- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Gak Mau Kalah Canggih Sama Liga Pro, Campus League Punya "VAR"nya Sendiri
TS
KASKUS.HQ
Gak Mau Kalah Canggih Sama Liga Pro, Campus League Punya "VAR"nya Sendiri

Debut Video Support (VS) di Campus League Fase Nasional Hari Pertama 3 Desember 2025 kemarin langsung “panas”. Baru hari pertama, teknologi yang mirip VAR versi kompetisi mahasiswa ini sudah dua kali menghentikan laga untuk memeriksa keputusan krusial pada pertandingan STKIP Pasundan Cimahi melawan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta di Grup A.
Pertama, insiden menit ke-15. STKIP sempat merayakan gol Rizky Febri, namun suasana berubah ketika wasit Wahyu Wicaksono mengarah ke tepi lapangan. Tayangan ulang memperlihatkan bahwa Rizky lebih dulu melakukan pelanggaran sebelum melepaskan tembakan, sehingga gol tersebut dianulir. Sorak-sorai seketika berganti dengan reaksi kaget, momen ini kemudian yang makin menegaskan pentingnya teknologi ini di pertandingan dengan persaingan cukup ketat seperti ini.
Tak butuh waktu lama hingga VS kembali bekerja. Pada menit ke-23, UAD mengklaim penalti usai seorang pemainnya dijatuhkan di kotak terlarang, Lalu untuk memastikan insiden itu benar-benar pelanggaran, wasit lagi-lagi meminta tayangan ulang. Hasilnya pelanggaran sah, penalti diberikan, dan kapten UAD Farid Angga Aditya dengan tenang mengirim bola ke dalam gawang.
Meski sempat “diselamatkan” teknologi, kisah UAD tak berakhir manis. Di penghujung laga, STKIP Pasundan mencetak gol penentu lewat Rama Aditya Ramdani dan menutup pertandingan dengan kemenangan 2-1. Namun di luar hasil akhir, pada pertandingan ini jadi penanda untuk memperlihatkan bahwa Campus League benar-benar mulai bergerak menuju kompetisi yang lebih modern dan akurat demi menciptakan fairness yang tentu jadi core dari kompetisi ini.
Di tahap Nasional ini, Video Support hadir sebagai alat bantu resmi untuk empat keputusan besar, diantaranya Goal/No Goal, Penalty/No Penalty, kartu merah, serta identitas pemain yang salah. Namun, yang punya hak meminta tinjauan hanya satu pihak, yakni pelatih. Pemain, manajer, maupun official tidak dapat mengajukan pemeriksaan VS, demi menghindari permintaan berlebihan yang bisa menghambat ritme pertandingan.
Tujuannya dair teknologi ini cukup jelas, yakni demi meningkatkan fairness, meminimalkan kontroversi, dan memastikan setiap keputusan berdiri di atas bukti, bukan sekadar sudut pandang atau protes emosional di lapangan.
Lewat dua momen krusial hari pertama ini, Video Support menunjukkan fungsi utamanya yang bukan cuma sekadar teknologi tambahan, tetapi perpanjangan tangan dari prinsip sportivitas, dan gak menutup kemungkinan jika dikemudian hari laga-laga berikutnya berlangsung dengan tensi setinggi ini, besar kemungkinan teknologi tersebut akan semakin sering memegang peran penting dalam menentukan arah kompetisi.
tiokyapcing memberi reputasi
1
45
2
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan