SUMEKS.CO - Akhir-akhir dikabarkan Nasab atau garis keturunan Nabi menjadi bahan perbincangan, sehingga terjadi gonjang-ganjing dan silang pendapat antar ulama.

Hal itu membuat, pakar Tafsir sekaligus Cendikiawan Muslim Quraish Shihab turut angkat bicara mengenai gonjang-ganjing Nasab yang terjadi saat ini.

Dikutip dari laman website jatman.or.id yang terbit pada beberapa waktu lalu menegaskan bahwa Nasab atau keturunan Rasulullah SAW masih ada hingga sekarang.

Dikatakan mantan menteri agama RI era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini mengatakan Nasab tetap diyakini oleh para ulama.

"Jadi ada jaminan bahwa keturunan Rasulullah masih berlanjut," kata Quraish Shihab dikutip dari jatman.or.id yang dilansir dari kanal YouTube Kupas Channel.

Hal itu, lanjut Quraish Shihab telah disepakati bersama oleh para ulama dan Al Kautsar di Indonesia.

Tanggapan tersebut, menjawab respon fenomena Nasab para Habib yang kembali mencuat dan ramai diperbincangkan publik diberbagai media sosial.

Terutamanya di media sosial terkait statemen seorang Kiai dari Banten pada suatu kajian ilmiah.

Kajian ilmiahnya menyatakan bahwa Nasab silsilah dari kalangan Ba Alawi, yang mana keberadaannya tidak tercatat selama lebih kurang 5 abad.

Dikatakan Quraish Shihab, bahwa pertama dengan adanya Ilmu Nasab, jadi wajar orang memperhatikan garis keturunan, apalagi ada bebet, bibit dan bobot.

"Namun, tidka usah anda yang mengklaim diri anda, buktikan saja bahwa hal tersebut melalui akhlak dan ilmu anda," tegas Quraish Shihab.

Yang kedua, tambah Quraish Shihab ada orang-orang yang bukan keturunan Nabi yang dianggap oleh Nabi sebagai keluarganya.

Diterangkannya juga dalam Al Mu'jam Al Kabir Lit Thabrani yang artinya "Salaman adalah bagian dari kita, sebagai ahlul bait".

Sebagaimana kita ketahui, Salam bukanlah darah daging Rasulullah, dan juga bukan keturunan Quraisy dan konon adalah seorang Persia yang saat ini menjadi Republik Iran.

Walaupun demikian, ia diakui Nabi sebagai garis keturunan atau ahli bait keluarga Nabi.

Karena apa? sebab ia beriman lagi patuh, yang berarti kuncinya adalah mengikuti perintah dan menjauhi larangan Rasulullah SAW.

"Untuk itu mari kita tonjolkan akhlak kita, ilmu kita dan pengabdian kita itulah yang menjadikan Rasulullah bangga, tanpa memikirkan untuk diakui atau tidak diakui, terserah," pungkas Quraish Shihab.

Disway.id