- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Campaign Tips - Antara Sugesti, Persepsi dan Imajinasi (Digital Worker Masuk Gan!)


TS
thelannister
Campaign Tips - Antara Sugesti, Persepsi dan Imajinasi (Digital Worker Masuk Gan!)
Ikut Buka Puasa Bareng Ane dan 30 Anak Jalanan Lainnya Yuk Gan! Kalo Agan Jago Design Bisa Nyumbang Karyanya Lho, Klik di sini Gan!

Sebuah keefektifan kampanye bisa terlihat dari dampak yang dihasilkan. Selain itu juga berkelanjutan atau bahasa marketingnya ada follow up. Kampanye sangat berhubungan erat dengan komunikasi, yang jadi permasalahan adalah efektif atau tidaknya komunikasi yang hendak disampaikan. Target audience mana yang hendak di capai, A-B, B-C dewasa? Remaja? Tentu cara berkomunikasi pada jenis audience yg berbeda akan berbeda pula cara menyampaikannya. Ada sebuah teori yg dari para hypnoterapi yg juga mempelajari psikologi, adalah hindari menggunakan kata kata negatif seperti "jangan, tidak boleh, awas " ketika menyampaikan pesan. Contoh mudahnya “Jangan bayangkan Gajah!!”
Betul kan? Padahal pesan dalam kalimat tersebut adalah jangan bayangkan, dan inti pesan yang ingin disampaikan adalah anda menghindari membayangkan seekor gajah. Mari kita telaah, didalam kata kata tersebut terdapat kata “jangan” dan sebuah kata kunci yaitu gajah! maka hal yang langsung divisualisasikan adalah bentuk gajah. Sebuah pesan, akan lebih efektif bila langsung spesifik mengandung inti yang ingin disampaikan. Contoh lainnya adalah kekerasan terhadap anak bisa jadi karena faktor sugesti yang orang tua berikan kepada anak. Ketika seorang anak berbuat salah menurut persepsi orang tua, secara otomatis orang tua akan memberi respon dengan menyalahkan sang anak dengan sumpah serapah “kamu jangan nakal, kamu jangan ini, kamu ga boleh itu, kamu bandel” bahkan isi kebun binatang pun turut disebutkan “dasar kamu *maaf* monyet”. Loh ini kan anak anda sendiri? Kalo anaknya binatang, orang tuanya apa donk?
Lihat artikel di web sumber: http://www.sketchmagz.com/
Kembali ke topik, ketika sang orang tua mengucapkan sugesti negatif dengan kata kata seperti jangan, bandel, bodoh secara otomatis si anak akan meresap sugesti tersebut. Oh jadi saya ini bodoh, oh saya ini bandel, bisa jadi si anak yang haus akan perhatian orang tuanya akan beranggapan ketika ia berbuat nakal si orang tua akan memberikan perhatian. Pernah ada kasus seorang anak menjadi bodoh dalam pelajaran bukan karena IQ yg buruk tetapi karena sugsti yg orang tua tanamkan “kamu itu bodoh, ga bisa ngapa ngapain!” wow, jadi hati hati sugesti itu berawal dari ucapan dan ucapan adalah doa. Sebagai orang tua yang bijak, seyogyanya memberikan doa doa positif.
Fenomena unik ini juga ditemukan di beberapa praktek kehidupan nyata lainnya, yang juga menjadi perbincangan panas saat ini adalah kampanye “katakan tidak pada korupsi” tetapi yang terjadi adalah banyak kader Demokrat yang terseret korupsi. Bedasar konsep sugesti diatas, kata kata tidak, jangan adalah bentuk negatif, sehingga yang diterima oleh responden berbunya “mari korupsi” .Mungkin akan lebih efektif menggunakan kata kata katakan ayo jujur membangun negri, walau terdengar klise mungkin saja lebih tepat dan efesien. #halah
Lihat artikel di web sumber: http://www.sketchmagz.com/
Iklan anti narkoba yang lebih banyak menggunakan visual mengerikan, bukanya memberi kesan positif malah akan mensugstikan bentuk bentuk negatif. Sama seperti iklan anti narkoba, iklan maupun campaign anti pemerkosan, anti rokok dengan tagline tagline yang kurang efektif bahkan mempunyai sugsti negatif, contohnya “jangan merokok, jangan merudapaksa, jangan buang sampah sembarangan” itu akan tidak berdampak apapun bahkan memberi sugesti negatif.
So, alangkah lebih efektif bila menggunakan kata kata positif sehingga menjadi output yang positif juga. Garbage in Garbage out, yang masuk sampah akan keluar sampah. Jadi, mari menjadi motor positif bagi perubahan disekitar kita, cara memulainya bisa dengan senyuman
Lihat artikel di web sumber: http://www.sketchmagz.com/
Kalo ilmu agan2 bertambah, bisa kali gan bagi cendolnya
atau bantu vote rating 5 ya gan 
thanks kaskus!
Quote:

Sebuah keefektifan kampanye bisa terlihat dari dampak yang dihasilkan. Selain itu juga berkelanjutan atau bahasa marketingnya ada follow up. Kampanye sangat berhubungan erat dengan komunikasi, yang jadi permasalahan adalah efektif atau tidaknya komunikasi yang hendak disampaikan. Target audience mana yang hendak di capai, A-B, B-C dewasa? Remaja? Tentu cara berkomunikasi pada jenis audience yg berbeda akan berbeda pula cara menyampaikannya. Ada sebuah teori yg dari para hypnoterapi yg juga mempelajari psikologi, adalah hindari menggunakan kata kata negatif seperti "jangan, tidak boleh, awas " ketika menyampaikan pesan. Contoh mudahnya “Jangan bayangkan Gajah!!”
Spoiler for pasti agan langsung mikir ini:

Betul kan? Padahal pesan dalam kalimat tersebut adalah jangan bayangkan, dan inti pesan yang ingin disampaikan adalah anda menghindari membayangkan seekor gajah. Mari kita telaah, didalam kata kata tersebut terdapat kata “jangan” dan sebuah kata kunci yaitu gajah! maka hal yang langsung divisualisasikan adalah bentuk gajah. Sebuah pesan, akan lebih efektif bila langsung spesifik mengandung inti yang ingin disampaikan. Contoh lainnya adalah kekerasan terhadap anak bisa jadi karena faktor sugesti yang orang tua berikan kepada anak. Ketika seorang anak berbuat salah menurut persepsi orang tua, secara otomatis orang tua akan memberi respon dengan menyalahkan sang anak dengan sumpah serapah “kamu jangan nakal, kamu jangan ini, kamu ga boleh itu, kamu bandel” bahkan isi kebun binatang pun turut disebutkan “dasar kamu *maaf* monyet”. Loh ini kan anak anda sendiri? Kalo anaknya binatang, orang tuanya apa donk?
Lihat artikel di web sumber: http://www.sketchmagz.com/
Kembali ke topik, ketika sang orang tua mengucapkan sugesti negatif dengan kata kata seperti jangan, bandel, bodoh secara otomatis si anak akan meresap sugesti tersebut. Oh jadi saya ini bodoh, oh saya ini bandel, bisa jadi si anak yang haus akan perhatian orang tuanya akan beranggapan ketika ia berbuat nakal si orang tua akan memberikan perhatian. Pernah ada kasus seorang anak menjadi bodoh dalam pelajaran bukan karena IQ yg buruk tetapi karena sugsti yg orang tua tanamkan “kamu itu bodoh, ga bisa ngapa ngapain!” wow, jadi hati hati sugesti itu berawal dari ucapan dan ucapan adalah doa. Sebagai orang tua yang bijak, seyogyanya memberikan doa doa positif.
Spoiler for pasti agan inget ama iklan ini dong:

Fenomena unik ini juga ditemukan di beberapa praktek kehidupan nyata lainnya, yang juga menjadi perbincangan panas saat ini adalah kampanye “katakan tidak pada korupsi” tetapi yang terjadi adalah banyak kader Demokrat yang terseret korupsi. Bedasar konsep sugesti diatas, kata kata tidak, jangan adalah bentuk negatif, sehingga yang diterima oleh responden berbunya “mari korupsi” .Mungkin akan lebih efektif menggunakan kata kata katakan ayo jujur membangun negri, walau terdengar klise mungkin saja lebih tepat dan efesien. #halah
Lihat artikel di web sumber: http://www.sketchmagz.com/
Iklan anti narkoba yang lebih banyak menggunakan visual mengerikan, bukanya memberi kesan positif malah akan mensugstikan bentuk bentuk negatif. Sama seperti iklan anti narkoba, iklan maupun campaign anti pemerkosan, anti rokok dengan tagline tagline yang kurang efektif bahkan mempunyai sugsti negatif, contohnya “jangan merokok, jangan merudapaksa, jangan buang sampah sembarangan” itu akan tidak berdampak apapun bahkan memberi sugesti negatif.
Spoiler for ya kira2 seperti ini:

So, alangkah lebih efektif bila menggunakan kata kata positif sehingga menjadi output yang positif juga. Garbage in Garbage out, yang masuk sampah akan keluar sampah. Jadi, mari menjadi motor positif bagi perubahan disekitar kita, cara memulainya bisa dengan senyuman

Lihat artikel di web sumber: http://www.sketchmagz.com/
Quote:
Beberapa artikel ane yang lain:
Branding Itu Semudah PDKT Lho Gan! (Anak Digital dan Industri Kreatif Wajib Masuk!!!)
Masyarakat Komik Indonesia, Pulihkan Komik Lokal! (Agan Suka Komik? Wajib Masuk!)
Apa Sih Motion Graphics Itu? - Sketchclass (Suka Desain dan Film? Masuk gan!)
Teknik Motret Baru Nih Gan! Namanya: Camera Tossing! (BAHAYA!!!)
Diana Rikasari, From Daily Routines, Jump To The Business! (IGO Bening Gan!)
Campaign Tips - Antara Sugesti, Persepsi dan Imajinasi (Digital Worker Masuk Gan!)
Branding Itu Semudah PDKT Lho Gan! (Anak Digital dan Industri Kreatif Wajib Masuk!!!)
Masyarakat Komik Indonesia, Pulihkan Komik Lokal! (Agan Suka Komik? Wajib Masuk!)
Apa Sih Motion Graphics Itu? - Sketchclass (Suka Desain dan Film? Masuk gan!)
Teknik Motret Baru Nih Gan! Namanya: Camera Tossing! (BAHAYA!!!)
Diana Rikasari, From Daily Routines, Jump To The Business! (IGO Bening Gan!)
Campaign Tips - Antara Sugesti, Persepsi dan Imajinasi (Digital Worker Masuk Gan!)
Kalo ilmu agan2 bertambah, bisa kali gan bagi cendolnya


thanks kaskus!

Diubah oleh thelannister 10-07-2013 23:53
0
1.6K
Kutip
4
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan