- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
We’re Here, the Rest is Bullshit
TS
exorio
We’re Here, the Rest is Bullshit
Jangan terperangkap dengan masa lalu, baik itu masa lalu yang berkesan ataupun masa lalu yang pahit. Karena semua itu telah berlalu.
Permasalahan sebagian besar orang, adalah mereka terlalu banyak mengumbar kejayaan masa lalu mereka. Untuk contoh extremenya sangat sering saya temui pada orang-orang tua renta yang sudah merasa tidak mampu berbuat apa-apa lagi.
Pria ini bernama Jim Morris. Bisa Anda tebak usianya? 77 tahun.
Siapa yang sering mengatakan “saya terlalu muda” atau “saya terlalu tua” perlu membaca kisah beliau. Seperti yang saya katakan sebelumnya, pria itu lebih “abadi” dibandingkan dengan wanita.
Jadi lupakan masa lalu Anda.
Lalu bagaimana dengan masa depan?
Permasalahan utama yang sering saya temui adalah OVERTHINKING, dan RISK CALCULATION yang berlebihan.
Masih berhubungan dengan artikel saya yang sebelumnya, rangkullah ketidak pastian, bersahabat dengan masa depan. Mempersiapkan, memiliki tujuan dan mempunyai visi memang ada bagusnya.
Tetapi karena kita hidup di tengah masyarakat yang sangat tidak menyukai tindakan-tindakan nekat atau risk taking, maka kita semasa kecil selalu diajarkan untuk selalu mengambil jalan yang aman.
Akibatnya, segala hal yang akan dihadapi harus dibahas dengan matang dan jeli.
Sebagai contoh, ketika saya mengajak teman saya mencoba sebuah tempat hangout yang baru, yang mana saya sendiri belum pernah kesana, puluhan pertanyaan dilontarkan oleh dia :
berapa biaya masuknya
berapa jarak dari rumah
bagaimana suasana di dalam
seperti apa makanan dan minumannya
mahal tidak biaya makannya
bagaimana musiknya
seperti apa para pengunjungnya
ada dresscodenya tidak
perlu mempersiapkan apa saja
pulangnya bagaimana
ARE YOU FUCKING KIDDING ME?
Saya mengajak dia HANGOUT, bersantai dan menghabiskan waktu, bukan memepersiapkan sebuah revolusi atau strategi perang atau membuka bisnis baru.
Ini tidak hanya saya temui pada teman saya, namun banyak kenalan saya juga menunjukkan gejala yang sama.
Orang tua saya pun selalu menekankan hal yang sama : tanya yang detail dan jelas.
Namun, untuk apa semua data itu?
Otak Anda hanya dapat bekerja sampai kapasitas tertentu, untuk apa membebaninya dengan sedemikian banyak data yang pada akhirnya tidak terpakai juga?
Inilah penyakit manusia modern jaman ini : OVERTHINKING dan OVERANALYZING. Yang seringkali menyebabkan PARALYSIS OF ANALYSIS.
Artinya, dia berusaha mencerna begitu banyak data, yang pada akhirnya menyebabkan information overload dan ketidak mampuan mengambil keputusan.
Untuk hubungan dengan wanita, ini sangat berbahaya. Wanita sangat benci mengambil keputusan. Maka, jangan sekali-sekali Anda mengatakan “terserah” ketika mereka memberi Anda pilihan. Mereka selalu mencari pria yang bisa memutuskan untuk dirinya. Itulah kodrat kita sebagai pria.
Ketidak mampuan mengambil keputusan mencerminkan rasa tidak percaya diri. Dan ini bukan hanya menyebalkan bagi para wanita, ini juga menyebalkan buat saya sendiri, dan kemungkinan besar sebagian besar orang.
Tidak ada yang lebih menarik dibandingkan pria yang mampu mengambil keputusan secara cepat, dan bertindak dengan sigap.
Beberapa contoh kasus di tempat kerja saya, saya melontarkan pertanyaan “bisa” atau “tidak”. Mereka menjawab “tidak tahu”… ughhh. Beberapa bahkan terlihat panik, memegang kepalanya seolah-olah pilihan itu adalah pilihan yang rumit, dan terlihat tangannya gemetar.
Sungguh saya sangat sedih melihat maskulinitas pria jaman sekarang yang menjadi sedemikian rupa jaman ini.
Apabila Anda tidak mampu mengambil keputusan untuk Anda sendiri, maka suatu saat orang lain yang akan memutuskan untuk Anda. Apabila Anda merencanakan untuk menikah dan Anda tidak mampu mengambil keputusan secara cepat dan pasti, kemungkinan besar Anda akan menjadi member ISTI (Ikatan Suami Takut Istri)
Penyebab lain hal ini adalah kita hidup di tengah masyarakat yang sangat memuja otak.
Padahal, ada kekuatan yang lain yang lebih hebat dibandingkan otak apabila kita mengasahnya dengan benar : kekuatan INSTING dan INTUISI. Atau GUT FEELING.
Jangan sekali-sekali meremehkan kekuatan gut feeling. Sebagai contoh, pernahkan Anda dihadapkan kepada sebuah pilihan, yang mana Anda pertama kali memilih satu, kemudian Anda berpikir lebih jauh, kemudian Anda memilih pilihan yang lainnya? Dan ternyata setelah berpikir nyatanya Anda memilih pilihan yang salah.
Salah satu bacaan yang saya rekomendasikan untuk hal ini adalah Blink : The Power of Thinking without Thinking.
Cara saya melatih skill untuk mengambil keputusan secara cepat adalah, ya tidak lain dan tidak bukan dengan melakukannya. Setiap kali saya dihadapkan oleh pilihan, baik yang sepele maupun yang lebih besar, saya menggunakan perasaan saya dan mengambil keputusan pertama yang paling logis yang saya rasakan.
Semakin banyak Anda melakukannya, maka intuisi dan gut feeling Anda akan semakin terasah. Perlahan, semakin sering Anda melakukan kesuksesan dalam melakukan pilihan, insting dan intuisi Anda akan semakin terlatih untuk memberikan pilihan yang terbaik.
Dengan memiliki skill ini, kecemasan Anda mengenai masa depan akan semakin pudar. Sehingga Anda dapat berfokus dengan masa kini, yang mana dalam bahasa Inggris disebut juga : present. Present memiliki dua arti, yaitu saat ini atau HADIAH.
Jadi jangan sia-siakan HADIAH yang diberikan kepada Anda. Nikmati saat ini.
RESPONSE KASKUSER :
SUMBER
Permasalahan sebagian besar orang, adalah mereka terlalu banyak mengumbar kejayaan masa lalu mereka. Untuk contoh extremenya sangat sering saya temui pada orang-orang tua renta yang sudah merasa tidak mampu berbuat apa-apa lagi.
Pria ini bernama Jim Morris. Bisa Anda tebak usianya? 77 tahun.
Siapa yang sering mengatakan “saya terlalu muda” atau “saya terlalu tua” perlu membaca kisah beliau. Seperti yang saya katakan sebelumnya, pria itu lebih “abadi” dibandingkan dengan wanita.
Jadi lupakan masa lalu Anda.
Lalu bagaimana dengan masa depan?
Permasalahan utama yang sering saya temui adalah OVERTHINKING, dan RISK CALCULATION yang berlebihan.
Masih berhubungan dengan artikel saya yang sebelumnya, rangkullah ketidak pastian, bersahabat dengan masa depan. Mempersiapkan, memiliki tujuan dan mempunyai visi memang ada bagusnya.
Tetapi karena kita hidup di tengah masyarakat yang sangat tidak menyukai tindakan-tindakan nekat atau risk taking, maka kita semasa kecil selalu diajarkan untuk selalu mengambil jalan yang aman.
Akibatnya, segala hal yang akan dihadapi harus dibahas dengan matang dan jeli.
Sebagai contoh, ketika saya mengajak teman saya mencoba sebuah tempat hangout yang baru, yang mana saya sendiri belum pernah kesana, puluhan pertanyaan dilontarkan oleh dia :
berapa biaya masuknya
berapa jarak dari rumah
bagaimana suasana di dalam
seperti apa makanan dan minumannya
mahal tidak biaya makannya
bagaimana musiknya
seperti apa para pengunjungnya
ada dresscodenya tidak
perlu mempersiapkan apa saja
pulangnya bagaimana
ARE YOU FUCKING KIDDING ME?
Saya mengajak dia HANGOUT, bersantai dan menghabiskan waktu, bukan memepersiapkan sebuah revolusi atau strategi perang atau membuka bisnis baru.
Ini tidak hanya saya temui pada teman saya, namun banyak kenalan saya juga menunjukkan gejala yang sama.
Orang tua saya pun selalu menekankan hal yang sama : tanya yang detail dan jelas.
Namun, untuk apa semua data itu?
Otak Anda hanya dapat bekerja sampai kapasitas tertentu, untuk apa membebaninya dengan sedemikian banyak data yang pada akhirnya tidak terpakai juga?
Inilah penyakit manusia modern jaman ini : OVERTHINKING dan OVERANALYZING. Yang seringkali menyebabkan PARALYSIS OF ANALYSIS.
Artinya, dia berusaha mencerna begitu banyak data, yang pada akhirnya menyebabkan information overload dan ketidak mampuan mengambil keputusan.
Untuk hubungan dengan wanita, ini sangat berbahaya. Wanita sangat benci mengambil keputusan. Maka, jangan sekali-sekali Anda mengatakan “terserah” ketika mereka memberi Anda pilihan. Mereka selalu mencari pria yang bisa memutuskan untuk dirinya. Itulah kodrat kita sebagai pria.
Ketidak mampuan mengambil keputusan mencerminkan rasa tidak percaya diri. Dan ini bukan hanya menyebalkan bagi para wanita, ini juga menyebalkan buat saya sendiri, dan kemungkinan besar sebagian besar orang.
Tidak ada yang lebih menarik dibandingkan pria yang mampu mengambil keputusan secara cepat, dan bertindak dengan sigap.
Beberapa contoh kasus di tempat kerja saya, saya melontarkan pertanyaan “bisa” atau “tidak”. Mereka menjawab “tidak tahu”… ughhh. Beberapa bahkan terlihat panik, memegang kepalanya seolah-olah pilihan itu adalah pilihan yang rumit, dan terlihat tangannya gemetar.
Sungguh saya sangat sedih melihat maskulinitas pria jaman sekarang yang menjadi sedemikian rupa jaman ini.
Apabila Anda tidak mampu mengambil keputusan untuk Anda sendiri, maka suatu saat orang lain yang akan memutuskan untuk Anda. Apabila Anda merencanakan untuk menikah dan Anda tidak mampu mengambil keputusan secara cepat dan pasti, kemungkinan besar Anda akan menjadi member ISTI (Ikatan Suami Takut Istri)
Penyebab lain hal ini adalah kita hidup di tengah masyarakat yang sangat memuja otak.
Padahal, ada kekuatan yang lain yang lebih hebat dibandingkan otak apabila kita mengasahnya dengan benar : kekuatan INSTING dan INTUISI. Atau GUT FEELING.
Jangan sekali-sekali meremehkan kekuatan gut feeling. Sebagai contoh, pernahkan Anda dihadapkan kepada sebuah pilihan, yang mana Anda pertama kali memilih satu, kemudian Anda berpikir lebih jauh, kemudian Anda memilih pilihan yang lainnya? Dan ternyata setelah berpikir nyatanya Anda memilih pilihan yang salah.
Salah satu bacaan yang saya rekomendasikan untuk hal ini adalah Blink : The Power of Thinking without Thinking.
Cara saya melatih skill untuk mengambil keputusan secara cepat adalah, ya tidak lain dan tidak bukan dengan melakukannya. Setiap kali saya dihadapkan oleh pilihan, baik yang sepele maupun yang lebih besar, saya menggunakan perasaan saya dan mengambil keputusan pertama yang paling logis yang saya rasakan.
Semakin banyak Anda melakukannya, maka intuisi dan gut feeling Anda akan semakin terasah. Perlahan, semakin sering Anda melakukan kesuksesan dalam melakukan pilihan, insting dan intuisi Anda akan semakin terlatih untuk memberikan pilihan yang terbaik.
Dengan memiliki skill ini, kecemasan Anda mengenai masa depan akan semakin pudar. Sehingga Anda dapat berfokus dengan masa kini, yang mana dalam bahasa Inggris disebut juga : present. Present memiliki dua arti, yaitu saat ini atau HADIAH.
Jadi jangan sia-siakan HADIAH yang diberikan kepada Anda. Nikmati saat ini.
RESPONSE KASKUSER :
Spoiler for Response:
Quote:
Original Posted By Danieru.Ouji►ane kurang stuju.
misal agan sama temen2nya hangout ke tempat yg jauh, trus andai ga pake tanya2 detail, pas hangout sih enak2 aja, pas pulangnya tiba2 bingung...
"pulangnya gimana nih?" ujung2 tengah malem nunggu taxi lama, trus biaya perjalanan jd gede, dan byk masalah2 lain.
semuanya harus direncanakan dengan baik, tapi jgn cuma rencana doang tanpa eksekusi..
misal agan sama temen2nya hangout ke tempat yg jauh, trus andai ga pake tanya2 detail, pas hangout sih enak2 aja, pas pulangnya tiba2 bingung...
"pulangnya gimana nih?" ujung2 tengah malem nunggu taxi lama, trus biaya perjalanan jd gede, dan byk masalah2 lain.
semuanya harus direncanakan dengan baik, tapi jgn cuma rencana doang tanpa eksekusi..
Spoiler for Jawaban Ane:
Nih problem utamanya : lu mengantisipasi KEGAGALAN
Lu BERASUMSI
Padahal ga pernah tuh gue pergi-pergi spontan kesulitan transport. Sering kalo bete di rumah ya gue keluar. Ato ada temen ngajakin keluar, ya gue samperin.
Yang biasa spontan dan ngambil keputusan secara cepat, pasti menemukan jalan keluarnya dengan mengambil keputusan secara cepat juga.
Yang biasa overthinking ya biasa ngerencanain sedetail-detailnya, biasanya malah jadi kebiasaan dan merembet jadi PARALYSIS OF ANALYSIS. GA BERANI BERTINDAK. Dan maunya yang pasti-pasti dan aman-aman aja. Akibatnya? Ya hiduplo berdasarkan yang pasti-pasti aja. Pasti dapet gaji, tapi pasti gitu-gitu aja . Pasti dapet cewek tapi pasti yang tersedia dideketlu aja 
. Pasti nikah tapi pasti cuma ngejalanin tuntutan masyarakat aja . Pasti bisa hidup, tapi pasti pas-pasan juga.
Risk Calculation itu bagus, dan emang harus dijalani. Tapi kenyataanya sering kebablasan. Ga usah jauh-jauh deh, gue waktu kerja banyak hangout sama bos-bos gue yang businessman. Mereka semuanya ngacu ke 1 : risk taking.
Sebab, kalo mereka nyari kepastian dan keamanan, bisnis mereka ga bakalan jalan. Ini gue sendiri berani jamin.
Kalo yang deket-deket kaskus sendiri, bukunya Ken Dean boleh dibaca Gue tertarik, baca-baca sekilas di gramed kemarin.
