01.55 Dalam hutan beton aku menyaksikan hujan memandikan mobil dan truk dan motor yang melaju aspal bagai rerumputan abu - abu gelap dan aku bagai kera yang menggila dalam labirin pikiran aku menulis melukis make up mu yang tidak begitu tebal dan tak luntur dalam hujan dalam kesunyian malam dan
halo agan2 pembaca saya sedang dalam proses mengumpulkan semua tulisan saya di thread ini setelah bertahun2 tertunda karna kerjaan dan kehidupan, semoga bisa cepat dibukukan
skull18 paling bocah kuliahan semester awal dia. dan yg kocak Tan Malaka itu kalo pake standar sekarang ekstrim kiri setau gue jauuuuh lebih kiri dari Sukarno :ngakak
lah bisnis yang halal aja kalo mendatangkan kekayaan bisa juga ujung2nya kekayaan itu dipake buat yg haram2 ya ngga. terus kru2 panggung, orang even dll itu nyari duit lewat musik jg ckckck
mungkin aku bisa berpuisi lagi di lingkar pelukmu yang murni dimana bait -baitku saling berkait dan melayang tinggi ijinkan aku pergi dan tiba di rumahmu nan jauh dan wangi dalam khayal dan mimpi mari saling mencinta mari saling bahagia mari saling menampung duka dan air mata di mataku dan matamu
Apakah alam berhasil merayuku tuk merayumu? mengayun - ayun instingku sebagai pria tenggelam di tatapmu yang selalu tersenyum padaku bolehkan aku menghamparkan diri di bumi mu yang wangi? rata berlumut menyatu dengan tanahmu
Dunia ku kecil saja ada kau dan aku dan nyanyianmu duniaku kecil saja ada bahagiamu ada senyummu yang sederhana duniaku kecil saja ada cinta dan kasihmu setiap harinya meski sesekali kurang gula atau terlalu asin akan tetap ku telan dengan senyuman dan segala mampuku untuk memaklumi kekhilafan du
Sayang bila kau telah sampai pada kesimpulan cobalah kau tentang segala jawaban merenunglah dan tebang pohon - pohon keraguan yang tumbuh di belantara hatimu itu pujangga itu tidak sedang berumpama tidak sedang mencoba - coba ia hanya lelah berpura - pura ia ingin menyudahi puisi - puisinya dan me
Diantara rumah dan keluarga dan mimpi - mimpi indah berakhir sudah hidup dan bahagia diantara puing - puing duka dan merana tanah lahirnya doa - doa berkumpul di balik awan yang mendung kelabu berhujan air mata andai aku bisa mengirim sedikit bahagia untuk kalian saudara saudari atau sedikit nyaman
Jika kau tak percaya cinta, kita sama Aku mungkin hanya jatuh suka Dan seharusnya aku bisa lebih waras setelah hidup sekian lama Tapi aku selalu berapi - api dalam segala Apa mau dikata Jika kau mau Biarkan hati kita berkenalan Bersalaman Biar otak ku kembali norak dan sendu seperti dulu Menulis ...
Ingin aku menyusup ke pundakmu dan memeluk tanpa ampun Meski aku tak mengenalmu Ingin aku mengistirahatkan segala gundahku Dan menggantinya dengan gundahmu Semoga malammu tenang Dan siangmu teduh Dan bunga di telingamu yang cantik itu mekar selalu