Lomba ini tentu sangat familiar dikalangan warga Indonesia, terlebih sepak bola yang jadi olahraga paling favorite. Perlombaan satu ini bukan perlombaan Sepak Bola biasa. Biasanya lomba satu ini ditantang dengan menggunakan sarung atau daster. Inget kan lucunya Bapak-bapak berlari rebutan bola tapi pakai daster milik istrinya?

Lomba ini hampir ada disetiap daerah, Lomba satu ini efisien dan irit biaya. Pakai aja make up yang agan punya. Lomba ini harus diikuti oleh 2 orang peserta, Salah seorang ditutup matanya dengan kain (perias). Peserta yang sudah ditutup matanya harus merias wajah partner dihadapannya, Perlombaan ini memerlukan insting yang baik. Kalau nggak, ya bisa habislah wajah partner kita cemong-cemong berantakan.

Perlombaan satu ini memerlukan kekompakan dari kedua pasangan. Inget dong Gan sama perlombaan ini? Biasanya bola, balon atau jeruk diapit oleh kedua peserta lomba. Ketika musik bermain, pasangan peserta harus mulai bergoyang. Siapa yang paling lama mempertahankan bola/balon/jeruk maka dia-lah yang jadi pemenangnya. Lucunya nggak menutup kemungkinan benda yang awalnya dijidat akan turun ke mata atau pipi.

Lomba satu ini semacam denger kata move on, terdengar mudah namun sulit dilakukan. Yang bisa memainkan pelombaan ini adalah peserta yang gak takut atau geli dengan binatang ‘belut’. Pasti agan yang pernah ikut lomba ini tahu gimana rasanya memegang belut yang sangat licin. Belut ditangkap dari baskom dan agan harus berlari untuk memasukannya ke dalam botol. Banyak yang ane lihat belutnya jatoh ditengah jalan karena terlalu gesit.

Lomba ini butuh konsentrasi untuk memukul balon atau plastik yang sudah diisi air dengan mata tertutup. Perlombaan ini mengundang tawa jika si Peserta malah memukul-mukul gak jelas, tak jarang Peserta yang justru memukul balon milik lawannya.

Lomba ini jadi salah satu favorite. Peserta diharuskan mengambil koin yang sudah ditancapkan dibuah seperti jeruk bali. Tentu saja buah tersebut sudah dilumuri oli atau arang. Peserta akan diikat tangannya dan mengambil koin dengan menggunakan mulut. Agan yang berencana ikut lomba ini siap-siap aja deh mukanya item-item gak jelas.

Ini perlombaan yang paling seru dan mengundang banyak sorak-sorai. Lomba ini membutuhkan banyak tenaga, jangan lupa makan dulu gan sebelum mengikuti lomba ini. Saling tarik antar dua kubu yang berlawanan tentu membutuhkan strategi dan kekompakan yang lebih. Adegan terjatuh saat tarik-menarik akan jadi moment seru. Ya jangan sampai aja agan jadi keinget gebetan yang suka tarik ulur *eh
Lomba ini mengajarkan kita akan persatuan yang menjadi modal utama pejuang dulu mengalahkan penjajah.

Perlombaan ini sangat legendaris, tapi sudah mulai jarang dilakukan dikota. Biasanya peserta terdiri dari 4 orang atau lebih dan pasti laki-laki, butuh kekompakan dari masing-masing orang untuk menyelesaikan misi ini. Pohon pinang yang sudah dilumuri oli pasti sangat licin untuk mencapai puncak dan mengambil hadiah yang tersedia. Makna dari perlombaan ini sama halnya seperti para pejoeang kita dulu, yang bergotong royong untuk mencapai kemerdekaan.

Lomba paling populer seantero Negeri. Perlombaan paling seru yang membutuhkan teknik supaya gak mudah jatoh dan keserimpet ditengah jalan. Peserta diwajibkan untuk berlomba dari garis start menuju garis finish dengan melompat-lompat menggunakan karung.
Ada yang tau makna perlombaan ini? Konon dulu itu penjajah mengambil bahan pakaian rakyat, yang tersisa ya cuma plastik,karet dan karung. Sebagai bentuk pelampiasan rakyat menginjak-nginjak karung saat Hari Kemerdekaan.

Sama dengan balap karung, Perlombaan ini juga sangat populer. Peraturannya peserta diharuskan memindahkan kelereng dari tempat A ke tempat B dengan menggunakan sendok yang digigit dimulut. Memang sulit tapi cukup seru...Banyak yang kehilangan kelerengnya ditengah jalan, kalau udah gitu susah deh tuh buat ngambilnya.
Perlombaan ini mengajarkan kita untuk sabar, tenang dan jangan terburu-buru.

Lomba satu ini bikin gregetaaaaaaaaan. Gimana nggak, tau sendiri kan Gan gimana susahnya kita nungging-nungging buat masukin pensil/paku ke dalam sebuah botol. Caranya itu yang ribet, pensil/paku diikat dengan tali yang dilingkar dipinggang belakang. Intinya sih kita gak boleh banyak bergerak, kalau gerak ya pastinya pensil/paku akan gerak lebih ganas.
Makna dari lomba ini adalah mengajarkan kita untuk fokus atau tekun pada suatu hal. Sama seperti pejuang kita yang fokus dalam meraih kemerdekaan.

Peraturannya sama dengan Gigit koin, tangan kita diikat ke belakang dan harus menghabiskan kerupuk yang digantung dengan tali. Biasanya cukup sulit kalau kerupuk yang kita makan sudah tinggal setengah,secara semakin jauh dari kepala. Ada juga beberapa peserta yang menarik kerupuk, jadi goyang-goyang gitu deh kerupuknya.
Makna permainan ini adalah rasa syukur, secara dulu rakyat susah buat dapat sandang pangan dan papan karena hasil panen diambil kaum penjajah.

Selain lomba-lomba diatas biasanya sih diadain yang namanya Gerak jalan atau Lomba Sepeda Hias, jadi warga berkumpul buat gerak jalan mengelilingi beberapa kawasan baru dilanjut dengan perlombaan-perlombaan. Gerak jalan ini sebenernya bertujuan untuk menumbuhkan semangat juang, sportivitas dan kekompakan.
Lomba Sepeda Hias kayaknya sekarang udah jarang banget, bahkan gak ada. Padahal seru, ngehias sepeda semenarik mungkin, biasanya sih pakai kertas krep yang warna-warni. Disini tingkat kreativitas kita diuji. Bahkan jadi salah satu perlombaan favorite anak-anak.

Satu lagi yang gak ketinggalan, jaman ane kecil dulu masih ada tuh yang namanya Panggung Gembira yang diadain sama anak muda karang taruna setempat. Panggung gembira biasanya diisi dengan perlombaan tarian, mulai dari tradisional, tari india dan dance modern (paling suka acara ini karena ane banyak job ngajar nari), ada juga lomba nyanyi, dangdutan bahkan lomba band-band indie gitu. Pokoknya seru. Kalo sekarang sih panggung gembira udah hilang dari beberapa daerah. Mungkin karena keterbatasan lahan juga.