ih.sul
TS
ih.sul
Menghapus Subsidi BBM Sebenarnya Bisa Jadi Langkah Yang Bijak


Baru-baru ini ada seorang artis yang memberi usul(?) agar harga BBM dinaikkan hingga satu juta per liternya. Dia mendapat banyak cemohan—tentu saja—karena harga setinggi itu memang sangat tidak masuk akal. Meski demikian, coba kita lihat dari sisi lain, kira-kira bagaimana bila subsidi BBM dihapuskan sehingga harganya menjadi mahal?

Mari kita lihat dulu situasi di lapangan. Tentunya kendaraan bermotor seolah sudah menjadi hal yang wajib bagi setiap rumah tangga sehingga BBM merupakan kebutuhan yang krusial. Meski demikian apakah subsidi BBM benar-benar tepat sasaran? Saya sedikit sanksi, bagaimanapun saya sering melihat mobil mewah yang beli BBM bersubsidi.



Tidak akan aneh jika sebenarnya subsidi BBM lebih banyak dinikmati oleh kalangan orang-orang kaya. Harga BBM yang murah juga cenderung membuat orang-orang boros menggunakan bensin. Contohnya tetangga saya yang untuk pergi ke Indomaret yang jaraknya cuma seratus meter saja harus naik motor.

Lalu bagaimana bila subsidi BBM dihapus?
Mari lihat sisi positifnya terlebih dahulu.
Pertama, orang-orang akan membatasi penggunaan kendaraan bermotor dan beralih menggunakan kendaraan listrik, sepeda, kendaraan umum, atau berjalan kaki. Jika hal tersebut terjadi maka akan mengurangi kemacetan dan mengurangi polusi udara serta suara. Semakin sedikit kendaraan berarti tak perlu lagi anggaran untuk pelebaran jalan, tak ada lagi waktu yang dihabiskan di jalan, dan tak ada lagi penyakit paru-paru.



Kedua, peralihan ke kendaraan listrik. Kendaraan listrik saat ini memang belum benar-benar praktis, tetapi karena menggunakan listrik maka itu adalah kendaraan yang sehat dan ramah lingkungan. Dengan keadaan minyak bumi yang semakin menipis dan pemanasan global yang terus mengancam, tampaknya ini menjadi solusi yang benar-benar bagus.

Ketiga, menghemat anggaran. Pada tahun 2022 ada 502,4 triliun anggaran negara yang dihabiskan untuk mensubsidi BBM. Kembali ke poin pertama, BBM yang tidak disubsidi berarti tak perlu lagi anggaran pelebaran jalan, tak perlu anggaran kebersihan udara (ada nggak ya?), dan setidaknya akan mengurangi subsidi untuk bidang kesehatan. Katakanlah ada 1000 triliun yang dihemat akibat tindakan ini. Itu jumlah uang yang banyak untuk bidang-bidang yang lebih membutuhkan.



Dan sekarang kerugiannya.

Pertama, Domino Effect. Harga BBM yang mahal akan mengakibatkan biaya transportasi menjadi tinggi, khususnya transportasi bahan-bahan kebutuhan pokok dari produsen ke konsumen. Karena semua barang memang perlu ditransport, maka tak bisa dipungkiri kenaikan BBM akan membuat segala kebutuhan menjadi lebih mahal.

Namun, kembali ke poin keuntungan nomor 3, ada 1000 T anggaran yang siap dialihkan. Pemerintah bisa memberi subsidi pada pupuk petani, pakan ternak, pelet nelayan, atau membangun tower internet hingga ke pedalaman. Beri subsidi pada kebutuhan-kebutuhan pokok. Dengan begini meski kebutuhan sekunder menjadi lebih mahal, kebutuhan primer jadi jauh lebih terjangkau, subsidi pun jadi lebih tepat sasaran.



Kedua, ongkos angkot mahal. Yep, baik orang kaya maupun miskin akan tetap dikenai harga yang sama saat naik angkot. Transportasi memang menjadi kebutuhan primer dalam berbagai bidang, khususnya bagi mereka yang harus bepergian cukup jauh. Tak semua orang sanggup berjalan kaki dan sepeda juga bukan kendaraan ayng praktis bagi sebagian besar orang.

Ada beberapa metode untuk mengatasi ini. Pertama, angkot listrik. Pemerintah harus membuat gebrakan cepat dengan 1000 T anggaran yang tersisih dan memastikan kendaraan listrik sekaligus chargernya bisa dijangkau hingga ke pedalaman. Beri penawaran pada para supir angkot agar mereka mau menukar angkot milik mereka dengan angkot listrik. Mereka tak akan punya pilihan, jika mereka ngotot menggunakan BBM maka mereka akan tersisih oleh angkot listrik yang lebih murah.

Kayaknya cuma itu sih kekurangannya, kalau ada yang lain silahkan tulis di bawah.

Intinya di sini, menghapus subsidi BBM sebenarnya bisa menjadi langkah yang amat baik dalam mengoptimalkan anggaran dan memajukan peradaban dan mencegah krisis iklim. Pertanyaannya, dalam praktek lapangan apakah hal ini sungguh-sungguh bisa terjadi? Well, silahkan dibayangkan.

sumur
Diubah oleh ih.sul 30-09-2022 01:19
pengennyusukillstarpopperKurohinaM1911
KurohinaM1911 dan 28 lainnya memberi reputasi
25
7.5K
212
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan