Inilah agama yang kokoh."
Firman Ilahi, Sunnah Nabi Saw dan sirah Ahlul Bait as adalah pelita terang yang memberi petunjuk kepada manusia akan jalan kebenaran. Imam Ali berkata, "Allah Swt telah mengutus para nabi supaya manusia melaksanakan janji mereka kepada-Nya, tidak melupakan anugerah nikmat-Nya, dan mengeluarkan pemikiran yang tersembunyi…" Janji ini adalah fitrah dan naluri jiwa. Dengan kata lain, para nabi diutus untuk mengajak manusia kepada tauhid dan penyembahan Tuhan Yang Esa.
Tauhid memang sering dipaparkan Ibnu Taimiyyah dalam pandangan-pandangannya. Namun tauhid yang dia maksudkan justeru sarat dengan hal-hal menyimpang tentang Allah, ziarah kubur, tawassul, syafaat, tabarruk dan masalah-masalah lainnya. Pandangan yang menyimpang itu dipaparkannya dengan menyebutnya sebagai akidah Islam yang murni. Dengan mencermati berbagai kepercayaan dan pandangan Ibnu Taimiyyah dan Muhammad bin Abdul Wahhab kita akan menyimpulkan bahwa kedua tokoh pemikiran menyimpang itu ingin menjauhkan umat Islam dari para wali dan kekasih Allah, khususnya Nabi Muhammad Saw dan Ahlul Baitnya. Hal itu tak lain adalah program utama yang ingin dilaksanakan musuh-musuh Islam sejak kemunculan agama ini atau setidaknya semenjak Nabi Saw meninggal dunia.
Padahal, dalam banyak kesempatan Rasulullah Saw mewanti-wanti umatnya untuk berpegangan pada dua pusaka beliau yaitu Kitabullah dan Ahlul Bait. Kedua pusaka itulah yang menjamin keselamatan umat. Bidah yang dibuat oleh kaum Salafi mengingatkan kita kepada ayat 70 surat al-Baqarah yang menyebutkan, "Celakalah orang-orang yang menulis kitab dengan tangan mereka lalu mengatakan kepada orang-orang bahwa ini turun dari sisi Allah."
Salah satu hal yang menarik adalah bahwa pemikiran Ibnu Taimiyyah yang menyimpang bahkan tak diikuti oleh para pendukungnya sendiri. Misalnya, setelah kematian Ibnu Taimiyyah, mereka melakukan hal-hal yang mereka anggap syirik terhadap diri pemimpin Salafi ini. Ibnu Katsir, ulama mazhab Syafii mengenai apa yang dilakukan para pengikut Salafi terhadap jenazah Ibnu Taimiyyah mengatakan, "Sebelum jenazah Ibnu Taimiyyah dimandikan, sekelompok orang duduk di sisi jasad itu sambil membaca al-Quran. Mereka menciumnya dan bertabarruk dengannya lalu pergi. Kemudian datang kelompok perempuan dan melakukan hal yang sama… Orang-orang melepaskan serban dan pakaian mereka lalu melemparkannya ke atas keranda Ibnu Taimiyyah untuk bertabarruk. Sebagian orang mengambil air bekas memandikan jenazah itu lalu meminumnya. Sebagian membagi-bagikan air bidara bekas memandikan jenazah di antara mereka." (al-Bidayah wa al-Nihayah)
Orang-orang Wahhabi yang telah membuat banyak bidah dalam agama telah menutup akal. Mereka menolak kemajuan sains yang sebenarnya merupakan kemajuan umat manusia. Alasannya adalah hasil teknologi dan sains hanya menjauhkan manusia dari Allah dan ibadah. Padahal, Islam tidak menolak kemajuan zaman selama tidak bertentangan dengan agama.
Banyak ulama yang menyamakan Wahhabi di zaman ini dengan kaum Khawarij di zaman permulaan Islam. Khawarij pertama kali menunjukkan eksistensinya di masa khilafah Imam Ali as. Mereka menentang Ali dan merasa lebih mukmin dari beliau. Sama dengan Wahhabi, kelompok ini menutup akal dan pemikiran nalar. Akibatnya, mereka salah dalam memahami Islam, al-Quran dan Sunnah. Mereka juga rajin menyematkan label kafir kepada kelompok Muslim yang lain dan merasa berhak atas darah dan harta mereka. Sementara, Islam yang sesungguhnya adalah ajaran yang mengikuti al-Quran dan Sunnah Nabi Saw. Dalam salah satu hadisnya, Rasul Saw bersabda, "Ketahuilah bahwa sebaik-baik sesuatu adalah Kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad. Sedangkan seburuk-buruk perkara adalah bidah (yang tidak berasaskan Kitab dan Sunnah), dan setiap bidah adalah kesesatan." (IRIB Indonesia)
Membahas faham Wahhabi tak bisa lepas dari pemikiran Ibnu Taimiyyah. Pendiri faham Salafi yang hidup pada abad ketujuh hijriyah itu dalam banyak tulisan dan pidatonya menyebarkan pemikiran-pemikiran yang oleh para ulama dinyatakan menyimpang dan sesat. Dalam banyak kasus, saat ditanya banyak hal, dia memberikan jawaban yang tidak Islami. Para ulama di zaman itu meyakini bahwa Ibnu Taimiyah dan pemikirannya sangat berbahaya bagi umat Islam. Nasehat dan argumentasi ulama kepadanya tidak membuat pendiri faham Salafi ini mengubah pandangan. Dia tetap bersikukuh pada pendiriannya bahwa apa yang dia sampaikan benar dan dia tidak bisa divonis keluar dari Islam.
Taqiyyuddin al-Subki (wafat tahun 756 H), ulama yang hidup sezaman dengan Ibnu Taimiyyah, mengatakan, "Dengan kedok mengikuti Kitab dan Sunnah Ibnu Taimiyyah menciptakan serangkaian bidah dalam akidah Islam. Dia telah merusak sendi-sendi Islam. Dia menentang kepercayaan seluruh umat Islam dan menyampaikan pandangan-pandangan yang meniscayakan jisim bagi Allah. Dengan pandangan-pandangan itu dia bahkan sudah keluar dari 73 golongan." (al-Durrah al-Mudhiiah)
Ibnu Taimiyyah mengaku mengikuti mazhab Imam Ahmad bin Hanbal. Dia adalah sosok yang berpikiran beku dan sangat fanatik dengan pendapatnya. Menolak metode pembahasan akal, logika, dan pendekatan filosofis adalah karakter utama tokoh yang kerap menolak pembahasan logika dengan cara-cara kasar dan tidak ilmiah ini.
Para ulama berpendapat bahwa pandangan-pandangan Ibnu Taimiyyah tentang esensi ketuhanan dan berbagai topik pembahasan agama lainnya sangat lemah dan kekanak-kanakan. Hal itu menunjukkan bahwa dia tidak banyak mengerti ajaran agama Islam. Pendapat para ulama ini cukup beralasan. Sebab, dengan mencampakkan metode logika dan akal, Ibnu Taimiyyah secara praktis terjebak dalam pemikiran materi dan zhahiri. Sehingga, saat membahas tentang tauhid dan ketuhanan, pemikiran yang disampaikannya tidak memiliki landasan yang kokoh. Dia mengenalkan Tuhan sebagai wujud materi yang jasmani. Meski terperangkap dalam khayalan seperti itu, dia tetap mengaku diri sebagai Muslim dan mencerca siapa saja yang berseberangan dengannya bahkan menyebut mereka musyrik.
Karya penulisan Ibnu Taimiyyah sangat banyak dan berjumlah puluhan jilid. Tapi tak ada satupun pemikirannya yang bermanfaat bagi umat Islam. Bahkan sebaliknya, pandangan-pandangannya yang bertentangan dengan agama justeru menyulut gejolak di tengah umat dan melukai perasaan mereka. Beberapa abad kemudian, pemikirannya yang menyimpang menjadi bibit yang melahirkan faham Wahhabi yang sangat berbahaya dan keji. Sejak awal kelahirannya hingga hari ini, kelompok Wahhabi hanya menebar kebencian, perpecahan, teror dan ratusan kejahatan di dunia Islam. Tak heran jika Islam sudah memperingatkan akan bahaya bidah dan menyebutnya sebagai dosa besar atau kabirah. Sebab, bidah dalam agama bisa mengakibatkan bahaya yang sangat besar. Mengenai bidah, Imam Ali as berkata, "Tidak ada yang menimbulkan kehancuran pada agama seperti bidah." Ayat 59 surat Yunus mengecam orang-orang yang menisbatkan kebohongan kepada Allah Swt dan membuat bidah.
Distorsi agama terkadang dilakukan dengan cara menambahkan sesuatu ke dalam agama atau dengan mengurangi apa yang ada padanya. Jika seseorang menisbatkan penambahan atau pengurangan itu kepada Allah atau Nabi-Nya berarti dia telah membuat bidah dalam agama. Sayid Mohsen Amin al-Amili mengenai bidah mengatakan, "Bidah adalah memasukkan sesuatu yang bukan dari agama ke dalam agama, seperti memubahkan sesuatu yang haram, mengharamkan yang mubah, atau mewajibkan yang bukan wajib dan mensunnahkan yang bukan sunnah." Artinya, bidah adalah perbuatan mengada-ada lalu menisbatkannya kepada agama. Orang yang membuat bidah dihukumi keluar dari agama Islam.
Allah Swt yang Maha Penyayang telah menurunkan syariat Islam sebagai aturan hidup umat manusia. Dia Maha Mengetahui apa yang diperlukan manusia dalam kehidupan dan untuk kebaikannya. Aturan yang diturunkannya berupa syariat ini mesti meliputi semua hal yang dibutuhkan manusia. Hal itu disinggung oleh al-Quran diantaranya ayat 40 surat Yusuf,"Keputusan itu hanyalah milik Allah. Dia telah memerintahkan supaya kamu tidak menyembah kecuali kepadaNya. Inilah agama yang kokoh."
Firman Ilahi, Sunnah Nabi Saw dan sirah Ahlul Bait as adalah pelita terang yang memberi petunjuk kepada manusia akan jalan kebenaran. Imam Ali berkata, "Allah Swt telah mengutus para nabi supaya manusia melaksanakan janji mereka kepada-Nya, tidak melupakan anugerah nikmat-Nya, dan mengeluarkan pemikiran yang tersembunyi…" Janji ini adalah fitrah dan naluri jiwa. Dengan kata lain, para nabi diutus untuk mengajak manusia kepada tauhid dan penyembahan Tuhan Yang Esa.
Tauhid memang sering dipaparkan Ibnu Taimiyyah dalam pandangan-pandangannya. Namun tauhid yang dia maksudkan justeru sarat dengan hal-hal menyimpang tentang Allah, ziarah kubur, tawassul, syafaat, tabarruk dan masalah-masalah lainnya. Pandangan yang menyimpang itu dipaparkannya dengan menyebutnya sebagai akidah Islam yang murni. Dengan mencermati berbagai kepercayaan dan pandangan Ibnu Taimiyyah dan Muhammad bin Abdul Wahhab kita akan menyimpulkan bahwa kedua tokoh pemikiran menyimpang itu ingin menjauhkan umat Islam dari para wali dan kekasih Allah, khususnya Nabi Muhammad Saw dan Ahlul Baitnya. Hal itu tak lain adalah program utama yang ingin dilaksanakan musuh-musuh Islam sejak kemunculan agama ini atau setidaknya semenjak Nabi Saw meninggal dunia.
Padahal, dalam banyak kesempatan Rasulullah Saw mewanti-wanti umatnya untuk berpegangan pada dua pusaka beliau yaitu Kitabullah dan Ahlul Bait. Kedua pusaka itulah yang menjamin keselamatan umat. Bidah yang dibuat oleh kaum Salafi mengingatkan kita kepada ayat 70 surat al-Baqarah yang menyebutkan, "Celakalah orang-orang yang menulis kitab dengan tangan mereka lalu mengatakan kepada orang-orang bahwa ini turun dari sisi Allah."
Salah satu hal yang menarik adalah bahwa pemikiran Ibnu Taimiyyah yang menyimpang bahkan tak diikuti oleh para pendukungnya sendiri. Misalnya, setelah kematian Ibnu Taimiyyah, mereka melakukan hal-hal yang mereka anggap syirik terhadap diri pemimpin Salafi ini. Ibnu Katsir, ulama mazhab Syafii mengenai apa yang dilakukan para pengikut Salafi terhadap jenazah Ibnu Taimiyyah mengatakan, "Sebelum jenazah Ibnu Taimiyyah dimandikan, sekelompok orang duduk di sisi jasad itu sambil membaca al-Quran. Mereka menciumnya dan bertabarruk dengannya lalu pergi. Kemudian datang kelompok perempuan dan melakukan hal yang sama… Orang-orang melepaskan serban dan pakaian mereka lalu melemparkannya ke atas keranda Ibnu Taimiyyah untuk bertabarruk. Sebagian orang mengambil air bekas memandikan jenazah itu lalu meminumnya. Sebagian membagi-bagikan air bidara bekas memandikan jenazah di antara mereka." (al-Bidayah wa al-Nihayah)
Orang-orang Wahhabi yang telah membuat banyak bidah dalam agama telah menutup akal. Mereka menolak kemajuan sains yang sebenarnya merupakan kemajuan umat manusia. Alasannya adalah hasil teknologi dan sains hanya menjauhkan manusia dari Allah dan ibadah. Padahal, Islam tidak menolak kemajuan zaman selama tidak bertentangan dengan agama.
Banyak ulama yang menyamakan Wahhabi di zaman ini dengan kaum Khawarij di zaman permulaan Islam. Khawarij pertama kali menunjukkan eksistensinya di masa khilafah Imam Ali as. Mereka menentang Ali dan merasa lebih mukmin dari beliau. Sama dengan Wahhabi, kelompok ini menutup akal dan pemikiran nalar. Akibatnya, mereka salah dalam memahami Islam, al-Quran dan Sunnah. Mereka juga rajin menyematkan label kafir kepada kelompok Muslim yang lain dan merasa berhak atas darah dan harta mereka. Sementara, Islam yang sesungguhnya adalah ajaran yang mengikuti al-Quran dan Sunnah Nabi Saw. Dalam salah satu hadisnya, Rasul Saw bersabda, "Ketahuilah bahwa sebaik-baik sesuatu adalah Kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad. Sedangkan seburuk-buruk perkara adalah bidah (yang tidak berasaskan Kitab dan Sunnah), dan setiap bidah adalah kesesatan." (IRIB Indonesia)
Quote:
Bagian Kedua
Sirah dan Sunnah Nabi saw selalu memperlihatkan kepedulian beliau terhadap persatuan dan kekompakan umat Islam. Sebab, persatuan adalah kunci kesuksesan setiap bangsa dan komunitas saat menghadapi kesulitan dan membantu mereka meraih kemajuan dan kesempurnaan. Karena itu, al-Quran al-Karim memuji persatuan dan memperingatkan umat Islam akan bahaya perpecahan. Ayat 103 surat Aali Imran menyebutkan, "Berpegang teguhlah kalian pada tali Allah dan janganlah bercerai-berai." Kitab suci ini mencela masyarakat yang menjauhkan diri dari persatuan berlandaskan Islam. Menurut al-Quran, kelompok masyarakat yang bersikap seperti itu tidak tergolong dalam umat Muhammad Saw. Ayat 159 surat al-An'am menyatakan, "Sesungguhnya orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka terbagi ke dalam beberapa golongan, maka engkau (wahai Muhammad) tidak memiliki hubungan apapun dengan mereka."
Rasulullah Saw dalam ucapan dan perilakunya yang mendidik selalu menyerukan persatuan kaum muslimin dengan landasan Islam yang murni. Sejarawan Ibnu Hisyam dalam kitab al-Sirah al-Nabawiyyah menceritakan, ketika hasutan seorang Yahudi berhasil menciptakan pertikaian antara dua suku Muslim dan mereka sudah berhadap-hadapan untuk berperang, Nabi Saw segera mendatangi mereka. Beliau sangat marah dan bersabda, "Takutlah kalian kepada Allah! Takutlah kepada Allah! Apakah kalian akan mengulang tradisi Jahiliyyah di depan mataku? Bukankah Allah yang Maha Besar dengan perantara Islam sudah memberikan hidayah-Nya kepada kalian dan memuliakan kalian? Bukankah Dia telah mencabut akar Jahiliyyah, menyelamatkan kalian dari kekafiran, mendekatkan hati-hati kalian dan menebar kasih sayang di antara kalian?"
Dalam sebuah riwayat, Imam Ali as dalam ungkapan yang indah berkata, "Janganlah kalian berpisah dari jamaah umat Islam. Sebab Tangan Allah bersama jamaah. Hindarilah perpecahan, karena orang yang memisahkan diri dari umat Islam akan menjadi mangsa syaitan seperti domba yang menjadi mangsa serigala ketika berpisah dari kawanannya."
Lahirnya kelompok sesat Wahhabi dan relatif meluasnya kelompok ini pada abad 12 hijriyah di bawah kepemimpinan Muhammad bin Abdul Wahhab, Islam dan umat Islam mendapat pukulan yang berat. Sebab, kelompok yang sesat dan menyesatkan ini dengan mudah mengeluarkan vonis musyrik terhadap umat Islam dengan alasan-alasan yang tidak berdasar. Mereka juga menghalalkan darah, harta dan kehormatan siapa saja yang sudah divonis musyrik. Akibatnya, terjadi pembantaian jiwa dan penjarahan harta besar-besaran yang dilakukan orang-orang Wahhabi terhadap umat Islam di sejumlah negeri. Data sejarah bahkan foto-foto yang memperlihatkan kekejian kelompok ini terhadap umat Islam masih tersimpan rapi.
Tak beda dengan Khawarij di zaman Imam Ali as, kelompok Salafi dan Wahhabi mengaku diri sebagai muslim sejati. Karena itu, mereka menyebut rumah mereka sebagai rumah tauhid sementara rumah umat Islam umumnya sebagai rumah syirik. Kepercayaan dan pemikiran yang menyimpang dan provokatif ini menjadi ancaman besar bagi umat Islam. Padahal, al-Quran al-Karim dalam banyak ayat sucinya melarang umat Islam untuk saling menuduh, mengunggulkan diri di atas orang lain, memecah-belah persatuan, dan bercerai-berai. Dengan kepercayaan dan pemikiran yang mereka miliki, kaum Salafi dan Wahhabi bukan hanya hambatan terbesar bagi umat Islam untuk mewujudkan persatuan tapi juga memarakkan kekerasan di antara umat.
Mungkin tidak salah jika dikatakan bahwa kekerasan yang kita saksikan pada kelompok ini berakar dari fatwa Muhammad bin Abdul Wahhab. Dalam kitab Kasyf al-Syubuhat, Ibnu Abdil Wahhab mengeluarkan fatwa aneh yang memecah-belah umat Islam. Dia menulis demikian,"Mereka yang menjadikan para malaikat, anbiya dan auliya sebagai syafi' dan mendekatkan diri kepada Allah dengan perantara mereka, darah mereka halal dan mereka boleh dibunuh." Fatwa Muhammad bin Abdul Wahhab ini menjadi alasan pasukan Wahhabi yang berada di bawah komando keluarga Saud untuk menyerang umat Islam di sejumlah negeri seperti Madinah, Mekah, Karbala, Thaif dan lainnya. Dalam setiap serangan, mereka melakukan pembantaian dan penjarahan besar-besaran.
Kekerasan yang dilakukan kelompok yang fanatik dan jumud bernama Wahhabi dan Salafi ini masih terjadi di zaman ini. Kelompok-kelompok yang dikenal teroris saat ini seperti Taliban, al-Qaeda, Sepah Sahabah dan kelompok teroris lainnya lahir dari rahim ajaran Wahhabi. Mereka melakukan aksi-aksi teror dan pembunuhan di sejumlah negara seperti Afghanistan, Pakistan, Irak dan negara-negara lainnya. Dunia mengaitkan seluruh aksi kekerasan dan terorisme itu kepada Islam secara keseluruhan. Dengan menuduh umat Islam yang lain sebagai orang-orang musyirk, kaum Wahhabi melakukan pembantaian terhadap mereka dalam bentuk yang sangat keji.
Taliban adalah kelompok teroris Wahhabi yang bermarkas di Afghanistan. Kelompok ini adalah bentukan bersama Amerika, Inggris, Pakistan dan Arab Saudi dengan Mullah Umar sebagai pemimpinnya. Setelah melakukan pembunuhan besar-besaran di Afghanistan, pada tahun 1996 Taliban menguasai ibukota Kabul dan mendirikan pemerintahan baru di negara itu yang berlandaskan ajaran Wahhabi. Aturan dan hukum yang kaku penuh kejumudan mereka terapkan dengan menyebutnya sebagai hukum Islam.
Taliban menutup semua tempat hiburan termasuk sinema dan gedung teater. Warga dipaksa melaksanakan shalat berjamaah di masjid. Semua pria wajib memelihara dan memanjangkan janggut. Anak perempuan tidak diperkenankan pergi ke sekolah dan perguruan tinggi. Kaum wanita tidak dibenarkan bekerja di luar rumah. Aturan ini membuat kebanyakan rumah sakit kehilangan banyak perawat dan tenaga medis. Siapa saja yang menentang aturan yang berlaku akan dihukum mati, tak peduli apakah dia dari kelompok Muslim Sunni atau Syiah. Taliban telah mencabik-cabik persatuan umat dan menjadi alasan bagi Barat untuk melakukan propaganda buruk terhadap Islam.
Kelompok teroris berikutnya adalah Sepah Sahabah yang beraktivitas di Pakistan. Mereka adalah pengikut ajarah Wahhabi yang sangat ekstrim. Misi mereka adalah membunuh orang-orang Syiah, baik laki-laki maupun perempuan bahkan anak-anak kecil, dengan sangat keji. Bagi mereka yang terpenting adalah membuka front permusuhan antara Sunni dan Syiah. Salah satu momen yang paling mereka benci adalah acara berkabung mengenang Imam Husein as. Sepah Sahabat yang mengaku sebagai pengikut sejati agama Islam didukung penuh oleh pemerintah Arab Saudi dan Taliban. Mereka menjalankan aksi-aksi keji di masjid-masjid di Pakistan dan Afghanistan dengan membunuh orang-orang yang sedang melaksanakan shalat berjamaah. Yang menarik terkadang orang-orang Wahhabi juga memperlakukan orang-orang yang seajaran dengan mereka secara keji.
Al Qaeda adalah kelompok teroris yang namanya sudah dikenal di dunia. Jaringan teroris ini dipimpin oleh Osama bin Laden. Banyak bukti yang menunjukkan hubungan dekat Al Qaeda dengan AS dan dinas intelijennya. Meski demikian, AS menuduh Al Qaeda berada di balik serangan teror 11 September 2001. Dengan alasan itu, AS mengerahkan tentara untuk mengagresi Afghanistan dalam perang dan pendudukan berkepanjangan yang telah menelan korban ratusan ribu jiwa. Selain kelompok-kelompok tadi masih ada serangkain nama dengan misi dan identitas yang serupa dengan aktivitasnya yang tersebar di sejumlah negara seperti Irak, Iran, Yaman, Suriah, Somalia dan beberapa negara lain. Pekerjaan mereka adalah menebar teror, meledakkan bom dan membunuh orang. Korban umumnya adalah kaum Muslimin.
Jika kaum Wahhabi dengan mudahnya menuduh kaum Muslimin dengan tuduhan syirik untuk kemudian membunuh mereka, Nabi Saw dalam sabdanya telah menjelaskan batas pemisah antara tauhid dan syirik. Dalam hadis disebutkan bahwa orang yang bersaksi akan keesaan Allah dan kenabian Muhammad maka darah, harta dan kehormatannya dihormati dan terlindungi."
Hadis tadi menjelaskan bahwa penyaksian atas keesaan Allah dan kenabian Rasulullah Saw sudah cukup mengeluarkan orang dari kelompok kafir ke dalam barisan umat Islam. Shahih Bukhari dalam bab Fadhail Ali meriwayatkan bahwa ketika Rasulullah menyerahkan panji Islam ke tangan Ali dalam perang Khaibar, kepada beliau Ali bertanya dengan suara lantang, "Ya Rasulullah! Sampai batas mana kami harus memerangi mereka?" Nabi Saw menjawab, "Perangi mereka sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah. Jika mengucapkan syahadatain maka darah mereka tidak bisa lagi ditumpahkan."
Kekerasan yang dilakukan kelompok Wahhabi telah menimbulkan kesan buruk pada agama Islam di dunia. Padahal, Islam yang sebenarnya menolak kekerasan. Al-Quran di surat Ali Imran ayat 159 kepada Nabi Saw menyatakan, "Maka dengan rahmat Allah engkau berlemah lembut kepada mereka. Dan jika engkau bersikap kasar dan berhati keras maka mereka akan menjauh darimu."
Dalam riwayat disebutkan bahwa Nabi bersabda, "Adakah sesuatu selain cinta dalam agama?" (Ushul al-Kafi 8 hal: 80). Cinta kepada Allah, Nabi, salihin dan semua manusia adalah masalah inti yang diajarkan oleh Islam. Wahhabi justeru menampilkan wajah Islam yang lain, yaitu kekerasan. Akibatnya, di dunia muncul anggapan bahwa Islam adalah agama kekerasan dan terror. (IRIB Indonesia)
Sirah dan Sunnah Nabi saw selalu memperlihatkan kepedulian beliau terhadap persatuan dan kekompakan umat Islam. Sebab, persatuan adalah kunci kesuksesan setiap bangsa dan komunitas saat menghadapi kesulitan dan membantu mereka meraih kemajuan dan kesempurnaan. Karena itu, al-Quran al-Karim memuji persatuan dan memperingatkan umat Islam akan bahaya perpecahan. Ayat 103 surat Aali Imran menyebutkan, "Berpegang teguhlah kalian pada tali Allah dan janganlah bercerai-berai." Kitab suci ini mencela masyarakat yang menjauhkan diri dari persatuan berlandaskan Islam. Menurut al-Quran, kelompok masyarakat yang bersikap seperti itu tidak tergolong dalam umat Muhammad Saw. Ayat 159 surat al-An'am menyatakan, "Sesungguhnya orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka terbagi ke dalam beberapa golongan, maka engkau (wahai Muhammad) tidak memiliki hubungan apapun dengan mereka."
Rasulullah Saw dalam ucapan dan perilakunya yang mendidik selalu menyerukan persatuan kaum muslimin dengan landasan Islam yang murni. Sejarawan Ibnu Hisyam dalam kitab al-Sirah al-Nabawiyyah menceritakan, ketika hasutan seorang Yahudi berhasil menciptakan pertikaian antara dua suku Muslim dan mereka sudah berhadap-hadapan untuk berperang, Nabi Saw segera mendatangi mereka. Beliau sangat marah dan bersabda, "Takutlah kalian kepada Allah! Takutlah kepada Allah! Apakah kalian akan mengulang tradisi Jahiliyyah di depan mataku? Bukankah Allah yang Maha Besar dengan perantara Islam sudah memberikan hidayah-Nya kepada kalian dan memuliakan kalian? Bukankah Dia telah mencabut akar Jahiliyyah, menyelamatkan kalian dari kekafiran, mendekatkan hati-hati kalian dan menebar kasih sayang di antara kalian?"
