Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ashibnuAvatar border
TS
ashibnu
Moby Prince, Musibah Yang Seharusnya Tak Terjadi

Pada 10 April 1991, Moby Prince, kapal feri berpenumpang dari Italia bertabrakan dengan kapal lain, mengakibatkan kebakaran minyak di dek kapal Moby Prince. Para awak kapal segera meminta bantuan melalui radio dan menggiring penumpang ke ruang tahan api di dalam kapal. Posisi Moby Prince hanya beberapa menit dari Pelabuhan setempat dan api menyebar relatif lambat. Tampaknya semua sudah yakin bahwa mereka pasti akan diselamatkan dalam hitungan menit, namun menit demi menit berlalu dan bantuan tidak pernah datang.

Belle Gunness, Black Widow Versi Nyata

Kebakaran kapal Moby Prince akan berubah menjadi salah satu bencana maritim terburuk dalam sejarah Italia, sebagian karena beberapa kesalahan kecil manusia dan komunikasi yang buruk. Kapal Moby Prince dibangun pada tahun 1967 di galangan kapal Inggris, Liverpool dan pada awalnya dioperasikan oleh perusahaan Belanda, yang berlayar di rute antara Harwich dan Hook of Holland. Pada tahun 1984 kapal tersebut dijual ke NAVARMA, sebuah perusahaan pelayaran Italia yang mengoperasikan banyak rute antara Italia, pulau-pulau di Prancis dan sekitarnya.

Pada saat bencana terjadi, Moby Prince sedang berlayar di rute antara Livorno dan Olbia di Sardinia, perjalanan yang biasanya memakan waktu kurang dari tujuh jam. Jarak pandangan pada waktu itu sangat jelas dan laut tenang ketika 75 penumpang naik ke kapal, bergabung dengan 66 awak kapal yang sudah di tempat. Mengingat bahwa kapal feri memiliki kapasitas maksimum 1.200 orang, itu adalah layanan yang relatif aman.


Pada pukul 22:03 Moby Prince berangkat. Sepertinya tidak ada yang terlewatkan karena Moby Prince mengambil rute yang biasa, lalu keluar dari pelabuhan Livorno. Namun, sebelum kapal itu keluar dari pelabuhan, kapal itu bertabrakan dengan kapal lain yang sedang berlabuh. Agip Abruzzo adalah kapal tanker yang memuat ribuan ton minyak mentah. Haluan kapal Moby Prince menabrak tangki nomor tujuh Agip Abruzzo, menyemprotkan minyak dalam jumlah besar ke kedua kapal.

Kedua kapal itu sempat terjebak dan tidak bisa bergerak akibat tabrakan. Kapten Agip Abruzzo mampu bermanuver untuk melepaskan mereka, meskipun hal itu menyebabkan lebih banyak minyak yang tumpah. Sementara itu kru Agip Abruzzo berhasil mempertahankan kendali setelah tabrakan, kru Moby Prince tidak seberuntung itu. Minyak yang menyemprot ke kapal mereka segera mengakibatkan kebakaran, menciptakan kobaran api di haluan kapal Moby Prince.


Para kru terpaksa meninggalkan ruang kendali, memang mereka harus melakukannya dengan tergesa-gesa sehingga tidak ada waktu untuk mematikan mesin. Api mulai berkobar dengan ganas, Moby Prince tetap belum bisa bergerak dan mulai berputar perlahan menjauh dari tabrakan. Dengan para awak yang dipaksa keluar dari ruang kendali akibat kobaran api, situasi di kapal feri berpenumpang itu menjadi kacau.

Api segera menyebar ke sebagian besar dek, membuat evakuasi ke rakit penyelamat menjadi tugas yang mustahil. Sebaliknya para awak mulai mengumpulkan penumpang di ruang De Luxe Hall di bagian dalam kapal. Ini adalah ruangan yang dibangun khusus dengan pintu dan dinding yang bisa tahan api. Sementara itu, operator radio berulang kali meminta bantuan. Tentu saja dia tidak bisa menjangkau radio di ruang kendali dan berkomunikasi hanya dengan menggunakan radio portabel.


Saat api sudah menghanguskan sebagian kapal, De Luxe Hall tetap tidak terpengaruh. Pada awalnya suhu masih dalam keadaan normal dan dapat ditoleransi bahkan ketika gelombang api melahap ruangan di sekitarnya. Awak kapal dan penumpang sekarang hanya bisa menunggu. Mereka baru saja meninggalkan pelabuhan. Perkiraan mereka bantuan akan tiba hanya dalam beberapa menit.

Dalam kepuangan api di tengah laut, mereka tidak dapat melarikan diri dari situasi tersebut, tetapi mereka yakin bahwa penyelamatan pasti akan datang. Apa yang tidak disadari oleh para penumpang dan awak kapal Moby Prince adalah bahwa pada saat itu telah terjadi kegagalan komunikasi. Tim penyelamat memang sudah dikerahkan dari daratan tetapi mereka sedang menangani kapal Agip Abruzzo. Kapal tanker itu sudah terbakar hebat dan upaya intensif dilakukan untuk memadamkan api.


Tidak ada yang mencari Moby Prince yang juga tertimpa musibah, karena kapten Agip Abruzzo telah salah melaporkan bahwa tabrakan itu terjadi dengan kapal tunda kecil dan bukan dengan feri berpenumpang besar. Bagi mereka yang berada di tempat kejadian, memadamkan api dan menyelamatkan sekitar 30 awak kapal Agip Abruzzo diprioritaskan daripada mencari kapal lain yang terlibat dalam tabrakan, yang mereka yakini sebagai kapal tunda kecil dengan hanya beberapa awak di dalamnya.

Pihak berwenang mungkin telah diperingatkan oleh panggilan darurat dari Moby Prince, tetapi transmisinya lemah dan tidak jelas. Jika pun mereka mendengarnya, mereka mungkin salah memahami pesan yang tidak jelas itu sebagai laporan kapal Agip Abruzzo yang telah terbakar. Hasil akhir dari kegagalan komunikasi ini adalah tidak ada orang yang mencari dan berusaha menyelamatkan kapal Moby Prince. Tidak ada yang menyadari bahwa ada banyak orang di kapal yang sangat membutuhkan penyelamatan.


Satu jam telah berlalu dan kapal feri berpenumpang Moby Prince masih terbakar dan diabaikan. Kapal tunda yang berada di sana menyelamatkan satu-satunya korban selamat dari kapal Moby Prince. Alessio Bertrand, seorang awak kapal yang terlempar dari buritan kapal saat kebakaran pertama kali terjadi. Akhirnya menyadari bahwa ada kapal besar lain yang membutuhkan bantuan, kapal pemadam kebakaran mulai menuju ke Moby Prince.

Api berhasil dipadamkan dan selang kebakaran digunakan untuk mendinginkan lambung kapal secepat mungkin. Akhirnya para penyelamat bisa naik dan memasang tali derek. Penyelamatan berhasil dilakukan di pagi hari berikutnya. Pada saat itu tidak ada seorang pun yang masih hidup. Ditemukan bahwa semua 140 orang di dalamnya sudah tewas tetapi mereka tidak terbunuh oleh kobaran api. Mereka semua tidak berdaya dan mati lemas. Ditemukan fakta ketika awak kapal Moby Prince melarikan diri dari ruang kendali, tidak ada waktu untuk mematikan sistem mesin kapal.


Saat kapal terbakar, sistem tersebut telah menyebarkan karbon monoksida dan gas beracun lainnya ke ruang De Luxe, mencekik mereka yang berlindung di sana. Sebagian besar korban ditemukan di ruang tahan api, beberapa mayat terlihat tergeletak di ruangan itu. Meskipun kehancuran hebat terjadi di sekitar mereka, mereka tidak tersentuh oleh kobaran api sama sekali. Ada spekulasi bahwa mereka mencoba untuk keluar dari ruangan De Luxe Hall dan kemudian lebih banyak asap yang masuk dan hawa panas dari kobaran api membuat suhu ruangan menjadi naik. Sebuah rekaman video yang ditemukan di reruntuhan De Luxe Hall mengkonfirmasi kecurigaan bahwa selama hampir satu jam kebakaran. Asap yang masuk ke dalam tempat perlindungan tidaklah sangat banyak dan masih dapat ditoleransi.

Jika saja operator radio meminta bantuan dan itu terdengar jelas, kapal Moby Prince akan lebih cepat ditemukan, jika penyelamatan dilakukan lebih cepat, ada kemungkinan sebagian besar dari mereka yang ada di kapal itu dapat bertahan hidup. Setelah kecelakaan itu, penyelidikan pun dimulai. Itu adalah kejadian yang sangat kompleks, dengan sedikit kesimpulan. Jarak pandang buruk yang disebabkan oleh kabut disimpulkan sebagai faktor yang berkontribusi dalam tabrakan awal tetapi beberapa saksi tidak setuju dengan penilaian itu, para saksi menyatakan bahwa jarak pandang pada saat itu baik.

Kapal Agip Abruzzo mungkin berlabuh di tempat yang salah di mana seharusnya tidak diperbolehkan, tetapi laporan itu saling bertentangan dan menggagalkan tercapainya kesimpulan. Sebuah rumor mengatakan bahwa kru Moby Prince telah terganggu oleh siaran pertandingan sepak bola di televisi tetapi gagasan itu dikesampingkan setelah mempertanyakan satu-satunya korban selamat. Dicatat bahwa kapal-kapal militer mungkin sedang bermanuver di daerah itu pada saat tabrakan terjadi, dengan beberapa yang percaya bahwa pergerakan kapal rahasia mungkin telah menyebabkan Moby Prince keluar jalur dan bertabrakan dengan kapal tanker. Sekali lagi, hal tersebut tidak dapat dibuktikan secara konkret. Dengan banyaknya ketidakpastian, siapa yang bertanggung jawab atas tragedi itu tidak bisa ditemukan.


Beberapa orang didakwa, termasuk anggota kru dari kapal Agip Abruzzo dan anggota Otoritas Pelabuhan, tetapi pada akhirnya semua tuduhan itu dibatalkan dan orang-orang yang dituduh dibebaskan dari kesalahan. Sampai hari ini tragedi itu masih membayangi publik dengan hasil penyelidikan yang menggantung dan mereka yang bertanggung jawab lolos dari jerat hukum. Moby Prince sebuah bencana di mana beberapa kesalahan kecil memiliki konsekuensi besar dari mulai panggilan darurat yang tidak terjawab, tabrakan yang salah dilaporkan dan upaya penyelamatan yang lebih difokuskan pada kapal yang salah. Jika bukan karena kesalahan-kesalahan itu, segalanya mungkin akan berakhir dengan sangat berbeda. Kecelakaan Moby Prince adalah bencana yang sebenarnya bisa dihindari.


KOLEKSI THREAD MENARIK

Quote:
Diubah oleh ashibnu 11-02-2022 04:28
anggrekbulan
6666661234
Aramina
Aramina dan 32 lainnya memberi reputasi
33
8.8K
36
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan