Kaskus

Story

blackpen24Avatar border
TS
blackpen24
Ayam Kampus
Saya berumur 4 lustrum lebih 2 tahun, hidup saya begini saja, sudah diusahakan kebahagiaan yg di-idam-idam, tapi tak selaras nyatanya. Berbagi secuil, keluarga saya cemara walau tetapnya nasib sedang tertawai. Co ini, kalau mau apa-apa tetap usaha sendiri dengan bertemankan doa ibu bapak. Sekarang bergelar mahasiswa tua, seringnya berisik, mengapa dan mengandai. Manusia-manusia tinggi itu seakan lupa posisi kita sebagai makhluk. Saya terseret-seret memikul, sampailah asam lambung naik sering, kepala pusing, muntaber, lalu hipertensi dengan tekanan 141.

Saya sekarang banyak tersedu, skripsi ini menguras semua. Saya pikir mahasiswa yang lulus cepat adalah yang pintar akademiknya, lalu yang lulus lama itu kurang sekali, tapi tidak demikian, banyak faktor kan? Benar. Ibu bapak saya pikir sama, anak yang semasa sekolah jadi primadona dan banggakan nama sekolahnya bisa cepat-cepat begitu, maklum, baru saya yang berkuliah (di keluarga). Kolega pun sudah mau tamat, saya masih revisi hal yang berulang, tidak ingin bandingkan tapi, sepertinya mereka tidak ada drama tai macam saya. Saya akui saja kalau memang keliru ya dibetulkan, konfliknya janggal, kepentingan pribadi kah? Atau menganut good looking get good serving? Sulit saya nalarkan.

Saya punyai mimpi lanjut S2 tapi belum S1 pun saya rasa sudah capek sekali. Saya hanya ingin manusia-manusia tinggi itu membayangkan, bagaimana jika anaknya dibuatkan serupa? Tidak tahu hukum karma kah? Tabur tuai wahai puan tuan. Katanya menguji mental, benarkah menguji atau lebih tepatnya membunuh?

Malam-malam saya datang pada ibu bapak lewat layar gawai, menangis tanpa rencana. Setiap akhir saya mohonkan selalu, "ibu bapak, bantu ya! Saya rasa ini berat, sangat butuhkan doa kalian." Sadar amalan saya masih berantakan, tak bisa jika dilangitkan seorang diri. Rutin saya lakukan, sebelum UTS/UAS, sebelum lomba-lomba, sebelum seminar, dan sebelum berlangsungnya hal-hal demikian saya sertakan doa ibu bapak di dalamnya.

Manusia-manusia tinggi itu hanya melihat saya sebagai manusia malang, lebih rendah dan kurang ilmu. Diperdomnya sudah biasa, dipaksanya harus samakan keadaan. Aduh Tuhan! Mereka belum pernah makan nasi dengan bawang putih dan lada hitam untuk 4 kepala, yang benarlah sebab mereka beserta anaknya naik sedan dan makan sushi sekeluarga. Banyak berdoalah memohon ampun, nasib bisa berbolak-balik, bagaimana jika ibu bapak saya angkatkan tangan doakan bukan yang baik-baik lantaran kesal? Saya bantu ingatkan lagi, perkara dosa dengan Tuhan dapat dihapus lewat pertobatan, masalah dengan manusia lain tidak.

Manusia-manusia tinggi harap dipahami, setiap manusia punya kesempatan yang sama, mungkin besok adalah giliran saya. Manusia-manusia tinggi tanpa sadar sudah dibunuh mimpi S2 saya, semoga mimpi anak-anak kalian tidak dibunuh juga. Manusia-manusia tinggi banyak dikurasnya duit saya, tidak dituruti katanya pelit, berbahagialah dulu sebentar di dunia. Manusia-manusia tinggi yang buncit perutnya, saya harap karma tidak hadir sebagai sakit di hari tua puan tuan.

Disamping ibu bapak, terima kasih untuk podcast komedi yang sudah temani masa-masa stress saya, konten titik kumpul dan animasi tekotok, lagu-lagu afrobeat, buku journal, lalu ada siblu yang mengantarkan saya mencari es tebu dan batagor. Menangis sambil tertawa juga sangat menyenangkan.
Sensitive Content
Ayam Kampus

0
193
2
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan