- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kurang Dihargai di Indonesia, Pembuat Mobil Listrik Pilih Pulang ke Jepang
TS
ezrazoldic
Kurang Dihargai di Indonesia, Pembuat Mobil Listrik Pilih Pulang ke Jepang
Thanks ALL Kaskuser and Mod
Spoiler for HT:
Menteri BUMN Dahlan Iskan saat Melihat Mobil Listrik, Selo. Foto: Jawa Pos
Quote:
KARYAanak bangsa yang bisa membanggakan dunia, belum tentu mendapat tempat di negeri sendiri. Kekhawatiran Ricky Elson, si pembuat mobil listrik itu akhirnya terbukti. Ia pun tak ingin lama-lama kecewa. Daripada ilmunya sia-sia, kini si pemuda asli Padang ini memilih ingin kembali ke negeri Sakura.
Sekian lama Ricky menunggu izin mobil listrik yang dibuatnya bersama Menteri BUMN Dahlan Iskan. Berharap mobil listrik bernama Selo dan Gendhis itu, dapat menjadi inspirasi kelahiran mobil listrik buatan anak negeri. Namun apa daya, izin mobil listrik buatan pria kelahiran Padang 11 Januari 1980 itu tak kunjung keluar. Bahkan terkesan digantung oleh Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek).
"Saya tak bisa lagi menahannya (untuk pulang ke Jepang). Dulu saya bermohon-mohon agar pemuda ini mau kembali ke Indonesia. Ilmunya soal mobil listrik sangat berguna. Tapi ternyata benar, ilmu itu tidak dihargai di negerinya sendiri. Dia masih muda, masa depannya masih panjang,". Begitulah pernyataan kecewa yang diungkapkan Dahlan Iskan, perihal rencana Ricky kembali ke Jepang.
Dahlan yang ditemui wartawan di rumahnya di Surabaya, Rabu (9/4) pantas kecewa. Semangatnya melahirkan mobil masa depan, mobil listrik buatan anak negeri, ternyata tidak mendapat sambutan baik dari koleganya di Kemenristek. Padahal untuk membuat mobil listrik, Dahlan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Bahkan untuk memaksa Ricky mau kembali ke Indonesia, Dahlan sampai rela seluruh gajinya sebagai menteri diberikan pada Ricky.
"Ricky ini sudah 14 tahun di Jepang. Ia sudah memiliki hak paten internasional mobil listrik di sana. Saya merayunya habis-habisan agar mau kembali ke Indonesia. Dia sempat takut dengan resiko gajinya turun dan belum tentu ilmunya dihargai. Saya terus yakinkan dia dan memberikan seluruh gaji saya tiap bulan untuknya. Saya minta dia membangun mimpi mobil listrik buatan anak Indonesia, akhirnya dia mau dan kita buat Tucuxi, Selo dan Gendhis," kisah Dahlan mengenai awal perkenalannya dengan Ricky.
"Namun ternyata, kekhawatiran Ricky terjadi. Ternyata sambutan dalam negeri (soal mobil listrik) tidak baik. Tidak ada kepastian dan tidak ada ketentuan yang jelas. Saya harus minta maaf pada Ricky. Saya bayangkan dulu orang dari luar negeri kalau pulang bisa dimanfaatkan, ternyata tidak," tambah Dahlan masih dengan nada kecewa.
Dahlan seolah kehabisan alasan untuk tetap menahan pemuda cerdas itu bertahan di Indonesia. Apalagi hingga saat ini, Kemenristek tak jua memberikan penjelasan, mengapa izin itu belum dikeluarkan. Padahal mobil-mobil listrik buatan Ricky, sudah pernah mejeng di acara KTT APEC di Bali.
"Kalau sampai satu atau dua bulan ini tidak ada kejelasan, saya harus izinkan dia (Ricky) pulang ke Jepang. Dia ini anak muda yang cerdas. Masa depannya masih panjang. Saya tidak mau menggantung masa depannya dengan bertahan di Indonesia," kata Dahlan.
Izin yang Tak Kunjung Keluar
Mobil listrik Tucuxi, Selo dan Gendhis telah lama selesai. Mungkin ini bukan mobil listrik pertama yang dibuat di Indonesia. Namun inilah jajaran mobil listrik yang pertama kali dikerjakan seluruhnya oleh putra putri bangsa.
Untuk mendapatkan izin ketiga mobil listrik ini, pada awalnya Dahlan meminta surat izin mobil listrik kepada Kementerian Perhubungan, namun kementerian tersebut tidak bisa memberikan izin.
"Akhirnya Kemenhub dan Menristek bicara dan akhirnya urus izin di Menristek. Ini sedang kita urus," kata Dahlan menjawab wartawan beberapa bulan lalu.
Namun seiring berlalunya waktu, izin dari Kemenristek tak kunjung ada kejelasan. Padahal Menristek Gusti Muhammad Hatta pernah memuji mobil listrik Selo saat melakukan ujicoba.
Berbagai carapun sudah ditempuh bekas Dirut PLN ini agar mengantongi izin menggunakan mobil bernama 'Selo' itu. Dari mengirim pesan singkat (SMS), telephone, hingga mengirimkan surat pribadi pada Kemenristek. Hanya saja, upayanya hingga kini tak berbuah manis.
"Saya sudah kirim surat pribadi, sebagai salah satu orang yang bisa kendarai mobil listrik itu untuk uji coba. Sampai sekarang enggak dibales. Saya udah SMS, telepon juga sudah. Jawabannya cuma 'ya' saja, tapi tidak dikasih izinnya," papar Dahlan heran.
Menteri yang ogah pakai pengawalan ini juga bingung, beberapa bus listrik yang juga masih nangkring di Kemenristek masih kesulitan keluar izinnya. Padahal secara tak langsung, bus-bus listrik itu sudah melewati jarak jauh, dari Jakarta-Bandung-Yogjakarta-Jakarta.
"Kalau mobil listrik warna hijau waktu itu pernah saya kendarai sendiri sampai 1000 km. Maksud saya gitu, kalau saya pakai dulu terus baru dikritik apanya saja yang kurang, tapi ini mau dipakai enggak bisa," sesal mantan Dirut PLN ini.
Perkenalan Ricky Elson dengan Dahlan
Saat kunjungannya ke Balikpapan beberapa waktu lalu, Kaltim Pos (Grup JPNN) sempat membuat laporan mengenai sosok Ricky Elson. Pemuda kelahiran tahun 1980 ini menempuh pendidikan sarjana hingga program master di Jepang. Ia mengambil ilmu spesifikasi Teknik Mesin di Polytechnic University of Japan. Dia selalu jadi lulusan terbaik hingga dilirik seorang profesor di sana yang merupakan perancang motor di Nidec Corporation. Ricky pun memenuhi tawaran itu.
Meski sempat kesulitan, Ricky berhasil beradaptasi. Bahkan, dia jadi andalan di perusahaan tersebut. Banyak pelajaran berharga didapatkan Ricky di sana. Terutama untuk menumbuhkan semangat kerja. Di perusahaan tersebut, kalimat motivasi jadi cambuk semangat karyawan. Yakni; segera kerjakan, pastikan kerjakan, dan kerjakan sampai selesai!
Selain itu, perusahaan-perusahaan di Jepang punya pengertian sendiri bagi setiap jenjang pendidikan. S-1 misalnya. Artinya jenjang ini sekadar tahu bagaimana memecahkan masalah. Sedangkan S-2, bagaimana menemukan masalah dan menyelesaikannya. Terakhir, S-3 adalah bisa membuat masalah dan memecahkannya sendiri.
Berbagai filosofi Negeri Samurai ini rupanya membentuk karakter Ricky menjadi orang yang produktif. Buktinya, enam tahun sejak bekerja di Nidec Corporation, dia berhasil jadi andalan. Sekitar 80 persen produk perusahaan ini merupakan karya sang Putra Petir ini.
Adapun Nidec Corporation bergerak di bidang elektronik, memproduksi elemen motor presisi alias mikromotor.
Selama 14 tahun di Jepang, Ricky telah menemukan belasan teknologi motor penggerak listrik yang sudah dipatenkan oleh pemerintah Jepang.
Namun demikian, di tengah kariernya yang sedang bagus, Ricky memilih kembali ke Indonesia. Dia turut membeberkan alasannya pada para mahasiswa kemarin. Pertemuan Ricky dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, ternyata menjadi titik segalanya.
Bermula dari pertemuan sekitar 3 jam itu, Dahlan melobi Ricky untuk pulang dan berkarya di Tanah Air.
Bagi Ricky, pertemuan serupa bukan hal baru. Ada beberapa tokoh nasional yang sebelumnya menemui Ricky dan menawarkan untuk bekerja di Indonesia. Dia dijanjikan banyak hal yang barang tentu menggiurkan. Gaji tinggi mulai puluhan juta sampai ratusan juta rupiah, hingga diberi perusahaan, sudah biasa didengarnya. Tapi dia selalu menolak. Kenapa kali ini berubah?
“Yang saya tangkap, Pak Dahlan Iskan itu berbeda. Dia tak kasih janji-janji. Hanya berkata ‘Sudah cukup Anda kerja di luar negeri. Maukah ikut dengan saya? Kita bersama-sama berbuat untuk Indonesia’,” ucap Ricky menirukan percakapan dengan Dahlan Iskan saat itu.
“Beliau sangat paham. Dia minta saya pulang. Saya pun tak tahu kenapa tak menolak padahal yang lain berani menggaji hingga dua kali lipat dari yang saya terima kala itu,” sambungnya.
Dahlan yang mengetahui bahwa tenaga dan pikiran Ricky dihargai sangat tinggi, saat itu mengaku tak bisa memberikan hal serupa.
Namun supaya Ricky mau, Dahlan tanpa pusing-pusing langsung menawarkan gajinya sebulan sebagai menteri BUMN, untuk menjadi bayaran Ricky tiap bulan.
Berkat kesamaan visi membangun Indonesia, akhirnya kesepakatan tercapai. Apalagi, dia bertekad mau membalas jasa para guru yang membantunya bisa kuliah hingga ke Jepang. Ricky pun balik ke Indonesia dan memulai proyek mobil listrik Indonesia.
Selo dan Gendhis, mobil listrik karya Ricky yang sekarang jadi sorotan. Karya anak bangsa tak kalah dengan mobil sport buatan luar negeri. Padahal, durasi pengerjaannya hanya lima bulan. Selo memiliki kecepatan 250 kilometer per jam sedangkan Gendhis 180 kilometer per jam. “Karena mengejar untuk ditampilkan di APEC, motor dan controller-nya masih pakai buatan luar negeri,” sebutnya.
Menurut Ricky, langkah membuat mobil listrik saat ini sudah tepat. Beberapa waktu ke depan, dunia diprediksi beralih ke kendaraan listrik. Ini kesempatan buat Indonesia untuk memulai industrinya. Bahkan, bukan hanya Indonesia, seluruh negara saat ini turut berproduksi mobil listrik.
“Jika tidak dari sekarang, puluhan tahun lagi akan dipertanyakan apa produksi Indonesia,” ucap Ricky. “Indonesia butuh penggagas. Dari sini diharapkan lahir pengembang mobil listrik lain,” sambungnya.
Cerita di balik pemberian nama mobil listrik karya Ricky ini turut dibeberkan. Mulanya, mobil tersebut bakal dinamai Gundala. Nama itu diambil dari tokoh fiksi pahlawan super yang dijuluki Putra Petir. Tapi, Gundala terlanjur jadi nama komik. Hingga muncul nama Selo dari legenda Ki Ageng Selo yang dikenal dapat menangkap petir. Akhirnya nama inilah yang didaulat jadi nama mobil listrik Indonesia dengan model sedan sport.
“Kalau Gendhis, memang ingin dicari yang manis untuk mendampingi Selo. Jadi diambillah Gendhis yang artinya gula dari Bahasa Jawa,” imbuhnya.
Segera Pulang ke Jepang
Meski asli Indonesia, prestasi Ricky Elson justru mentereng di negeri Sakura. Di sana, ia sebenarnya telah menduduki jabatan penting. Yakni sebagai kepala Divisi penelitian dan pengembangan teknologi permanen magnet motor dan generator NIDEC Coorporation, Kyoto, Minamiku-kuzetonoshiro cho388, Jepang.
Ilmu anak Padang ini, sedikitnya telah menghasilkan sekitar 14 teori mengenai motor listrik dan telah pula dipatenkan oleh pemerintah Jepang. Ia telah kembali ke tanah air, namun kini ia berencana untuk segera pulang kembali ke Jepang. Melalui akun facebooknya, pembuat kincir angin terbaik di dunia untuk kelas 500 watt peak ini mengaku, perusahaan di Jepang tempatnya bekerja dulu, terus mengirimi tawaran untuknya kembali. Apalagi menurutnya, saat ini Indonesia belum bersahabat untuk hasil-hasil karyanya.Oh Indonesia...
Sekian lama Ricky menunggu izin mobil listrik yang dibuatnya bersama Menteri BUMN Dahlan Iskan. Berharap mobil listrik bernama Selo dan Gendhis itu, dapat menjadi inspirasi kelahiran mobil listrik buatan anak negeri. Namun apa daya, izin mobil listrik buatan pria kelahiran Padang 11 Januari 1980 itu tak kunjung keluar. Bahkan terkesan digantung oleh Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek).
"Saya tak bisa lagi menahannya (untuk pulang ke Jepang). Dulu saya bermohon-mohon agar pemuda ini mau kembali ke Indonesia. Ilmunya soal mobil listrik sangat berguna. Tapi ternyata benar, ilmu itu tidak dihargai di negerinya sendiri. Dia masih muda, masa depannya masih panjang,". Begitulah pernyataan kecewa yang diungkapkan Dahlan Iskan, perihal rencana Ricky kembali ke Jepang.
Dahlan yang ditemui wartawan di rumahnya di Surabaya, Rabu (9/4) pantas kecewa. Semangatnya melahirkan mobil masa depan, mobil listrik buatan anak negeri, ternyata tidak mendapat sambutan baik dari koleganya di Kemenristek. Padahal untuk membuat mobil listrik, Dahlan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Bahkan untuk memaksa Ricky mau kembali ke Indonesia, Dahlan sampai rela seluruh gajinya sebagai menteri diberikan pada Ricky.
"Ricky ini sudah 14 tahun di Jepang. Ia sudah memiliki hak paten internasional mobil listrik di sana. Saya merayunya habis-habisan agar mau kembali ke Indonesia. Dia sempat takut dengan resiko gajinya turun dan belum tentu ilmunya dihargai. Saya terus yakinkan dia dan memberikan seluruh gaji saya tiap bulan untuknya. Saya minta dia membangun mimpi mobil listrik buatan anak Indonesia, akhirnya dia mau dan kita buat Tucuxi, Selo dan Gendhis," kisah Dahlan mengenai awal perkenalannya dengan Ricky.
"Namun ternyata, kekhawatiran Ricky terjadi. Ternyata sambutan dalam negeri (soal mobil listrik) tidak baik. Tidak ada kepastian dan tidak ada ketentuan yang jelas. Saya harus minta maaf pada Ricky. Saya bayangkan dulu orang dari luar negeri kalau pulang bisa dimanfaatkan, ternyata tidak," tambah Dahlan masih dengan nada kecewa.
Dahlan seolah kehabisan alasan untuk tetap menahan pemuda cerdas itu bertahan di Indonesia. Apalagi hingga saat ini, Kemenristek tak jua memberikan penjelasan, mengapa izin itu belum dikeluarkan. Padahal mobil-mobil listrik buatan Ricky, sudah pernah mejeng di acara KTT APEC di Bali.
"Kalau sampai satu atau dua bulan ini tidak ada kejelasan, saya harus izinkan dia (Ricky) pulang ke Jepang. Dia ini anak muda yang cerdas. Masa depannya masih panjang. Saya tidak mau menggantung masa depannya dengan bertahan di Indonesia," kata Dahlan.
Izin yang Tak Kunjung Keluar
Mobil listrik Tucuxi, Selo dan Gendhis telah lama selesai. Mungkin ini bukan mobil listrik pertama yang dibuat di Indonesia. Namun inilah jajaran mobil listrik yang pertama kali dikerjakan seluruhnya oleh putra putri bangsa.
Untuk mendapatkan izin ketiga mobil listrik ini, pada awalnya Dahlan meminta surat izin mobil listrik kepada Kementerian Perhubungan, namun kementerian tersebut tidak bisa memberikan izin.
"Akhirnya Kemenhub dan Menristek bicara dan akhirnya urus izin di Menristek. Ini sedang kita urus," kata Dahlan menjawab wartawan beberapa bulan lalu.
Namun seiring berlalunya waktu, izin dari Kemenristek tak kunjung ada kejelasan. Padahal Menristek Gusti Muhammad Hatta pernah memuji mobil listrik Selo saat melakukan ujicoba.
Berbagai carapun sudah ditempuh bekas Dirut PLN ini agar mengantongi izin menggunakan mobil bernama 'Selo' itu. Dari mengirim pesan singkat (SMS), telephone, hingga mengirimkan surat pribadi pada Kemenristek. Hanya saja, upayanya hingga kini tak berbuah manis.
"Saya sudah kirim surat pribadi, sebagai salah satu orang yang bisa kendarai mobil listrik itu untuk uji coba. Sampai sekarang enggak dibales. Saya udah SMS, telepon juga sudah. Jawabannya cuma 'ya' saja, tapi tidak dikasih izinnya," papar Dahlan heran.
Menteri yang ogah pakai pengawalan ini juga bingung, beberapa bus listrik yang juga masih nangkring di Kemenristek masih kesulitan keluar izinnya. Padahal secara tak langsung, bus-bus listrik itu sudah melewati jarak jauh, dari Jakarta-Bandung-Yogjakarta-Jakarta.
"Kalau mobil listrik warna hijau waktu itu pernah saya kendarai sendiri sampai 1000 km. Maksud saya gitu, kalau saya pakai dulu terus baru dikritik apanya saja yang kurang, tapi ini mau dipakai enggak bisa," sesal mantan Dirut PLN ini.
Perkenalan Ricky Elson dengan Dahlan
Saat kunjungannya ke Balikpapan beberapa waktu lalu, Kaltim Pos (Grup JPNN) sempat membuat laporan mengenai sosok Ricky Elson. Pemuda kelahiran tahun 1980 ini menempuh pendidikan sarjana hingga program master di Jepang. Ia mengambil ilmu spesifikasi Teknik Mesin di Polytechnic University of Japan. Dia selalu jadi lulusan terbaik hingga dilirik seorang profesor di sana yang merupakan perancang motor di Nidec Corporation. Ricky pun memenuhi tawaran itu.
Meski sempat kesulitan, Ricky berhasil beradaptasi. Bahkan, dia jadi andalan di perusahaan tersebut. Banyak pelajaran berharga didapatkan Ricky di sana. Terutama untuk menumbuhkan semangat kerja. Di perusahaan tersebut, kalimat motivasi jadi cambuk semangat karyawan. Yakni; segera kerjakan, pastikan kerjakan, dan kerjakan sampai selesai!
Selain itu, perusahaan-perusahaan di Jepang punya pengertian sendiri bagi setiap jenjang pendidikan. S-1 misalnya. Artinya jenjang ini sekadar tahu bagaimana memecahkan masalah. Sedangkan S-2, bagaimana menemukan masalah dan menyelesaikannya. Terakhir, S-3 adalah bisa membuat masalah dan memecahkannya sendiri.
Berbagai filosofi Negeri Samurai ini rupanya membentuk karakter Ricky menjadi orang yang produktif. Buktinya, enam tahun sejak bekerja di Nidec Corporation, dia berhasil jadi andalan. Sekitar 80 persen produk perusahaan ini merupakan karya sang Putra Petir ini.
Adapun Nidec Corporation bergerak di bidang elektronik, memproduksi elemen motor presisi alias mikromotor.
Selama 14 tahun di Jepang, Ricky telah menemukan belasan teknologi motor penggerak listrik yang sudah dipatenkan oleh pemerintah Jepang.
Namun demikian, di tengah kariernya yang sedang bagus, Ricky memilih kembali ke Indonesia. Dia turut membeberkan alasannya pada para mahasiswa kemarin. Pertemuan Ricky dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, ternyata menjadi titik segalanya.
Bermula dari pertemuan sekitar 3 jam itu, Dahlan melobi Ricky untuk pulang dan berkarya di Tanah Air.
Bagi Ricky, pertemuan serupa bukan hal baru. Ada beberapa tokoh nasional yang sebelumnya menemui Ricky dan menawarkan untuk bekerja di Indonesia. Dia dijanjikan banyak hal yang barang tentu menggiurkan. Gaji tinggi mulai puluhan juta sampai ratusan juta rupiah, hingga diberi perusahaan, sudah biasa didengarnya. Tapi dia selalu menolak. Kenapa kali ini berubah?
“Yang saya tangkap, Pak Dahlan Iskan itu berbeda. Dia tak kasih janji-janji. Hanya berkata ‘Sudah cukup Anda kerja di luar negeri. Maukah ikut dengan saya? Kita bersama-sama berbuat untuk Indonesia’,” ucap Ricky menirukan percakapan dengan Dahlan Iskan saat itu.
“Beliau sangat paham. Dia minta saya pulang. Saya pun tak tahu kenapa tak menolak padahal yang lain berani menggaji hingga dua kali lipat dari yang saya terima kala itu,” sambungnya.
Dahlan yang mengetahui bahwa tenaga dan pikiran Ricky dihargai sangat tinggi, saat itu mengaku tak bisa memberikan hal serupa.
Namun supaya Ricky mau, Dahlan tanpa pusing-pusing langsung menawarkan gajinya sebulan sebagai menteri BUMN, untuk menjadi bayaran Ricky tiap bulan.
Berkat kesamaan visi membangun Indonesia, akhirnya kesepakatan tercapai. Apalagi, dia bertekad mau membalas jasa para guru yang membantunya bisa kuliah hingga ke Jepang. Ricky pun balik ke Indonesia dan memulai proyek mobil listrik Indonesia.
Selo dan Gendhis, mobil listrik karya Ricky yang sekarang jadi sorotan. Karya anak bangsa tak kalah dengan mobil sport buatan luar negeri. Padahal, durasi pengerjaannya hanya lima bulan. Selo memiliki kecepatan 250 kilometer per jam sedangkan Gendhis 180 kilometer per jam. “Karena mengejar untuk ditampilkan di APEC, motor dan controller-nya masih pakai buatan luar negeri,” sebutnya.
Menurut Ricky, langkah membuat mobil listrik saat ini sudah tepat. Beberapa waktu ke depan, dunia diprediksi beralih ke kendaraan listrik. Ini kesempatan buat Indonesia untuk memulai industrinya. Bahkan, bukan hanya Indonesia, seluruh negara saat ini turut berproduksi mobil listrik.
“Jika tidak dari sekarang, puluhan tahun lagi akan dipertanyakan apa produksi Indonesia,” ucap Ricky. “Indonesia butuh penggagas. Dari sini diharapkan lahir pengembang mobil listrik lain,” sambungnya.
Cerita di balik pemberian nama mobil listrik karya Ricky ini turut dibeberkan. Mulanya, mobil tersebut bakal dinamai Gundala. Nama itu diambil dari tokoh fiksi pahlawan super yang dijuluki Putra Petir. Tapi, Gundala terlanjur jadi nama komik. Hingga muncul nama Selo dari legenda Ki Ageng Selo yang dikenal dapat menangkap petir. Akhirnya nama inilah yang didaulat jadi nama mobil listrik Indonesia dengan model sedan sport.
“Kalau Gendhis, memang ingin dicari yang manis untuk mendampingi Selo. Jadi diambillah Gendhis yang artinya gula dari Bahasa Jawa,” imbuhnya.
Segera Pulang ke Jepang
Meski asli Indonesia, prestasi Ricky Elson justru mentereng di negeri Sakura. Di sana, ia sebenarnya telah menduduki jabatan penting. Yakni sebagai kepala Divisi penelitian dan pengembangan teknologi permanen magnet motor dan generator NIDEC Coorporation, Kyoto, Minamiku-kuzetonoshiro cho388, Jepang.
Ilmu anak Padang ini, sedikitnya telah menghasilkan sekitar 14 teori mengenai motor listrik dan telah pula dipatenkan oleh pemerintah Jepang. Ia telah kembali ke tanah air, namun kini ia berencana untuk segera pulang kembali ke Jepang. Melalui akun facebooknya, pembuat kincir angin terbaik di dunia untuk kelas 500 watt peak ini mengaku, perusahaan di Jepang tempatnya bekerja dulu, terus mengirimi tawaran untuknya kembali. Apalagi menurutnya, saat ini Indonesia belum bersahabat untuk hasil-hasil karyanya.Oh Indonesia...
Quote:
Miris ya gan sama Indonesia,kapan ini negara bisa maju. #Miris
Sumber
Komen kaskuser
Spoiler for komen:
Quote:
Original Posted By KangMinKyung►kaga usa nyalahin pemerintah. ngaca dulu masing2. dulu aja pas sering keluar berita mobil listrik pada ngomong pencitraan dahlan iskan. sekarang giliran bubar pada sok2 mewek
bukan cuman pemerintah aja, tapi emang orang2 Indo termasuk kaskuser masih banyak yang g*blok sampe ngga ngerti cara menghargai karya bangsa sendiri
@ts masukin pekiwan
bukan cuman pemerintah aja, tapi emang orang2 Indo termasuk kaskuser masih banyak yang g*blok sampe ngga ngerti cara menghargai karya bangsa sendiri
@ts masukin pekiwan
Quote:
Original Posted By Furyon►inilah salah satu penyebab kenapa org2 pinter asal Indonesia lebih baik merantau sampai ke negeri org , karena ilmu yg mereka miliki tidak di anggep ama pemerintah, bikin surat ijin aja gak di gubris pantas aja org2 pinter lebih milih kerja di luar negeri , udah gaji di disini kecil masih gak dihargai pula , yang lucunya lagi , bila ada seorang yg sukses pasti tetangga disekitarnya byk yg gak suka , ada yg bilang pesugihan lah , melihara tuyul lah mau sampai kapan coba pemikirannya orang Indonesia berubah ? apalagi persaingan kerja di Indonesia kebanyakan gak secara sehat , ada yg main dukunlah , dll , saya kira klo org Indonesia bisa meninggalkan perilaku yang lama akan maju ni negara
Quote:
Original Posted By mizunashi►jauh lebih baik dia ke jepang aja
disini gak menghargai orang2 yg spesial kayak gitu....cuma buat bangga2an doang...lagian dia punya ilmu pengetahuan dan itu gak terbatas bangsa dan negara....ya jelas mendingan dia ke jepang dan dapat fasilitas penunjang yang sangat layak dan juga bisa hidup lebih layak disana....ntar juga hasilnya bakal mendunia abis itu kita juga bakal merasakan kok....kalo disini terus cuma dipajang doang apalah gunanya
bukan cuma bidang gitu doang, banyak bidang lain yg terlupakan diremehkan...tidak hanya pemerintah doang,pihak swasta pun banyak yg meremehkan.....
bahkan gak dihargai dan disama ratakan dengan kuli.....ya lebih baik kerja diluar, udah lebih enak kemana-mana dan dihargai lagi.....
disini gak menghargai orang2 yg spesial kayak gitu....cuma buat bangga2an doang...lagian dia punya ilmu pengetahuan dan itu gak terbatas bangsa dan negara....ya jelas mendingan dia ke jepang dan dapat fasilitas penunjang yang sangat layak dan juga bisa hidup lebih layak disana....ntar juga hasilnya bakal mendunia abis itu kita juga bakal merasakan kok....kalo disini terus cuma dipajang doang apalah gunanya
bukan cuma bidang gitu doang, banyak bidang lain yg terlupakan diremehkan...tidak hanya pemerintah doang,pihak swasta pun banyak yg meremehkan.....
bahkan gak dihargai dan disama ratakan dengan kuli.....ya lebih baik kerja diluar, udah lebih enak kemana-mana dan dihargai lagi.....
Quote:
Original Posted By onxafn►Kembalilah ke jepang lagi, dan suatu saat nanti benar2 kembali ke tanah air saat semua mendukungmu......
nasib orang pinter di Indonesia emang miris, karena negeri kita tercinta sedang mengumpulkan orang GILA....
gila kekuasaan
Gila Harta
dan gila segalanya
nasib orang pinter di Indonesia emang miris, karena negeri kita tercinta sedang mengumpulkan orang GILA....
gila kekuasaan
Gila Harta
dan gila segalanya
Quote:
Original Posted By zahris►padahal LCGC aja gampang kali perizinan nya, bebas pajak barang mewah pula.
smartphone aja terancam kena pajak barang mewah, tapi LCGC nggak.
smartphone aja terancam kena pajak barang mewah, tapi LCGC nggak.
Quote:
Original Posted By vandebay►yah memang bukan rahasia anak2 bangsa unggulan sebagian besar berkarya di negeri orang dan jelas bukan salah mereka memilih negara lain yang menghargai hasil karya mereka.
gak usah jauh2 deh, gw di jakarta jadi manajer dan gw punya kakak pengusaha resto pizza di amrik. dia bilang mau ngerekrut gw jadi pengantar pizza, dia bisa kasih gaji 2000$ / bulan, sama dengan gaji pengantar pizza lainnya. setelah ditambah tip dan dipotong biaya hidup di sana, gw bisa nabung kurang lebih 1000$/bulan = gaji kotor gw sebagai manajer di jakarta
gak usah jauh2 deh, gw di jakarta jadi manajer dan gw punya kakak pengusaha resto pizza di amrik. dia bilang mau ngerekrut gw jadi pengantar pizza, dia bisa kasih gaji 2000$ / bulan, sama dengan gaji pengantar pizza lainnya. setelah ditambah tip dan dipotong biaya hidup di sana, gw bisa nabung kurang lebih 1000$/bulan = gaji kotor gw sebagai manajer di jakarta
Quote:
Original Posted By tubagznyven►kayanya emang indonesia itu didoktrin buat jdi konsumtif
yawda,mnkn kemenristek dpt upeti dri perusahaan mobil biar jgn smpe mobil listrik bisa berkembang di indonesia
yawda,mnkn kemenristek dpt upeti dri perusahaan mobil biar jgn smpe mobil listrik bisa berkembang di indonesia
bisa jadi ..
Quote:
Original Posted By semutcorp►Nie berita dah agak lama.
Semoga periodw ke depnn hnnya orang pintar yg menjabat menteri terutama ristek. Seharusnya siapa saja yg menghalangi kemjjuan bangsa bs dituntut oleh rakyat. Asu
Semoga periodw ke depnn hnnya orang pintar yg menjabat menteri terutama ristek. Seharusnya siapa saja yg menghalangi kemjjuan bangsa bs dituntut oleh rakyat. Asu
Quote:
Original Posted By nyampo►Di indonesia itu yg dihargain prestasi joget2, misal kayak joget YKS lala yeye.. joget cesar, joget inul.
terus prestasi dukun2 supranatural, prestasi ceramah di TV punya jamaah, prestasi jadi pejabat, prestasi jadi orang bego pelawak , prestasi update status facebook, twitter, Prestasi beli gadget baru buatan luar negeri, prestasi pacaran hamilin anak orang.
kalau prestasi yg keren2 seperti buat pesawat, buat mobil listrik, orang indonesia tidak peduli, dilirik aja enggak.
page one ya TS
terus prestasi dukun2 supranatural, prestasi ceramah di TV punya jamaah, prestasi jadi pejabat, prestasi jadi orang bego pelawak , prestasi update status facebook, twitter, Prestasi beli gadget baru buatan luar negeri, prestasi pacaran hamilin anak orang.
kalau prestasi yg keren2 seperti buat pesawat, buat mobil listrik, orang indonesia tidak peduli, dilirik aja enggak.
page one ya TS
Quote:
Original Posted By fadhlierlanda►komik ini pas untuk menggambarkan keahlian anak bangsa yang gak diperhatikan oleh negerinya sendiri meski ada bukti nyata dari keahlian anak bangsa tersebut
UPDATE
Quote:
Original Posted By abhiebsd►Ane sedih baca INI.
Pak Ricky juga menyesalkan adanya berita ini.
Berita ngawur.
Kemarin baru makan bareng ma ane .Dan semalam beliau ke Jakarta untuk ngisi seminar di poltek Medan.
Wartawanya males kroscek ke pak Ricky langsung.
Kerjaanya cuma copy paste. Ngejar banyak berita.
Pokoknya ane gregetan ma wartawan ngawur seperti itu.
Pak ricky msh srg bolak-balik tasik - Jakarta.
Ane di tasik gan.gabung penelituan tentanf energi angin yg di gagas pak Ricky.
Intinya dia blm ada agenda Blk ke jepang
Taruh pejwan gann
Pak Ricky juga menyesalkan adanya berita ini.
Berita ngawur.
Kemarin baru makan bareng ma ane .Dan semalam beliau ke Jakarta untuk ngisi seminar di poltek Medan.
Wartawanya males kroscek ke pak Ricky langsung.
Kerjaanya cuma copy paste. Ngejar banyak berita.
Pokoknya ane gregetan ma wartawan ngawur seperti itu.
Pak ricky msh srg bolak-balik tasik - Jakarta.
Ane di tasik gan.gabung penelituan tentanf energi angin yg di gagas pak Ricky.
Intinya dia blm ada agenda Blk ke jepang
Taruh pejwan gann
Oh jadi Ricky emg ga balik ke Jepang ya ? tpi bener ga itu Kemenristek nya sampai saat ini blm memberi kejelasan tentang izin mobil listrik ?
UPDATE LAGI!
Quote:
Original Posted By mafiahitam►Sebenernya beliau juga tidak merasa tidak di hargai..
kalau mau lebih detail tentang beliau dan segala aktifitas yang telah dan beliau sedang lakukan demi indonesia bisa langsung cek ke FBnya.. https://www.facebook.com/ricky.elson
DEMI INDONESIA
pageone gan kalau berkenan..
Spoiler for SS:
kalau mau lebih detail tentang beliau dan segala aktifitas yang telah dan beliau sedang lakukan demi indonesia bisa langsung cek ke FBnya.. https://www.facebook.com/ricky.elson
DEMI INDONESIA
pageone gan kalau berkenan..
Diubah oleh ezrazoldic 11-04-2014 22:44
0
119.1K
Kutip
1.4K
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan