TS
KASKUS.Update
Kalah di Laga Penentu Nasib, Perbanas Kubur Mimpi Untuk Ke Nasional

Dalam futsal, tidak semua penentu hasil adalah mereka yang sedang mengejar gelar. Kadang, justru tim yang bermain tanpa beban mampu mengguncang peta persaingan. Itulah yang terjadi di Grup C Campus League Regional Jakarta, ketika Universitas Trisakti (Usakti) menahan laju Institute Perbanas Jakarta dan memupus peluang mereka menuju fase nasional.
Perbanas hadir ke laga terakhir ini dengan satu beban berat, yakni untuk menang dengan selisih delapan gol. Sebuah target yang nyaris mustahil, tetapi hal tersebut tidak mematahkan semangat mereka, dan tetap dikejar dengan determinasi penuh sejak menit pertama. Tekanan tinggi, aliran bola cepat, dan permainan agresif langsung mereka tampilkan untuk memburu gol secepat mungkin karena target gol yang cukup banyak dan waktu yang sempit.
Usakti, yang tidak lagi memiliki kepentingan untuk lolos, tidak membiarkan pertandingan hanya menjadi laga formalitas belaka. Mereka tetap menjaga disiplin, menahan ritme, dan mempersulit setiap usaha Perbanas untuk mencetak gol tambahan.
Perbanas sebenarnya sempat membuka harapan lewat gol Muhammad Dafa Erlangga pada menit ke-15. Namun setelah itu, tembok Usakti seperti mengeras. Serangan demi serangan Perbanas mentah di kaki para pemain bertahan Usakti dan penyelamatan Steven Yehezkiel di bawah mistar jadi lapisan terakhir benteng Usakti yang cukup keras untuk ditembus.
Memasuki babak kedua, alur pertandingan justru berubah. Usakti yang sejak awal hanya menunggu, kini mulai keluar menyerang dan inilah yang jadi titik baliknya. Pada menit ke-23, Muhammad Ikram Fakhruzzaman melepaskan sepakan yang tak mampu dihentikan kiper Perbanas, sehingga perolehan skor menjadi 1-1 dan sekaligus menghancurkan momentum Perbanas yang dikejar target.
Sejak itu, Perbanas kembali mengepung, tetapi tensi terpantau menurun. Setiap peluang, sekecil apa pun, terasa semakin mahal. Gol tambahan yang mereka butuhkan untuk sekadar menjaga nyala harapan tidak kunjung datang. Hingga Peluit panjang berbunyi, skor tak berubah, dan Perbanas harus merelakan mimpi mereka untuk menginjakan kaki di fase nasional, sirna tepat di depan mata.
Usakti mungkin tidak melaju ke babak berikutnya, tetapi mereka meninggalkan jejak penting di kompetisi ini, yang bisa jadi sebuah pengingat bahwa dalam futsal, tidak ada laga yang benar-benar “tanpa kepentingan”. Bagi Perbanas, hasil ini menjadi kisah pahit tentang betapa beratnya menaklukkan tekanan ketika margin delapan gol terasa seperti gunung yang mustahil diraih.
Bagi grup C, pertandingan ini jadi salah satu momen yang paling menentukan, karena laga ini yang mengubah posisi klasemen sementara, bukan lewat jumlah gol yang berlimpah, tetapi lewat satu gol balasan yang membungkam peluang lawan.
0
4
0
Komentar yang asik ya
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan