ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Cerpen #3 : Buku Hitam


Belakangan ini ada sebuah rumor yang menyebar di kalangan murid. Katanya, di toko buku seberang jalan terdapat sebuah buku yang diletakkan tidak pada tempatnya. Siapa pun yang mengambil buku itu dan menaruhnya ke tempat yang tepat akan menemukan sesuatu yang tidak terduga di dalam buku tersebut.

Aku sudah lama menyukai misteri dan horor. Dulu aku pernah memasuki bangunan terlantar yang katanya sering terdengar suara kuntilanak dan ternyata itu cuma tempat pasangan mesum tak bermodal. Aku juga pernah membongkar misteri hilangnya uang kas kelas yang ternyata dimanipulasi oleh wali kelas kami. Singkatnya, aku suka membongkar rahasia dan kali ini aku akan melihat kebenaran di balik rumor ini.

Toko buku yang dimaksud adalah sebuah toko tua yang sudah berdiri bahkan sebelum aku lahir. Sebagian besar bangunannya masih terbuat dari kayu dan sudah lapuk di beberapa bagian. Cukup sedikit orang yang mampir ke toko itu setiap harinya dan mungkin tak lama lagi toko itu akan benar-benar bangkrut.

Saat aku tiba di sana hanya ada si Penjaga Toko yang sibuk menyingkirkan debu dari permukaan buku yang di pajang. Tak ada pengunjung lain. Si Penjaga Toko melirikku sejenak lalu berkata, “Silahkan.”

Dia merupakan seorang wanita tua, mungkin sudah hampir 50 tahun. Dia mengenakan daster polos dengan sendal tipis. Rambutnya sudah banyak beruban dan digulung membentuk konde. Entah mengapa aku merasakan sesuatu yang tak enak darinya.

Kucoba menyingkirkan perasaan itu dan melihat-lihat buku yang dipajang. Ada beberapa tumpukan buku yang disusun secara rapi berdasarkan genre. Meskipun toko buku tua, tapi barang-barang di dalamnya sangat terawat. Kira-kira apa yang dimaksud orang-orang dengan ‘buku yang diletakkan tidak pada tempatnya?’

Aku bisa merasakan pandangan si Penjaga Toko mengikutiku saat aku berpindah dari satu tumpukan ke tumpukan yang lain. Mungkin aku bisa bertanya padanya, tapi karena wajahnya begitu seram aku memilih mengurungkan niatku. Jika buku yang dimaksud memang ditempatkan di tempat yang salah maka pasti mudah untuk menemukannya. Semudah menemukan komik di tengah buku filsafat.

Dan akhirnya aku menemukan buku yang dimaksud. Ada sebuah buku yang terlihat sangat tidak sesuai diletakkan di atas tumpukan buku sains. Buku itu memiliki sampul hitam yang sudah robek di sana-sini. Kucoba membuka halaman demi halaman dan apa yang kulihat hanyalah huruf-huruf yang hanya bisa ditemui di prasasti sejarah.
Aku tak tahu ini buku macam apa, tapi jelas buku ini salah tempat. Sekarang, aku hanya perlu meletakkannya di tumpukan buku sejarah dan—

“Kamu tertarik dengan buku itu?”

Jantungku rasanya melompat tinggi saat tiba-tiba si Penjaga Toko sudah berdiri di belakangku. Level keseraman nenek ini sudah nyaris menyaingi Mak Lampir. Apa jangan-jangan dia memang Mak Lampir?

“I-iya, Nek.”

“Taruh saja buku itu di tempatnya semula. Jangan lakukan yang lain atau kamu akan menyesal.”

Dengan senyum yang sulit dimengerti dia pun berjalan menjauh. Peringatannya persis seperti penjaga gunung yang memperingatkan pengelana akan bahaya, tapi aku tak bisa melihat bahaya apa yang akan ditimbulkan oleh buku tipis di tanganku ini. Ini cuma buku. Kena api sedikit dan buku ini lenyap.

Tanpa mengindahkan peringatan si Penjaga Toko, aku meletakkan buku tersebut ke tempatnya, ke tumpukan buku sejarah. Tak ada yang terjadi. Kuambil lagi buku itu dan membukanya. Tak ada yang berubah.

Kurasa harapanku terlalu tinggi untuk sebatas rumor. Lagian siapa sih yang sudah menyebarkan rumor semacam ini? Jangan-jangan ini cuma strategi marketing dari si Mak Lampir agar tokonya ramai. Aku mendengar rumor ini dari Bayu anak kelas sebelah, tapi sepertinya dia belum pernah mencobanya sendiri.

Dengan rasa kecewa, kututup kembali buku tersebut. Namun, sesuatu terasa janggal saat aku menutupnya. Rasanya seperti ada sesuatu di antara lembaran kertas jadi aku pun membukanya lagi.

Apa yang kutemukan di sana adalah beberapa potongan koran yang jelas tak ada di sana sebelumnya. Potongan koran itu tampaknya berasal dari tahun yang berbeda jika melihat kualitas kertasnya. Bagaimana bisa potongan koran berada di sini? Pertanyaan itu seolah tersapu akan fakta lain yang kudapatkan saat membaca isi potongan koran tersebut.

Pasangan ABG Ketahuan Mesum di Gedung Terlantar

Seorang Guru Menilap Uang Kas Murid-Muridnya

Kecelakaan Tragis di Gerbang Sekolah. Motifnya Diduga Balas Dendam


Aku tahu kasus ini. Bukan sekedar tahu, aku terlibat di dalamnya. Namun, aku tak pernah ingat ada koran yang mengangkat kasus tersebut untuk dicetak. Apa aku hanya sekedar tidak tahu? Atau ….

Aku pun membaca isi berita tersebut setenang mungkin. Berita pertama … ini bahkan tak bisa disebut berita. Bagian awal potongan koran pertama memang menceritakanku yang menemukan pasangan mesum itu, tetapi paragraf berikutnya malah melenceng ke apa yang terjadi pada mereka jauh setelah kejadian itu terjadi.

Diceritakan si pria dimarahi habis-habisan oleh orangtuanya dan dikirim ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikan sementara si wanita mendapat sanksi sosial yang begitu kejam dari tetangga sekitar. Si wanita tak berani keluar rumah, tetapi sesuatu yang buruk terjadi beberapa minggu kemudian. Dia hamil.

Dia tak bisa mengontak si pria, keluarga si pria pun menolak mengakui anak tersebut. Akhirnya, tanpa sepengetahuan keluarganya, wanita itu melakukan aborsi.

Potongan koran kedua menceritakan tentang guru wali kelasnya dulu. Setelah kejadian yang selesai secara damai itu, si Guru berhenti mengajar dan fokus menjadi ibu rumah tangga. Meski demikian hubungannya dan suaminya menjadi begitu dingin. Tak hanya suaminya, anak-anaknya pun mulai menjauhinya. Setahun setelahnya, suaminya pun menceraikannya dan membawa pergi anak-anaknya. Sekarang, si Guru hidup sendirian.

Dan potongan koran terakhir adalah yang paling tidak masuk akal.

Jumat, 17 Maret 2023, seorang murid Sma bernama Aryanta Seta meninggal dunia akibat kecelakaan mobil. Kecelakaan terjadi pagi hari di gerbang sekolah. Sebuah mobil tiba-tiba melesat dan menabrak korban. korban sempat dilarikan ke rumah sakit, tetapi meninggal di perjalanan. Pelaku adalah mantan guru Smp korban. Saat ditanya pihak polisi, pelaku hanya mengatakan balas dendam.

Itu sangat tidak masuk akal. Pertama, hari ini masih tanggal 16 Maret 2023. Kedua, Aryanta Seta adalah aku. Bagaimana caranya aku mengalami kecelakaan besok hari dan sudah tercetak saat ini? Sangat tidak masuk akal.

Namun sejak awal semua yang terjadi di sini memang tidak masuk akal. Ini adalah sebuah misteri, sebuah rumor. Yang menjadikannya berbeda hanyalah apakah seseorang ingin mempercayainya atau tidak. Dan aku tak percaya hal gaib, aku selalu ingin membongkar dan mencari tahu alasan logis di baliknya.

“Percaya atau tidak, kamu pasti akan menyesal.”

Sekali lagi jantungku melompat. Mak Lampir sudah berdiri tepat di sebelahku. Kali ini dengan senyum yang amat lebar.

“Apa ini?” aku bertanya tanpa basa-basi, “Apa yang kau perbuat?”

“Tak ada. Cuma sedikit hadiah, atau mungkin juga kutukan. Percaya atau tidak, itu terserah padamu. Tapi tak semua orang mendapat kesempatan, jadi lebih baik kau memanfaatkannya.”

“Maksudmu?”

“Kau orang baik, Nak, dan buku itu memberimu sedikit hadiah. Buku itu tak menunjukkan diri ke banyak orang, kau pasti sudah melakukan banyak budi baik.”

Meski kalimatnya seperti memuji, senyumnya terlalu mengerikan untuk diabaikan. Pelan-pelan, aku meletakkan kembali buku hitam itu di tempat semula. Lalu, tanpa pamit atau basa-basi lain, aku lari meninggalkan toko itu sekuat tenaga.

***


Keesokan harinya aku tetap pergi ke sekolah seperti biasa. Saat mencapai gerbang, aku menoleh ke kanan kiri dan melompat tepat waktu untuk menghindari mobil yang tiba-tiba melesat ke arahku. Aku selamat, dan itu saja sudah cukup.

Aku terus memikirkan kembali perkataan si nenek tua. Percaya atau tidak, aku akan menyesal? Jika tidak percaya aku pasti sudah mati dan itu memang patut disesalkan. Tapi kenapa aku akan menyesal jika percaya?

Aku ingin pergi ke sana lagi, tetapi firasatku mengatakan itu pilihan yang salah. Mengapa? Mengapa gerangan ….
Hari-hari terus berjalan dan berita-berita menarik terdengar dari kelas sebelah. Katanya Bayu memenangkan lotere. Katanya Bayu menghentikan kasus perampokan. Katanya Bayu selamat dari percobaan pembunuhan. Katanya Bayu menjadi paranoid. Katanya Bayu jadi gila.

Aku langsung tahu apa yang terjadi. Bayu pasti mendatangi toko itu berkali-kali dan mengintip masa depan melalui buku tersebut. Dia terus dan terus saja melihat masa depannya dan suatu hari dia pasti melihat kematiannya sendiri.

Buku itu tidak hanya membalas perbuatan baik, tapi juga membalas keburukan yang kita perbuat. Mengintip masa depan adalah perbuatan tabu, itu bukan sesuatu yang pantas dilakukan manusia. Manusia yang melihat masa depan dan merubahnya hanya akan menyesal. Lagi dan lagi.

Aku tak akan pernah ke toko itu lagi. Meski aku menyukai misteri, meski aku sangat haus akan kebenaran, biarlah masa depan menjadi misteri yang sama rata bagi setiap orang. Menyesal atau tidak, itulah jalan yang harus kita lalui.

-END-
makgendhisAvatar border
bukhoriganAvatar border
laeliaaAvatar border
laeliaa dan 8 lainnya memberi reputasi
9
2.9K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan