Agar UMKM terus berkembang dan berkontribusi terhadap perekonomian nasional, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto membuat gebrakan baru, yakni bank emas atau Bullion Bank. Melalui gebrakan ini, diharapkan UMKM mampu terus berjalan meski harga-harga komoditas mengalami gejolak. Dan investasi pun diharapkan masih bisa berjalan aman.

Untuk merealisasikan gebrakan ini, Menko Airlangga pun meminta Bank BRI ikut terlibat dalam usaha bank emas. Penunjukkan jasa keuangan ini juga sudah mengacu pada POJK 17/2024, di mana kegiatan usaha bullion itu sendiri merupakan kegiatan usaha yang berkaitan dengan emas yang dilakukan oleh lembaga jasa keuangan.

Gebrakan ini pun langsung mendapatkan dukungan dari Direktur Utama BRI Sunarso. Ia menilai bahwa konsep Bullion Bank ini semakin konkret setelah mendapatkan arahan dari Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, yang mendorong agar konsep ini masuk dalam Undang-Undang P2SK. Meski sebelumnya ide ini sudah lama diinisiasi. Namun karena emas kala itu masih dikategorikan sebagai komoditas, dan bisnis ini tidak berada di bawah pengawas OJK, serta masih tunduk pada aturan Menteri Perdagangan, ide Bulling Emas urung terlaksana.

Seiring perjalanannya, terjadi tumpang tindih antara perdagangan dengan jasa keuangan. Karena emas sendiri bisa jadi alat bayar. Untuk itu, Bullion Emas yang memiliki cakupan bisnis yang luas, maka ide ini bisa berjalan. Di mana, setiap orang bisa mendepositkan emasnya. begitu juga di sisi asetnya, Bullion Emas ini juga bisa memberikan kredit emas. Seseorang melakukan kredit, namun tidak dalam bentuk uang, melainkan dalam bentuk emas.


Sumber