Kaskus

Sports

KASKUS.HQAvatar border
TS
KASKUS.HQ
Bak Anak Kehilangan Bapak, Tanpa Pelatih Performa Squad UAJY Limbung
Bak Anak Kehilangan Bapak, Tanpa Pelatih Performa Squad UAJY Limbung

Persaingan di Campus League Futsal 2025 The Nationals baru memasuki hari kedua 4 Desember 2025 lalu, tapi drama sudah menyambar keras ke kubu Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY). Datang sebagai finalis Regional Yogyakarta dengan modal percaya diri cukup tinggi, Atma Jaya justru harus menelan dua kekalahan beruntun dan dipastikan akan angkat koper lebih cepat dari FIKK UNJ GOR Universitas Negeri Jakarta.

Manager tim, Glenn Adi Bawono, bahkan tidak menutupi kejutan pahit itu. Ia bahkan menyebut sepuluh menit awal di laga kedua sebagai bencana kecil yang mengubah segalanya. “Di luar ekspektasi. Sepuluh menit awal kami kecolongan parah,” ucapnya, sembari mengakui bahwa timnya terlihat seperti belum siap bertanding di panggung nasional. Evaluasi total pun sudah menunggu mereka ketika menginjakan kaki kembali ke Yogyakarta.

Di lapangan, tanda-tanda “krisis kecil” itu memang terlihat jelas. Atma Jaya hanya mampu mencetak satu gol dari dua pertandingan, jauh dari standar permainan mereka ketika tampil di Regional Yogyakarta.

Kapten tim, Vinsensius Devando Febrilian, juga tampak sulit mencari jawaban. Namun satu hal yang ia akui terang-terangan, yakni pengaruh cuaca Jakarta menghantam mereka habis-habisan. “Jakarta panas banget bang, sumpah. Ngaruh ke kondisi. Fokus hilang, nggak konsisten,” katanya.

Tetapi ada satu faktor yang langsung membuka mata seluruh tim, yaitu soal ketidakhadiran pelatih kepala mereka, Yosep Guntur Gathut Sujati. Saat ditanya soal itu, Devando sempat terdiam sebelum mengangguk pelan. “Iya bener bang… pelatih nggak ada, itu ngaruh. Ngaruh banget. Kayaknya itu faktornya sih.”

Jawaban itu bukan asumsi. Dari kejauhan, Coach Guntur mengonfirmasi hal yang sama. Ia tak bisa hadir karena tidak mendapat izin dari kantor, dan setelah melihat hasil timnya di Campus League Fase Nasional, ia mengakui bahwa absennya dirinya memang berdampak ke mental dan struktur permainan anak-anaknya. “Seharusnya tanpa saya mereka tetap stabil. Tapi ternyata nggak… problemnya berarti di mental,” ujarnya.

Guntur tetap mencoba mendampingi secara daring, memberi instruksi sebelum dan sesudah pertandingan. Namun atmosfer pertandingan nasional memang bedam mulai dari tempo cepat, keputusan harus instan, adaptasi harus rapat dan tanpa figur pelatih di pinggir lapangan, ritme permainan Atma Jaya seperti kehilangan penuntun.

Devando menyebutnya seperti “anak kehilangan bapak”. Komunikasi antar pemain buyar, skema sering tak berjalan, dan momentum sulit mereka kunci. Di tengah itu semua, ia masih menyempatkan memuji venue pertandingan. “Lapangan aman dan keren. Tapi disiplin kita kurang. Geser sedikit aja ngaruh banget,” katanya.

Meski peluang sudah habis, sang kapten tetap meminta rekan-rekannya menutup laga terakhir dengan kepala tegak. “Yang penting teman-teman fight, kasih 100 persen. Apa pun hasilnya belakangan. Yang penting pulang dengan senyum.”

Atma Jaya mungkin tersingkir lebih cepat dari harapan, namun kisah mereka di The Nationals menunjukkan satu hal penting: dalam futsal level tinggi, cuaca bisa memukul fisik, tapi ketidakhadiran sosok pelatih bisa memukul mental dan arah permainan. Sebuah pelajaran mahal yang tampaknya akan dibawa pulang ke Yogyakarta.

0
4
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan