- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ketika Pria Bimbang Akan Cintanya


TS
eLbowo12
Ketika Pria Bimbang Akan Cintanya

Quote:
Tulisan ini sebenarnya terinspirasi dari cerita salah satu teman saya ketika kita berada di Kereta Malabar menuju ke Malang. Jadi gini sob, kalo misalnya ditanya,”Usia berapa sih idealnya seorang Pria menikah?” Mungkin jawaban akan bervariatif:
“25tahun”
“22tahun”
“28tahun”
“30tahun”
Semua tergantung dari orangnya juga sih. Mungkin saya perlu ganti pertanyaan,”Kondisi seperti apa sih yang membuat seorang pria siap menikah?” Jawaban mungkin variatif, tapi disini kita bakal dapet jawaban mayoritas, yang kurang lebih isinya:
“Udah punya kerjaan”
“Udah punya Mobil”
“Udah punya rumah”
“Udah ganteng”
“Udah ada yang mau”
Well, mungkin 2 jawaban terakhir bisa diabaikan. Tapi kita coba diskusikan 3 jawaban pertama. Seringkali kita mendengar pria lebih memilih untuk melajang lebih lama dengan alasan-alasan ekonomi. Lebih spesifiknya ingin punya rumah pribadi, punya mobil, punya gaji sekian juta / bulan terlebih dahulu serta tabungan beberapa ratus juta untuk sebuah pesta pernikahan. Ya, lebih ke arah materialistislah intinya, pertanyaannya salahkah berprinsip seperti itu? Tentu tidak. Wajar jika seseorang memiliki kehidupan financial yang mapan atau minimal mencukupi demi memenuhi kebutuhan hidup anak istrinya. Tapi sebenarnya, ketika seorang Pria sudah mapan ketika menikah, ada kondisi absurd yang terjadi. Maksud saya gini, ketika ada seorang pria tampan (saya misalnya), punya mobil,punya rumah, gaji skian ratus juta/bulan, semua wanita tentunya pingin sekali jadi istrinya. Dalam kondisi kemapanan seperti itu, sebenarnya bukan lagi sang pria yang mencari cinta, tapi bakal lebih banyak wanita yang mencari sang pria, sehingga bakal terbersit keraguan, apakah sang wanita mencintai sang Pria, atau hanya mencintai hartanya, atau mungkin hanya mencintai keamanan finansialnya saja?

Dan saya rasa bukan hal yang aneh juga, ketika seorang pria sudah ganteng, kaya, punya segalanya, tentu wanita2 bakal mengejar dan berlomba untuk diperistri oleh sang pria, bahkan ketika salah satu syarat dikurangi, misalnya wajahnya lebih mirip monyet ‘ngeden’, tapi toh kalo harta dan financial tercukupi mungkin wanita bakal tetap mengejar. Tapi seorang wanita yang seperti itu akan jadi pertanyaan, ketika sang pria sedang ‘kolaps’ dalam hal finansial, tiba2 bangkrut sebangkrut2nya, apakah sang wanita masih mau tetap setia? Ketika dulu makan lengkap 4 sehat sempurna, tiba2 harus makan cuman sama nasi dan pete. Ketika dulu punya rumah mewah yang mana kalo dari kamar ke WC aja harus pake motor matic, tiba2 tinggal di rumah yang buat selonjoran aja perjuangannya setengah mampus. Ketika dulu kemana2 pake marcedes dengan AC yang menggebu2, tiba2 harus berdesak2an dengan orang2 dalam angkutan umum. Jika kondisi itu terjadi apakah sang wanita masih bisa setia? terlebih jika kondisinya sang pria wajahnya lebih mirip monyet ‘ngeden’ daripada artis2 boyband.
Coba bandingkan dengan kondisi dimana ketika seorang Pria menikahi seorang Wanita, dalam kondisi finansial yang seadanya bahkan bisa dibilang kurang. Sedari awal menikah tiap hari cuman makan nasi sama tempe, itu juga tempenya dibagi dua. Tiap hujan harus neduh di rumah tetangga, soalnya atap genteng rumahnya bocor terus, dan sang pria gak punya duit buat ngebenerin. Sang pria masih kuliah belum kerja, jadi tiap hari sang istri harus bantuin ngerjain tugas dan skripsinya. Jika kondisinya demikian, apakah logis jika kelak nanti sang Pria sukses dan kuat secara finansial, sang wanita meninggalkan sang Pria? Rasanya gak logis. Ketika sudah sedari awal melalui perjuangan bersama, tentu sang istri akan makin setia ketika sang Pria sudah berhasil secara finansial, malah sebenarnya di titik tersebut, sang Pria yang akan diuji, masihkah ia akan setia dengan sang istri yang sudah menemaninya dalam kondisi sulit sekalipun ketika ia memiliki kemampuan untuk ‘menggaet’ seorang wanita yang lebih cantik dan pintar dari istrinya sekarang?

Terlepas dari kebimbangan untuk memutuskan moment untuk memiliki Istri dan berumah tangga, mungkin saya hanya bisa berpesan kepada kalian para pasangan Suami-Istri. Beruntunglah bagi pasangan yang telah menikah dan mereka berdua memulainya dari bawah. Mensyukuri mobil mereka, karena mereka berdua pernah merasakan panas-hujan dengan sepeda motor atau mungkin sepeda onthel. Menyenangi spring bed baru mereka, karena mereka berdua pernah tidur bersama di atas sebuah kasur busa kecil. Terharu dengan rumah pribadi mereka, karena dulu mereka pernah tinggal hanya di sebuah gubug dengan atap bolong2. Menikmati makan malam mereka, karena mereka pernah terpaksa tidak makan karena gak bisa beli beras. Beruntunglah para pria yang memiliki wanita yang begitu mencintai mereka & mendampingi di saat-saat perjuangan menuju kehidupan yg lebih baik.
Quote:
Thread Ane Yang Lain :
Quote:
Diubah oleh eLbowo12 16-06-2013 19:29
0
5.4K
Kutip
33
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan