Emang kan? Kalo sekarang banyak anak-anak muda yang ga punya orientasi hidup lagi merajalela dengan bahasa gaul mereka. Semacam bahasa hewan yang cuma mereka sendiri yang ngerti. Tapi itu gaul lhoh, pake bahasa Indon yang biasanya mah gak keren, gak ada gregetnya, gak ada sensasi serasa baca teka-teki. Kayaknya ane setuju deh kalo EYD di Indon sekarang dirubah pake Ejaan yang lagi ngetrend masa kini. Apa yang bener sekarang itu belum mesti ngetrend lhoh, jadi kalo mau ngetrend en gaul, agan-agan harus berani menjadi salah, gak aturan, bodoh yang ngrasa pinter. Dan semoga orang-orang gaul seperti sekarang inih bisa hidup lama yaah, biar bisa ngerasain kiamat bareng-bareng sama trendi gaul bodoh lainnya.
Itulah temuan mengagumkan dari anak bangsa yang jenius,yang semakin memperkaya perbedaan kita. Satu-satunya aturan dari bahasa ini adalah ketidak aturan itu sendiri. Jangan dibahas rumusan apa yang bisa bikin GUE jadi GW atau G atau W atau yang yang lain, apalagi kalo bahas masalah ungkapan/ekspresi ketawa, bisa nemu dari hehhe, wkwkw, xixixi, sampe ngkngkngkngk (ngeden boker) dll. Sebenarnya kalo mau lebih konsisten, tulisan gaul trendi macam ini bisa dipraktekkan secara lisan, diglobalkan, dan bisa jadi bahasa Indon model baru. Jadi kalo ngomong sama anak gaul serasa kek ngomong sama toilet yang habis dibokerin terus disiram, mblekutuk kalo bahasa jawanya.
Menengok lebih jauh lagi ke belakang, generasi eyang-eyang yang besar di kawasan segitiga Yogyakarta-Solo-Semarang era tahun empatpuluhan sampai limapuluhan pernah menciptakan apa yang mereka namakan bahasa rahasia, dengan menyisipkan “in” di antara huruf mati dan huruf hidup. Jadi jika ingin mengatakan “mambu wangi” (bau harum) akan menjadi “minambinu winangini”. Untuk yang advance, bahasa “in” ini dibuat lebih sulit lagi dengan memenggal bagian belakang. Sehingga “mambu wangi” cukup menjadi “minam winang”.
Dan mungkin inilah yang menjadi cikal bakal bahasa alay para pemuda bangsa Indonesia yang cinta tanah air dan sangat berbudaya ini. Secara orang Indon itu Jenius semua. Sampe bisa bikin bahasa genre terbaru.
Udah gak usa peduliin orang diluar sana yang nggak ngerti bahasa kitah, lupain aja kalo hakikatnya TULISAN itu dibuat buat dibaca, nggak kebaca gak masalah, yang penting eksis dan gaul.
Buat Ente generasi Tua, kasian banget nggak mau pake bahasa gaul begini, ketinggalan sama istilah-istilah baru ini. Keliatan bodoh banget tau nggak, karena kalo semakin dikejar, semakin banyak yang muncul lebih aneh dan lebih hebat lagi, Sama banyak dengan yang tersisih karena dianggap lawas dan “jadul”.
Quote:
Sastra Indonesia, kini tak lagi dipandang sebagai ilmu pengetahuan. Sastra hanya dipandang sebagai sesuatu yang kuno dan hanya sebagai abdi pelajaran Bahasa Indonesia. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap Sastra, menjadi salah satu faktor, kurangnya sosialisasi sastra di pendidikan formal kepada generasi muda. Sastra tidaklah lahir dari sebuah kekosongan. Ia (sastra) ada setelah melewati proses yang berkaitan dengan berbagai aspek, yakni sosial, budaya, politik, ekonomi, bahkan juga ideologi dan agama. ( Putu Wijaya)
\