Dalam sebuah riwayat, Imam Ali as dalam ungkapan yang indah berkata, "Janganlah kalian berpisah dari jamaah umat Islam. Sebab Tangan Allah bersama jamaah. Hindarilah perpecahan, karena orang yang memisahkan diri dari umat Islam akan menjadi mangsa syaitan seperti domba yang menjadi mangsa serigala ketika berpisah dari kawanannya."
Lahirnya kelompok sesat Wahhabi dan relatif meluasnya kelompok ini pada abad 12 hijriyah di bawah kepemimpinan Muhammad bin Abdul Wahhab, Islam dan umat Islam mendapat pukulan yang berat. Sebab, kelompok yang sesat dan menyesatkan ini dengan mudah mengeluarkan vonis musyrik terhadap umat Islam dengan alasan-alasan yang tidak berdasar. Mereka juga menghalalkan darah, harta dan kehormatan siapa saja yang sudah divonis musyrik. Akibatnya, terjadi pembantaian jiwa dan penjarahan harta besar-besaran yang dilakukan orang-orang Wahhabi terhadap umat Islam di sejumlah negeri. Data sejarah bahkan foto-foto yang memperlihatkan kekejian kelompok ini terhadap umat Islam masih tersimpan rapi.
Tak beda dengan Khawarij di zaman Imam Ali as, kelompok Salafi dan Wahhabi mengaku diri sebagai muslim sejati. Karena itu, mereka menyebut rumah mereka sebagai rumah tauhid sementara rumah umat Islam umumnya sebagai rumah syirik. Kepercayaan dan pemikiran yang menyimpang dan provokatif ini menjadi ancaman besar bagi umat Islam. Padahal, al-Quran al-Karim dalam banyak ayat sucinya melarang umat Islam untuk saling menuduh, mengunggulkan diri di atas orang lain, memecah-belah persatuan, dan bercerai-berai. Dengan kepercayaan dan pemikiran yang mereka miliki, kaum Salafi dan Wahhabi bukan hanya hambatan terbesar bagi umat Islam untuk mewujudkan persatuan tapi juga memarakkan kekerasan di antara umat.
Mungkin tidak salah jika dikatakan bahwa kekerasan yang kita saksikan pada kelompok ini berakar dari fatwa Muhammad bin Abdul Wahhab. Dalam kitab Kasyf al-Syubuhat, Ibnu Abdil Wahhab mengeluarkan fatwa aneh yang memecah-belah umat Islam. Dia menulis demikian,"Mereka yang menjadikan para malaikat, anbiya dan auliya sebagai syafi' dan mendekatkan diri kepada Allah dengan perantara mereka, darah mereka halal dan mereka boleh dibunuh." Fatwa Muhammad bin Abdul Wahhab ini menjadi alasan pasukan Wahhabi yang berada di bawah komando keluarga Saud untuk menyerang umat Islam di sejumlah negeri seperti Madinah, Mekah, Karbala, Thaif dan lainnya. Dalam setiap serangan, mereka melakukan pembantaian dan penjarahan besar-besaran.
Kekerasan yang dilakukan kelompok yang fanatik dan jumud bernama Wahhabi dan Salafi ini masih terjadi di zaman ini. Kelompok-kelompok yang dikenal teroris saat ini seperti Taliban, al-Qaeda, Sepah Sahabah dan kelompok teroris lainnya lahir dari rahim ajaran Wahhabi. Mereka melakukan aksi-aksi teror dan pembunuhan di sejumlah negara seperti Afghanistan, Pakistan, Irak dan negara-negara lainnya. Dunia mengaitkan seluruh aksi kekerasan dan terorisme itu kepada Islam secara keseluruhan. Dengan menuduh umat Islam yang lain sebagai orang-orang musyirk, kaum Wahhabi melakukan pembantaian terhadap mereka dalam bentuk yang sangat keji.
Taliban adalah kelompok teroris Wahhabi yang bermarkas di Afghanistan. Kelompok ini adalah bentukan bersama Amerika, Inggris, Pakistan dan Arab Saudi dengan Mullah Umar sebagai pemimpinnya. Setelah melakukan pembunuhan besar-besaran di Afghanistan, pada tahun 1996 Taliban menguasai ibukota Kabul dan mendirikan pemerintahan baru di negara itu yang berlandaskan ajaran Wahhabi. Aturan dan hukum yang kaku penuh kejumudan mereka terapkan dengan menyebutnya sebagai hukum Islam.
Taliban menutup semua tempat hiburan termasuk sinema dan gedung teater. Warga dipaksa melaksanakan shalat berjamaah di masjid. Semua pria wajib memelihara dan memanjangkan janggut. Anak perempuan tidak diperkenankan pergi ke sekolah dan perguruan tinggi. Kaum wanita tidak dibenarkan bekerja di luar rumah. Aturan ini membuat kebanyakan rumah sakit kehilangan banyak perawat dan tenaga medis. Siapa saja yang menentang aturan yang berlaku akan dihukum mati, tak peduli apakah dia dari kelompok Muslim Sunni atau Syiah. Taliban telah mencabik-cabik persatuan umat dan menjadi alasan bagi Barat untuk melakukan propaganda buruk terhadap Islam.
Kelompok teroris berikutnya adalah Sepah Sahabah yang beraktivitas di Pakistan. Mereka adalah pengikut ajarah Wahhabi yang sangat ekstrim. Misi mereka adalah membunuh orang-orang Syiah, baik laki-laki maupun perempuan bahkan anak-anak kecil, dengan sangat keji. Bagi mereka yang terpenting adalah membuka front permusuhan antara Sunni dan Syiah. Salah satu momen yang paling mereka benci adalah acara berkabung mengenang Imam Husein as. Sepah Sahabat yang mengaku sebagai pengikut sejati agama Islam didukung penuh oleh pemerintah Arab Saudi dan Taliban. Mereka menjalankan aksi-aksi keji di masjid-masjid di Pakistan dan Afghanistan dengan membunuh orang-orang yang sedang melaksanakan shalat berjamaah. Yang menarik terkadang orang-orang Wahhabi juga memperlakukan orang-orang yang seajaran dengan mereka secara keji.
Al Qaeda adalah kelompok teroris yang namanya sudah dikenal di dunia. Jaringan teroris ini dipimpin oleh Osama bin Laden. Banyak bukti yang menunjukkan hubungan dekat Al Qaeda dengan AS dan dinas intelijennya. Meski demikian, AS menuduh Al Qaeda berada di balik serangan teror 11 September 2001. Dengan alasan itu, AS mengerahkan tentara untuk mengagresi Afghanistan dalam perang dan pendudukan berkepanjangan yang telah menelan korban ratusan ribu jiwa. Selain kelompok-kelompok tadi masih ada serangkain nama dengan misi dan identitas yang serupa dengan aktivitasnya yang tersebar di sejumlah negara seperti Irak, Iran, Yaman, Suriah, Somalia dan beberapa negara lain. Pekerjaan mereka adalah menebar teror, meledakkan bom dan membunuh orang. Korban umumnya adalah kaum Muslimin.
Jika kaum Wahhabi dengan mudahnya menuduh kaum Muslimin dengan tuduhan syirik untuk kemudian membunuh mereka, Nabi Saw dalam sabdanya telah menjelaskan batas pemisah antara tauhid dan syirik. Dalam hadis disebutkan bahwa orang yang bersaksi akan keesaan Allah dan kenabian Muhammad maka darah, harta dan kehormatannya dihormati dan terlindungi."
Hadis tadi menjelaskan bahwa penyaksian atas keesaan Allah dan kenabian Rasulullah Saw sudah cukup mengeluarkan orang dari kelompok kafir ke dalam barisan umat Islam. Shahih Bukhari dalam bab Fadhail Ali meriwayatkan bahwa ketika Rasulullah menyerahkan panji Islam ke tangan Ali dalam perang Khaibar, kepada beliau Ali bertanya dengan suara lantang, "Ya Rasulullah! Sampai batas mana kami harus memerangi mereka?" Nabi Saw menjawab, "Perangi mereka sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah. Jika mengucapkan syahadatain maka darah mereka tidak bisa lagi ditumpahkan."
Kekerasan yang dilakukan kelompok Wahhabi telah menimbulkan kesan buruk pada agama Islam di dunia. Padahal, Islam yang sebenarnya menolak kekerasan. Al-Quran di surat Ali Imran ayat 159 kepada Nabi Saw menyatakan, "Maka dengan rahmat Allah engkau berlemah lembut kepada mereka. Dan jika engkau bersikap kasar dan berhati keras maka mereka akan menjauh darimu."
Dalam riwayat disebutkan bahwa Nabi bersabda, "Adakah sesuatu selain cinta dalam agama?" (Ushul al-Kafi 8 hal: 80). Cinta kepada Allah, Nabi, salihin dan semua manusia adalah masalah inti yang diajarkan oleh Islam. Wahhabi justeru menampilkan wajah Islam yang lain, yaitu kekerasan. Akibatnya, di dunia muncul anggapan bahwa Islam adalah agama kekerasan dan terror. (IRIB Indonesia)
Diubah oleh Zahin 24-07-2013 15:15
0
6.8K
Kutip
64
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan