- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pemerintah Klaim Belum Ada Kesepakatan Pembelian Boeing dari AS


TS
nadaramadhan20
Pemerintah Klaim Belum Ada Kesepakatan Pembelian Boeing dari AS

Pesawat Boeing Kepresidenan yang diujicobakan di Bandara IKN, Kamis (11/10/2024). (FOTO/Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden - Yusuf Permana)
Pemerintah mengekelaim belum menekan kesepakatan resmi terkait rencana pembelian 50 unit pesawat Boeing dari Amerika Serikat (AS).
Meskipun rencana ini masuk dalam bagian negosiasi tarif resiprokal antara Indonesia dan AS, dengan hasil penurunan tarif menjadi 19 persen, sejumlah poin dalam nota kesepahaman (MoU) untuk pengadaan pesawat bagi Garuda Indonesia tersebut masih perlu dievaluasi lebih lanjut.
Alasan utamanya, kontrak pembelian pesawat oleh Garuda Indonesia sebelumnya pernah menimbulkan persoalan."Masih akan diskusi lagi. Karena pengalaman kan Garuda kemarin, ada permasalahan waktu di kontrak yang dulu dan sebagainya," ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, di Jakarta, Jumat (18/7/2025).
Susi menjelaskan bahwa sejauh ini, kesepakatan yang telah ditandatangani oleh pihak AS baru mencakup pembelian produk energi senilai 15 miliar dolar AS serta produk pertanian sebesar 4,5 miliar dolar AS.
Ia juga menekankan bahwa pembelian tersebut tidak melibatkan anggaran pemerintah, melainkan dilakukan melalui skema business-to-business (B2B).
"Jangan dipikir 34 bilion itu pemerintah mengorbankan duit rakyat, 34 bilion itu enggak. Yang sektor pertanian dari swasta,"* jelasnya.
Sebelumnya, pemerintah menyampaikan akan memberikan tawaran 34 miliar dolar AS atau sekitar Rp550,87 triliun (kurs Rp16.202 per dolar AS) untuk memuluskan negosiasi dagang dengan pemerintah Donald Trump.
Ini termasuk impor komoditas energi dan agrikultur dari AS untuk mengurangi surplus perdagangan dengan Negeri Paman Sam yang masih sebesar 19 miliar dolar AS, hingga investasi perusahaan-perusahaan pelat merah di bawah Danantara ke AS
Pada Rabu (16/7/2025) lalu, Dondald Trump resmi mengumumkan bahwa tarif untuk resiprokal untuk Indonesia telah disepakati untuk diturunkan dari 32 persen menjadi 19 persen. Salah satu syarat dalam kesepakatan tersebut adalah pembelian 50 unit pesawat Boeing oleh Indonesia.
Terkait hal ini Presiden Prabowo Subianto menyampaikan bahwa pembelian Boeing adalah bagian dari komitmennya untuk memperkuat Garuda Indonesia, termasuk dalam hal pengadaan armada baru.
"Ya, memang kita kan perlu untuk membesarkan Garuda. Garuda adalah kebanggaan kita. Garuda adalah flag carrier nasional. Garuda lahir dalam perang kemerdekaan kita. Jadi Garuda harus menjadi lambang Indonesia," ucap Prabowo saat ditemui di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (16/7/2025).
"Kita bertekad, saya bertekad untuk membesarkan Garuda. Dan untuk itu kita butuh pesawat-pesawat baru. Saya kira nggak ada masalah karena kita butuh, mereka ingin jual. Pesawat Boeing juga cukup bagus. Kita juga tetap dari Airbus," ujar Prabowo.
Sebagai informasi, Indonesia mendapatkan penurunan tarif impor dari Amerika Serikat menjadi 19 persen, dari sebelumnya 32 persen. Di kawasan ASEAN, tarif ini menjadi yang terendah kedua setelah Singapura, yang hanya dikenakan tarif sebesar 10 persen.
Sementara itu, negara-negara ASEAN lainnya menerima tarif yang lebih tinggi: Vietnam dan Filipina sebesar 20 persen, Malaysia dan Brunei Darussalam masing-masing 25 persen, Thailand dan Kamboja 36 persen, serta Myanmar dan Laos masing-masing 40 persen.
Sumber Tirto
Masih di evaluasi tapi pak Prabowo udh ngasih sinyal aja enih






kakekane.cell dan 3 lainnya memberi reputasi
4
269
29


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan