serbaserbi.comAvatar border
TS
serbaserbi.com
[Book Review] Belajar Menikmati Hidup Ala The Little Book Of Sloth Philosophy
Hai Semuanya!

emoticon-Hai

Jumpa lagi dengan thread @serbaserbi.com dalam segmen Book Review. Setelah sebelumnya aku mengulas buku fiksi fantasi Pandava Series: Aru Shah and the End of Time dan Cantik Itu Luka karya Eka Kurniawan, kali ini aku akan review buku self improvement yang berjudul The Little Book of Sloth Philosophy karya Jennifer McCartney (salah satu penulis terbaik New York Times).

So, mari kita mulai!



Identitas Buku

Judul: The Little Book of Sloth Philosophy
Penulis: Jennifer McCartney
Genre: Self Improvement
Penerbit Indonesia: Renebook
Tahun Terbit: 2021
Jumlah Halaman: 177 halaman

Sinopsi:

Kerja 85 jam seminggu, olahraga ekstrem, dan makanan cepat saji, membuat kita kehilangan fokus terhadap diri sendiri. Melupakan salah satu hal penting bahwa diri sendiri juga butuh diperhatikan.

Kungkang menawarkan pola hidup bahagia yang dapat membantumu memperlambat langkah, rileks, dan menemukan kembali keseimbangan diri. Buku ini berusaha menyingkirkan mitos yang terlalu rumit tentang produktivitas dan menegaskan bahwa tidak masalah bersantai ala Kungkang.

Tarik napas dalam-dalam, siapkan selimut hangat serta beberapa cemilan, duduklah dengan tenang, dan mulailah membaca!


Salah satu yang menjadi daya tarik sehingga aku memutuskan untuk membawa buku ini ke kasir Gramedia adalah, sampulnya yang imut dan lucu (berwarna pink baby) serta ukuran bukunya yang mini menggemaskan. Harganya Rp. 89.000 di Gramedia Padang (termasuk mahal), tetapi sebanding dengan isi bukunya yang kecil-kecil mengenyangkan.

The Little Book of Sloth Philosophy menerangkan kepada kita bahwa nggak masalah untuk hidup rileks dan santai seperti kungkang. Buat yang gak tahu, kungkang atau sloth adalah mamalia berbulu dan berlengan panjang yang biasa ditemukan di hutan hujan Amerika Tengah dan Selatan. Bentuknya agak mirip monyet, tetapi sebenarnya berkerabat dengan armadillo dan trenggiling. Fakta yang membuat si penulis menjadikan kungkang sebagai tajuk filosofinya adalah, bahwa kungkang termasuk ke dalam makhluk hidup yang geraknya paling lambat di dunia, dan mereka tetap awet alias tidak punah karena kelambatan tersebut. Malahan kungkang masuk dalam daftar spesies berumur panjang dan akan terus ada di dunia (jika habitatnya tidak diganggu).


Flash, salah satu karakter di Zootopia yang merupakan seekor sloth. Dalam animasi tersebut Flash digambarkan sangat lambat baik dalam bergerak, berbicara, bahkan tertawa).

Berdasarkan kehidupan kungkang itulah Jennifer McCartney mengajarkan kita, bahwa bekerja santai dan rileks itu bukan karena kita malas, melainkan kita tengah berusaha untuk memperhatikan diri sendiri agar dapat berprodiktivitas secara lebih baik lagi.

Faktanya, kan, memang begitu. Sedari dini kita sudah diajarkan untuk terus bergerak dan terpaku pada waktu atau schedule. Imbasnya, ketika jam makan siang, masih ada orang yang menyuap nasi sambil terus mengetik dokumen presentasi di laptop. Atau menghabiskan waktu di gym untuk olahraga ekstrem ketimbang tidur-tiduran di kasur sambil nonton Netflix, karena menurut publik tidur-tiduran + Netflix = pemalas! Atau disosialisasikan untuk mengonsumsi makanan ini itu yang harus ditimbang kadar nutrisinya, karena makan kebab + boba = gak sehat! Hidup memang sekaku itu kadang!

Well, buku ini menampar aku sendiri yang memang merupakan seorang pemuja schedule. Aku merasa tidak aman kalau pekerjaan atau tugasku tidak selesai tepat waktu. Bahkan cenderung mengerjakannya di awal waktu agar waktu yang tersisa bisa kujadikan untuk mengerjakan pekerjaan lain. Aku sering memangkas jam tidur demi pekerjaan dan tugas. Atau mengolaborasikan jam makan siang dengan waktu mengetik KTI.

Aku tak ingin waktuku terbuang sia-sia, di mana sejak kecil aku diajarkan, ketimbang leyeh-leyeh di ruang tamu di hari libur, lebih baik aku lari keliling taman atau ikut aerobik bersama teman-teman. Jadinya, ya, begitu. Hidupku seperti dikejar-kejar waktu sehingga aku mengabaikan satu hal penting, bahwa aku juga perlu memperhatikan diriku sendiri. Aku butuh istirahat.



Karena buku inilah aku akhirnya sadar, bahwa tak masalah untuk me time dan menghabiskan satu atau dua hari untuk bersantai dan menenangkan pikiran. Menunda pekerjaan juga bukanlah suatu dosa, jadi tak masalah jika sesekali kita menunda (dengan catatan tetap selesai sesuai deadline). Jadi, ya, begitu, The Little Book of Sloth Philosophy hanya ingin membawa kita untuk menikmati hidup dengan lebih santai, tapi tetap produktif.

Jadi, untuk Gansis yang sering mengabaikan istirahat dan termakan doktrin tidur-tiduran = pemalas, maka tidak ada salahnya untuk menyisihkan sedikit gaji untuk membeli buku bagus ini, dan meluangkan sedikit waktu untuk membacanya di kamar ditemani cemilan dan minuman dingin favorit. Pahami estetika hidup ala kungkang, dan setelah itu buatlah pilihan hidup seperti apa yang akan dijalani: terburu-buru dan produktif atau santai (tapi) tetap produktif.

Sekian

Terima kasih sudah mampir.

Jangan lupa cendol, rate, komen, dan share.

Dan follow Instagram @diavanillakim agar kita bisa berinteraksi lebih dekat



Diubah oleh serbaserbi.com 17-02-2022 01:33
evywahyuni
HeAVen_DoG
eno.niken
eno.niken dan 14 lainnya memberi reputasi
15
8K
41
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan