si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Banyak Masalah dan Tidak Sesuai yang Diiklankan, Myanmar Kandangkan JF-17 Thunder
Quote:


"Teliti sebelum membeli", Agan pasti pernah mendengar kata-kata ini. Punya makna, bahwasannya jika kita ingin membeli barang harus benar-benar jeli, jangan sampai barang yang kita beli tak sesuai ekspektasi. Apalagi di era modern ini banyak sekali barang imitasi, sehingga kita wajib berhati-hati agar tak sampai sakit hati.

Berkaitan dengan teliti dan membeli, Myanmar rupanya kurang begitu baik dalam kedua hal tersebut. Pasalnya jet tempur JF-17 Thunder yang belum genap 5 tahun mereka operasikan terpaksa harus dikandangkan, atau bahasa militernya di grounded.Menurut artikel The Irrawady, mantan pilot Angkatan Udara Myanmar menyebut jika JF-17 Thunder memiliki retakan struktural dan masalah teknis lainnya. Pesawat yang seharusnya mampu melakukan misi intercept, serangan darat dan pengeboman, ternyata tidak layak untuk digunakan, dan militer Myanmar tidak memiliki keahlian teknis untuk memperbaiki masalah tersebut.

Dan untuk sekarang Myanmar telah mengehentikan seluruh operasional JF-17 mereka, dan tidak diketahui bagaimana cara Myanmar memperbaiki kerusakan pada pesawatnya. Kemungkinan besar mereka akan meminta bantuan China sebagai negara pembuat untuk memperbaiki seluruh pesawat tersebut.


Jejak Thunder di Myanmar, Baru Beroperasi 4 Tahun


Sebenarnya kabar dikandangkannya JF-17 Thunder cukup ironis, pasalnya batch pertama JF-17 tiba di Myanmar pada tahun 2018 lalu. Myanmar sendiri dilaporkan menandatangani kesepakatan pada awal 2016 untuk mendapatkan 16 unit JF-17 dari China dengan biaya masing-masing US$25 juta. 

Gelombang pertama yang terdiri dari enam pesawat dikirim ke Angkatan Udara Myanmar pada tahun 2018, tetapi rincian tentang 10 pesawat lainnya saat ini masih belum jelas. Kesepakatan dengan China itu kemudian menjadikan Myanmar sebagai negara pertama di luar China dan Pakistan yang membeli JF-17.

Kepala rezim Myanmar Min Aung Hlaing secara resmi menugaskan empat pesawat tempur JF-17 pada upacara di pangkalan udara Meiktila pada Desember 2018. Dua lagi ditugaskan pada Desember 2019 saat Angkatan Udara Myanmar merayakan ulang tahun ke-72.


Pesawat Penuh Masalah ?


JF-17 diproduksi bersama oleh Pakistan Aeronautical Complex dan Chengdu Aerospace Corporation of China, JF-17 pada awalnya dirancang untuk mengimbangi Angkatan Udara India. Pesawat dilengkapi dengan avionik Barat dan ditenagai oleh mesin pesawat Rusia Klimov RD 93, dan dipasang pada badan pesawat buatan China. JF-17 dapat dipersenjatai dengan rudal udara ke udara jarak menengah, roket 80 mm dan 240 mm serta bom seberat 200 kg.

Menurut para analis, bagian penting dari avionik JF-17 adalah radar KLJ-7 Al buatan China. Tetapi radar ini disebut memiliki masalah akurasi dan perawatan yang buruk, kata para analis. Pesawat itu bahkan tidak memiliki rudal udara ke udara luar BVR yang efektiv. Masalah pada komputer manajemen misi senjata telah menyebabkan zona peluncuran rudal udara ke udara BVR menyusut selama latihan tempur.

Masalah tak cukup sampai disitu. Badan pesawat JF-17 juga disebut rentan terhadap kerusakan, terutama di ujung sayap dan cantelan senjata ketika pesawat menghadapi gaya gravitasi yang kuat, menurut mantan pilot Angkatan Udara Myanmar kepada The Irrawady. Pakistan sebagai pengguna JF-17 juga dipusingkan dengan biaya perawatan pesawatnya yang mahal dibandingkan jet modern.

Quote:


Myanmar membeli jet tempur JF-17 melalui perantara antara tahun 2015 dan 2020. Hal itu dikarenakan avionik dan elektronik JF-17 dibuat dengan memakai suku cadang dari negara-negara Barat. Dan menyusul terjadinya kudeta, Uni Eropa kemudian menjatuhkan sanksi terhadap militer Myanmar, membuat Angkatan Udara Myanmar sekarang tidak memiliki suku cadang untuk JF-17.

Embargo perdagangan juga membuat rezim militer Myanmar tidak mungkin membeli rudal dan bom secara langsung untuk JF-17 miliknya. Untuk menyiasati hal itu, rezim militer kemudian menjalin kemitraan dengan Pakistan. Sekitar Mei tahun ini, sebuah pesawat kargo dari Pakistan yang memuat suku cadang JF-17 mendarat di Myanmar.

Teknisi dari Angkatan Udara Pakistan juga melakukan kunjungan rahasia ke Myanmar pada bulan September tahun ini, di mana mereka menyiapkan simulator JF-17 untuk pilot Angkatan Udara Myanmar di pangkalan udara Pathein, dan juga memecahkan beberapa masalah teknis.

Meski JF-17 Thunder dimasukkan ke kandang, tetapi Angkatan Udara Myanmar masih cukup bertaring. Di mana mereka memiliki sekitar 27 unit MiG-29 serta 2 Su-30SME serta beberapa pesawat Yak-130 serta K-8 yang belum diketahui jumlahnya.


JF-17 Thunder Pakistan Tembak Jatuh MiG-21 Bison India


Terlepas dari permasalahan yang dihadapi Myanmar, Pakistan sendiri mengklaim jika JF-17 Thunder mereka menembak jatuh MiG-21 Bison India. Kejadian itu disebut terjadi pada Februari 2019, sementara pilot yang ditembak jatuh bernama Abhinandan Varthaman. Jet tempur yang dimaksud kebetulan juga ditampilkan dalam acara International Defence Exhibition and Seminar (IDEAS) 2022, yang berlangsung pada 15 - 18 November 2022.

Sebenarnya klaim Pakistan ini cukup lemah dan belum tebukti, sementara pihak India menyebut jika F-16 Pakistan adalah pelaku penembakan MiG-21 India. Terlepas dari adu klaim tersebut, JF-17 Thunder seri awal milik Pakistan sebenarnya cukup bermasalah. Pasalnya telah ditemukan keretakan pada airframe, mencakup bagian sayap dan fuselage pada akhir tahun 2020.

Selain retak, sistem listrik JF-17 versi awal ini cukup bermasalah. Pernah suatu ketika JF-17B versi kursi tandem mengalami masalah kelistrikan pada kokpitnya, akibat insiden itu pilot di kursi belakang terpaksa membuka kanopi dengan cara manual. Sistem kelistrikan yang bermasalah ini juga bisa menyebabkan kebakaran pada pesawat dan merusak sistem kursi pelontar sehingga tidak dapat berfungsi. Pakistan kini masih memperbaiki masalah-masalah tersebut, tapi mereka tidak bisa melakukannya dengan cepat.

Quote:


Sampai saat ini Pakistan memiliki 124 unit JF-17 Thunder, terdiri dari JF-17A Block 1 (50 unit), JF-17A Block 2 (62 unit), JF-17B Block 2 (tandem seat) dengan 12 unit ditambah 14 unit tambahan sedang dipesan. Pakistan juga telah memesan tambahan 50 unit JF-17A Block 3, merupakan varian paling canggih dengan radar AESA (Active Electronically Scanned Array) KLJ-7A.

Dan sejak 30 Juni 2020, jalur produksi JF-17 telah ditangani China; untuk mempercepat waktu pengerjaan yang dilakukan oleh Pakistan Aeronautical Complex. Saat produksi ditangani China, satu unit JF-17 dapat dibuat per 15 hari. Di China, JF-17 Thunder diproduksi oleh Chengdu Aircraft Corporation (CAC).

Di sisi lain, masalah yang menimpa JF-17 Thunder bisa merusak citra pesawat buatan China di pasar ekspor, apalagi beberapa negara dikabarkan sedang mempertimbangkan membeli JF-17 Thunder.


------------



Referensi Tulisan: Business Recorder& The Irrawady
Sumber Foto: sudah tertera di atas
Diubah oleh si.matamalaikat 02-12-2022 00:33
jagotorpedoAvatar border
mynameisantAvatar border
jlampAvatar border
jlamp dan 14 lainnya memberi reputasi
13
5.9K
50
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan