Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa (kanan) menerima Menteri Luar Negeri Singapura, K. Shanmugam dalam pertemuan Joint Commission for Bilateral Cooperation antara Republik Indonesia dan Singapura di Hotel Grand Hyatt, Yogyakarta, Rabu (24/10). TEMPO/Suryo Wibowo
Quote:
TEMPO.CO, Singapura– Menamai sebuah kapal laut dengan nama pahlawan bukanlah hal yang aneh. Namun, seringkali, pahlawan di sebuah negara justru merupakan musuh di negara lain. Hal inilah yang mendasari keprihatinan Singapura terhadap Indonesia atas penamaan kapal TNI Angkatan Laut yang baru saja diluncurkan.
Dikutip dari Channel News Asia, setelah pemberitaan media massa Indonesia mengenai penamaan KRI Usman Harun, Menteri Luar Negeri Singapura, K Shanmugam, menyampaikan keberatannya kepada Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa.
Menurut Shanmugam, penamaan ini akan melukai perasaan rakyat Singapura, terutama keluarga korban dalam peristiwa pengeboman MacDonald House di Orchard Road, Singapura pada tahun 1965 lalu.
Usman Harun diambil dari nama dua anggota KKO (Komando Korps Operasi, sekarang Marinir), Usman dan Harun Said yang mengebom MacDonald House di Orchrad Road yang menewaskan tiga orang pada masa konfrontasi dengan Malaysia, pada 1965. Keduanya dieksekusi di Singapura pada 17 Oktober 1968.
Namun, begitu tiba di Tanah Air, keduanya dielu-elukan sebagai pahlawan dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Untuk menghormati jasa ketiganya, TNI AL memakai nama mereka untuk menamai kapal barunya.
==================================================
hmm, ane penasaran, itu KRI nya TNI AL trbr yg mana ya tipe nya??
aslinya ini kapalnya Brunei yg dibeli dari Inggris tapi atas suatu hal Brunei gak mau ngambil kapal yang udah terlanjur dibeli ini akhirnya di re-selling ke Indonesia diskonnya lumayan gede nih
Spoiler for Tragedi di Balik Penamaan KRI Usman Harun:
Quote:
TEMPO.CO, Singapura– Keprihatinan Singapura terhadap penamaan kapal milik Angkatan Laut Indonesia berawal dari Konfrontasi Malaysia atau yang lebih dikenal dengan Konfrontasi saja, tulis laman Straits Times. Konfrontasi yang terjadi pada 1962-1966 ditengarai terkait dengan masalah penentuan masa depan Malaya, Brunei, Sabah, dan Serawak.
Saat itu, Federasi Malaysia--atau yang lebih dikenal sebagai Persekutuan Tanah Melayu--akan menggabungkan keempat wilayah tersebut ke dalam Federasi Malaysia. Namun, keinginan ini ditentang oleh Presiden Soekarno.
Menurut Soekarno, hal ini hanya akan membuat Malaysia menjadi negara boneka untuk Inggris yang berpotensi mengancam kedaulatan Indonesia. (Baca: Singapura Protes Nama KRI Usman Harun)
Dari situlah konflik keduanya dimulai hingga akhirnya dua anggota KKO (Komando Korps Operasi, sekarang Marinir) melakukan pengeboman di MacDonald House di Orchard Road, Singapura, pada 10 Maret 1965 yang menewaskan tiga orang dan melukai 33 orang
Dua marinir, yakni Usman Haji Mohamed Ali dan Harun Said, akhirnya dieksekusi di Singapura pada 17 Oktober 1968. Gabungan nama keduanyalah yang kemudian dipilih untuk menjadi nama kapal baru milik TNI Angkatan Laut, yaitu KRI Usman Harun.
Bagi Indonesia, tentu keduanya dianggap sebagai pahlawan. Namun, tidak dengan Singapura. Menurut Menteri Luar Negeri Singapura, K. Shanmugam, penamaan ini justru akan melukai perasaan rakyat Singapura, terutama keluarga korban dalam peristiwa pengeboman.
Spoiler for Ini Makam Sersan Usman dan Kopral Harun di TMP Kalibata:
Quote:
Jakarta- Pemerintah menetapkan Sersan Usman dan Kopral Harun sebagai pahlawan nasional. Keduanya juga dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Ini penampakan makamnya.
Saat didatangi detikcom, Jumat (6/2/2014), posisi makam kedua pahlawan tersebut berada di blok D, yang berjarak sekitar 50 meter dari gerbang utama TMP Kalibata. Mereka dikuburkan bersebelahan.
Nisan Sersan Usman bertuliskan "Usman bin H.Ali alias Djanatin". Dia lahir 18 Maret 1943 dan meninggal dunia 17 Oktober 1968.
Di sisi sebelah kanan, ada nisan Kopral Harun yang bertuliskan "Harun alias Tohir bin Mahdar". Anggota korps Marinir tersebut lahir tanggal 4 April tahun 1947 dan gugur pada tanggal yang bersamaan dengan Usman, 17 Oktober 1968.
Kedua makam itu tampak terawat dan bersih. Kendi berwarna cokelat dan helm putih tampak berada di dekat pusara. Batu-batu yang berada di tengah makam juga tertata.
Nama Usman dan Harun kembali ramai dibicarakan setelah Singapura mengajukan keprihatinan karena nama mereka akan dijadikan nama sebuah kapal. Namun Indonesia tak akan mengubah keputusan tersebut.
Sersan Usman dan Kopral Harun adalah prajurit KKO TNI AL. Keduanya ditangkap pihak Singapura pada 1964 lalu. Usman dan Harun tengah melaksanakan misi Dwikora mencegah pembentukan negara negara yang disebut Soekarno 'boneka Inggris'.
Kedua anggota KKO itu melakukan pemboman perkantoran di Singapura. Namun saat melarikan diri, motor boat yang digunakan kabur keduanya mogok, hingga akhirnya ditangkap patroli laut Singapura. Keduanya pada 1968 dihukum gantung di Singapura.
Spoiler for tanggapan resmi dr pemerintah RI:
Quote:
Menko Polhukam Djoko Suyanto
Jakarta- Pemerintah Indonesia menghargai sikap Singapura yang prihatin atas penamaan KRI Usman Harun. Namun Pemerintah Indonesia menegaskan, kebijakan yang sudah ditetapkan tak bisa diintervensi negara lain.
"Pemerintah Indonesia memiliki tatanan, aturan, prosedur dan kriteria penilaian sendiri untuk menentukan seseorang mendapat kehormatan sebagai pahlawan. Dan itu tidak boleh ada intervensi dari negara lain," jelas Menko Polhukam Djoko Suyanto kepada detikcom, Kamis (6/2/2014).
Pemberian nama Usman Harun pada kapal perang RI sudah melalui pertimbangan yang matang. "Tentu pertimbangan tersebut dinilai sesuai dengan bobot pengabdian dan pengorbanan mereka-mereka yang "deserve" untuk mendapatkan kehormatan dan gelar itu," jelas Djoko.
Menurut Djoko, sikap Singapura yang mempersoalkan Sersan Usman dan Kopral Harun yang pernah melakukan pemboman di negeri jiran itu pada 1960-an, tak bisa serta merta membuat pemerintah ragu memberi nama KRI Usman Harun.
"Bahwa ada persepsi yang berbeda terhadap policy pemerintah RI oleh negara lain tidak boleh menjadikan kita surut dan gamang untuk tetap melanjutkan policy itu dan memberlakukannya," tutupnya.
Spoiler for Menlu Marty: Masalah KRI Usman Harun dengan Singapura Sudah Selesai:
Quote:
Jakarta- Menlu Marty Natalegawa memberi penjelasan soal polemik KRI Usman Harun yang memancing reaksi Singapura. Menurut Marty, persoalan ini sudah selesai, penamaan KRI itu adalah hak dan wewenang Indonesia.
"Penamaan kapal perang itu kan melalui suatu proses, dan itu wewenang kita. Kita sudah menyampaikan kepada mereka. Masalahnya sudah selesai," jelas Marty di kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Jumat (7/2/2014).
Menurut Marty penamaan kapal perang itu sudah sesuai prosedur, sesuai ketentuan dan pola yang sudah ditetapkan. Singapura juga tidak pernah mengirimkan langsung surat keberatan.
"Nggak ada. Mereka memang menyampaikan keprihatinan, kita semata mencatat saja keprihatinan mereka," terang Marty.
"Kita sudah mencatat keprihatinan mereka. Mereka sudah mengetahui bahwa ini sesuatu yang sudah kita putuskan," tambahnya lagi.
Sersan Usman dan Kopral Harun adalah prajurit KKO TNI AL. Keduanya ditangkap pihak Singapura pada 1964 lalu. Usman dan Harun tengah melaksanakan misi Dwikora mencegah pembentukan negara negara yang disebut Soekarno 'boneka Inggris'.
Kedua anggota KKO itu melakukan pemboman perkantoran di Singapura. Namun saat melarikan diri, motor boat yang ditumpangi keduanya mogok, hingga akhirnya ditangkap patroli laut Singapura. Keduanya pada 1968 dihukum gantung di Singapura.
=============================================
pemerintah RI scr resmi tlh tegas menolak atas intervensi singapura tsb... :
NB;
Spoiler for HT:
Quote:
* makasih tuk mas bro, sis, momod, & mimin sekalian.... topik ane jd HT tuk ke 3 kalinya di BPLN ini....