Memang pola pikir begini susah diterapkan dan dijalanin. Kayak yang gue bilang kita dikepung oleh masyarakat pemuja otak.
Lu BERASUMSI
Padahal ga pernah tuh gue pergi-pergi spontan kesulitan transport. Sering kalo bete di rumah ya gue keluar. Ato ada temen ngajakin keluar, ya gue samperin.
Yang biasa spontan dan ngambil keputusan secara cepat, pasti menemukan jalan keluarnya dengan mengambil keputusan secara cepat juga.
Yang biasa overthinking ya biasa ngerencanain sedetail-detailnya, biasanya malah jadi kebiasaan dan merembet jadi PARALYSIS OF ANALYSIS. GA BERANI BERTINDAK. Dan maunya yang pasti-pasti dan aman-aman aja. Akibatnya? Ya hiduplo berdasarkan yang pasti-pasti aja
. Pasti dapet gaji, tapi pasti gitu-gitu aja . Pasti dapet cewek tapi pasti yang tersedia dideketlu aja . Pasti nikah tapi pasti cuma ngejalanin tuntutan masyarakat aja . Pasti bisa hidup, tapi pasti pas-pasan juga.Risk Calculation itu bagus, dan emang harus dijalani. Tapi kenyataanya sering kebablasan. Ga usah jauh-jauh deh, gue waktu kerja banyak hangout sama bos-bos gue yang businessman. Mereka semuanya ngacu ke 1 : risk taking.
Sebab, kalo mereka nyari kepastian dan keamanan, bisnis mereka ga bakalan jalan. Ini gue sendiri berani jamin.
Kalo yang deket-deket kaskus sendiri, bukunya Ken Dean boleh dibaca Gue tertarik, baca-baca sekilas di gramed kemarin
.Memang pola pikir begini susah diterapkan dan dijalanin. Kayak yang gue bilang kita dikepung oleh masyarakat pemuja otak.
Quote:
Original Posted By BebehMania►waduh gan saya justru udah lama meninggalkan insting gan karena otak adalah pujaan saya, bagaimana gan? 
btw makasih gua mendapat sesuatu setelah baca tulisan lu yg mengatakan bahwa wanita sebenarnya tidak bisa mengambil keputusan,ini penting buat ane gan
oh iya emang lu udah "banyak duit" sampai harus ane percayai gan?
btw makasih gua mendapat sesuatu setelah baca tulisan lu yg mengatakan bahwa wanita sebenarnya tidak bisa mengambil keputusan,ini penting buat ane gan
oh iya emang lu udah "banyak duit" sampai harus ane percayai gan?
Spoiler for Jawaban Ane:
Hahaha sebaliknya gan... ane ngegembel, ngemis-ngemis di lampu merah dan tidur beralaskan koran dan beratapkan bintang
Duit doang kah ukuran kesuksesan buat elu?
Gue ga bilang gue pengalaman atau orang sukses muda kayak andrew darwis ato sejenisnya.
Tapi coba dilihat contoh-contoh kasus yang udah ada. Steve Jobs kalo dia ga percayain intuisi/instingnya dia... dia ga bakalanan drop out dan fokus ke companynya dia. Katanya dia : "Stay foolish, stay hungry!"
Mark Zuckerberg kalo dia ga percayain gut feelingnya dia, facebook ga bakalan ada sekarang ini. Dia bakal terusin kuliahnya di Harvard dan entah nasibnya gimana sekarang, mungkin jadi salah satu programmer di microsoft ato sejenisnya... yang jelas gue yakin bukan jadi salah satu orang terkaya di dunia. Tapi yang lebih penting menurut gue sih : namanya jadi abadi. Siapa yang ga tau facebook?
Dan gue udah berkali-kali bawain seminar dan workshop di kampus, sekolah, bahkan JCC dan Jakarta Fair. Gue ga ada gelar apa-apa, coz waktu kuliah gue mutusin buat ngejer passion gue.
Hasilnya? Gue sempet mimpin 80 pekerja lokal dan internasional di satu company terbesar di asia tenggara.
Ya mo percaya omongan gue ato engga sih ya terserah ente
"I'm taking control of my life, what have you done lately?" - Wesley, Wanted
Duit doang kah ukuran kesuksesan buat elu?
Gue ga bilang gue pengalaman atau orang sukses muda kayak andrew darwis ato sejenisnya.
Tapi coba dilihat contoh-contoh kasus yang udah ada. Steve Jobs kalo dia ga percayain intuisi/instingnya dia... dia ga bakalanan drop out dan fokus ke companynya dia. Katanya dia : "Stay foolish, stay hungry!"
Mark Zuckerberg kalo dia ga percayain gut feelingnya dia, facebook ga bakalan ada sekarang ini. Dia bakal terusin kuliahnya di Harvard dan entah nasibnya gimana sekarang, mungkin jadi salah satu programmer di microsoft ato sejenisnya... yang jelas gue yakin bukan jadi salah satu orang terkaya di dunia. Tapi yang lebih penting menurut gue sih : namanya jadi abadi. Siapa yang ga tau facebook?
Dan gue udah berkali-kali bawain seminar dan workshop di kampus, sekolah, bahkan JCC dan Jakarta Fair. Gue ga ada gelar apa-apa, coz waktu kuliah gue mutusin buat ngejer passion gue.
Hasilnya? Gue sempet mimpin 80 pekerja lokal dan internasional di satu company terbesar di asia tenggara.
Ya mo percaya omongan gue ato engga sih ya terserah ente
"I'm taking control of my life, what have you done lately?" - Wesley, Wanted
Quote:
Spoiler for Jawaban Ane:
Mungkin bisa jadi bahan pertimbangan... ane sih ga terlalu pusingin teori atau masalah otak kanan atau otak kiri. Kayak yang ane bilang, ane belajar mempercayai intuisi dan gut feeling.
Ketrampilan ini bisa dilatih kok. So far sih so good aja buat ane
Ketrampilan ini bisa dilatih kok. So far sih so good aja buat ane
Quote:
Original Posted By Qivfuk►
Giiile, ente tipe leader bngt gan.
Dan kata2 di atas pantes ditujukan buat para lelaki ISTI (Ikatan Suami Takut Istri). 
Tp emang bener si gan, klo kita ngikutin insting tu kadang ada beberapa hal klo menurut logika tu malah ga make sense. Tp begitu diikutin hasilnya malah ane sendiri suka bingung. Kok bs ya? Dan berusaha berpikir keras kenapa pilihan ane bs pas, tp tetep aja ga nemu jawabannya. Walaupun kadang2 suka nemu jawaban jg si untuk beberapa kasus. 
Btw thread agan jd tambah memotivasi ane ni untuk ngambil keputusan yg lebih gila lg. Yaitu melamar Luna Maya tanpa berpacaran terlebih dahulu. 
Giiile, ente tipe leader bngt gan.
Dan kata2 di atas pantes ditujukan buat para lelaki ISTI (Ikatan Suami Takut Istri). Tp emang bener si gan, klo kita ngikutin insting tu kadang ada beberapa hal klo menurut logika tu malah ga make sense. Tp begitu diikutin hasilnya malah ane sendiri suka bingung. Kok bs ya? Dan berusaha berpikir keras kenapa pilihan ane bs pas, tp tetep aja ga nemu jawabannya. Walaupun kadang2 suka nemu jawaban jg si untuk beberapa kasus. Btw thread agan jd tambah memotivasi ane ni untuk ngambil keputusan yg lebih gila lg. Yaitu melamar Luna Maya tanpa berpacaran terlebih dahulu.
Spoiler for Jawaban Ane:
makasih gan... aduh jadi ga enak
Quote:
Spoiler for Jawaban Ane:
Ini bukan paralysis of analysis, tapi PARENT ISSUE.
Inget gan, orang tua ente itu MANUSIA. Mereka punya cara mereka, ente juga punya cara ente sendiri.
Jaman berubah dan keadaan terus berganti. Cara mereka ga bisa diterapkan sepenuhnya.
Ane sendiri ngalamin di posisi ente. Jalan keluarnya? STAND UP. Omongin apa adanya ke ortu. Kalo memang jadi berantem, ya lakuin aja, hadapin.
Tapi yang jelas lu HARUS menyampaikannya, dan orangtua juga harus ngerti bahwa mereka bukan membesarkan robot yang bisa 100% diprogram menuruti kemauan mereka.
Walo jangan lupa, mereka ngelakuin semua itu karena mereka SAYANG sama ente.
Dari konflik biasanya akan lahir sebuah progress/kemajuan
Jadi jangan takut ngutarain pendapat ente ke orangtua walopun itu bertentangan. Berantem itu mah biasa. Wong pasturi usia 100an tahun aja masih sering berantem. Yang ga boleh ente menghindari dialog karena ente takut konflik. Ini yang nantinya bakal menghancurkan ente.
Inget gan, orang tua ente itu MANUSIA. Mereka punya cara mereka, ente juga punya cara ente sendiri.
Jaman berubah dan keadaan terus berganti. Cara mereka ga bisa diterapkan sepenuhnya.
Ane sendiri ngalamin di posisi ente. Jalan keluarnya? STAND UP. Omongin apa adanya ke ortu. Kalo memang jadi berantem, ya lakuin aja, hadapin.
Tapi yang jelas lu HARUS menyampaikannya, dan orangtua juga harus ngerti bahwa mereka bukan membesarkan robot yang bisa 100% diprogram menuruti kemauan mereka.
Walo jangan lupa, mereka ngelakuin semua itu karena mereka SAYANG sama ente.
Dari konflik biasanya akan lahir sebuah progress/kemajuan
Jadi jangan takut ngutarain pendapat ente ke orangtua walopun itu bertentangan. Berantem itu mah biasa
. Wong pasturi usia 100an tahun aja masih sering berantem. Yang ga boleh ente menghindari dialog karena ente takut konflik. Ini yang nantinya bakal menghancurkan ente.
Quote:
Original Posted By Binyv►
itulah yang bener2 ane takutin gan,,menyalahkan keluarga atas kegagalan diri ane...mudah2an ane dijauhakn dari yang demikian
danke! very inspiring thread..
itulah yang bener2 ane takutin gan,,menyalahkan keluarga atas kegagalan diri ane...mudah2an ane dijauhakn dari yang demikian
danke! very inspiring thread..
Spoiler for Jawaban Ane:
makasih gan
Quote:
Spoiler for Jawaban Ane:
Tulll... kalo semuanya berdasarkan kepastian, hidup ini ga bakalan berwarna
Quote:
Original Posted By armando_keke►Satu hal yg bisa ane tangkap dari yg ingin di sampaikan TS....
Berfikir cepat, jangan terlalu memikirkan secara detail apa itu hasil. Bila keadaan berubah jd tidak lebih baik, kembali berfikir dgn lebih cepat. Lambat laun akan terbiasa dgn keadaan apapun yg membutuhkan pengambilan keputusan yg cepat. Jika sudah terbiasa, maka gak akan ada satupun saat dimana keadaan yang bisa menekannya. CMIIW
Ya masuk akal sih. Kebanyakan orng emang terlalu menganalisis terlalu detail dari apa output yg akan di hasilkan. Yang ujung2nya malah stag sama hasil analisisnya aja alias gak move on. Kurang lebih pemikirannya TS sama kyk Bob Sadino. Don't think just do it.
Pemikiran yg rata2 akan membawa orng itu menuju ke dunia kebebasannya tapi tetap menghasilkan output yang patut di acungi
.
You are the man who takes your life bro...
nice share for u
Berfikir cepat, jangan terlalu memikirkan secara detail apa itu hasil. Bila keadaan berubah jd tidak lebih baik, kembali berfikir dgn lebih cepat. Lambat laun akan terbiasa dgn keadaan apapun yg membutuhkan pengambilan keputusan yg cepat. Jika sudah terbiasa, maka gak akan ada satupun saat dimana keadaan yang bisa menekannya. CMIIW
Ya masuk akal sih. Kebanyakan orng emang terlalu menganalisis terlalu detail dari apa output yg akan di hasilkan. Yang ujung2nya malah stag sama hasil analisisnya aja alias gak move on. Kurang lebih pemikirannya TS sama kyk Bob Sadino. Don't think just do it.
Pemikiran yg rata2 akan membawa orng itu menuju ke dunia kebebasannya tapi tetap menghasilkan output yang patut di acungi
. You are the man who takes your life bro...
nice share
for u
Spoiler for Jawaban Ane:
Makasyong gan
Quote:
Original Posted By teajunction►
Well ane sampe sekarang pun utk urusan bergaul dan nambah temen baru masih susah. Tapi satu hal, ane bahagia nemuin perbedaan mengenai otak kanan dan kiri dari buku dan orang2 yg sikapnya positif.
Dan itu ane dpt dari komunitas yg seminat dan se-visi sama ane. 11 tahun perjalanan hidup ane selepas kuliah bisa kyk kisah sinetron. Beda sama temen2 ane kebanyakan. Ketika temen ane jadi kutu loncat dengan pindah2 kerja tapi tetep gak puas sama gajinya. Atau bahkan ada yg loyal 11thn dikantor yg sama, ane pernah jadi karyawan, punya usaha, pernah dijadiin rekanan bisnis sampe jadi TUKANG OJEK!
Ane 2 kali bangkrutin usaha sendiri plus 1 kali bangkrutin usaha orang
Pernah punya duit yg bikin iri orang2 sekitar tapi pernah juga bersyukur pny duit 5rb dikantong krn bisa beli bensin 2 liter lebih. Cukup buat ngojek.
Satu hal gan... Saat orang bilang "Nanti gimana?", kita memilih kata "Gimana nanti!"
and that's my friend, that take us where no man has gone before.
Well ane sampe sekarang pun utk urusan bergaul dan nambah temen baru masih susah. Tapi satu hal, ane bahagia nemuin perbedaan mengenai otak kanan dan kiri dari buku dan orang2 yg sikapnya positif.
Dan itu ane dpt dari komunitas yg seminat dan se-visi sama ane. 11 tahun perjalanan hidup ane selepas kuliah bisa kyk kisah sinetron. Beda sama temen2 ane kebanyakan. Ketika temen ane jadi kutu loncat dengan pindah2 kerja tapi tetep gak puas sama gajinya. Atau bahkan ada yg loyal 11thn dikantor yg sama, ane pernah jadi karyawan, punya usaha, pernah dijadiin rekanan bisnis sampe jadi TUKANG OJEK!
Ane 2 kali bangkrutin usaha sendiri plus 1 kali bangkrutin usaha orang
Pernah punya duit yg bikin iri orang2 sekitar tapi pernah juga bersyukur pny duit 5rb dikantong krn bisa beli bensin 2 liter lebih. Cukup buat ngojek.
Satu hal gan... Saat orang bilang "Nanti gimana?", kita memilih kata "Gimana nanti!"
and that's my friend, that take us where no man has gone before.
Spoiler for Jawaban Ane:
Agan yang satu ini memang keren deh 
SUMBER
Spoiler for "JANGAN DIBUKA!":
Diubah oleh exorio 17-01-2014 11:49
0
14.7K
92
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan