ryanmallay2000Avatar border
TS
ryanmallay2000
Caraku masuk Tentara (part 2)
Akhirnya tiba waktu yang kami tunggu-tunggu yaitu hari di mulai seleksi test Akabri. Berbagai perasaan menyelimuti hati kami masing-masing, ketegangan yang dilawan dengan percaya diri, harap-harap cemas kami lawan dengan ketenangan dan berbagai triks kami lakukan agar dapat optimal menghadapi test ini.

"Jika ada diantara kalian yang masih ragu-ragu, lebih baik kembali karena mendaftar menjadi prajurit harus bedasar kemantapan hati”, Pamong memotivasi kami.

“Siap, Pak”, jawab kami serentak. Jujur saja aku tidak memiliki perasaan apapun karena semalam aku minta doa restu ibuku, Beliau mengatakan bahwa takdir itu sudah digariskan oleh Tuhan, tugas kita hanya berusaha maksimal, jika memang takdirku menjadi Tentara sudah tentu jalan yang aku hadapi akan mudah, jika bukan ditakdirkan, aku harus meminta jalan lain yang terbaik.

Hari pertama kami mengikuti test administrasi, kesehatan dan postur tubuh. Tidak ada kesulitan yang kami hadapi karena memang administrasi sudah disiapkan jauh-jauh hari dan sudah diperiksa oleh Pamong selaku pembimbing kami.

 Test kesehatan juga tidak ada hambatan. Test kesehatan pertama ini hanyalah test kesehatan umum,  mulai dari kesehatan mata, gigi dan mulut, THT, Kulit dan Kelamin, ambeyen dan varises. Semua materi test ini sudah kami lakukan diawal penyiapan diri sehingga tidak ada hambatan bagi kami menghadapinya.

Begitu juga test postur tubuh, tidak ada kendala karena sebelumnya kami telah dilatih untuk test tersebut. Diawali test berat dan tinggi badan, sebelumnya kami telah diperiksa dan bagi yang kelebihan maupun kekurangan berat badan sudah disiapkan sebelum test ini.

Aku yang dulu mengalami kekurangan berat badan sudah bisa menjadi ideal dengan merubah pola dan menu makan. Begitu juga temanku yang mengalami kelebihan berat badan, sudah menjadi ideal karena mengikuti program diet.

Test anatomi tubuh juga mudah kami hadapi karena setiap hari selalu di suruh Pamong untuk berdiri di jaring postur, saat itulah selalu dikoreksi tentang kebiasaan kami duduk supaya tidak bungkuk, berdiri supaya selalu tegap dan bahu tidak boleh miring. Kami juga sering berlatih berjalan dalam satu garis bahkan sambil membawa secarik kertas ditangan dan tidak boleh terjatuh.

Test hari pertama dapat kami hadapi dengan mulus dan semuanya lulus, dan kami diijinkan ke kantin untuk menghilangkan rasa tegang sewaktu pengumuman setelah test tadi.

“Kalian silakan ke kantin, ingat pantangan kalian, jangan konsumsi makanan yang tidak biasa kalian makan, jangan minum es dan jangan makan makanan pedas”, instruksi dari Pamong.

“Siap, Pak”, jawab kami. Tanpa menunggu komando kedua kalinya, kami bersama-sama menuju kantin sekalian untuk refreshing.

“Ndi, Apa kabar?”, seseorang menyapaku, ternyata Iwan, temanku saat masih SMP dulu.

“Eh, Iwan, kabar baik, kamu ikut test juga?”, tanyaku.

“Iya, Ndi. Semoga kita bisa sama-sama lulus ya!”, katanya.

“Siapa saja teman kita yang ikut test, Wan?” tanyaku.

“Aku bersama Widodo, Budi dan Heru, kami satu sekolah, oya, kenalin temanku?” jawab Iwan dan menunjuk seseorang yang duduk disampingnya, terlihat lesu.

“Andi!”, aku menyebutkan nama panggilanku sambil menjulurkan tangan untuk berjabatan sebagai tanda berkenalan.

“Anton”, Jawabnya sambil menjabat tanganku.

“Anton temanku se SMA tapi dia baru pindah”, Iwan menjelaskan dan dia juga menjelaskan kalau Anton tidak lulus test administrasi karena KTP dan KK nya tidak memenuhi syarat, dia pindah kurang dari enam bulan sebelum test.

“Mungkin ada jalan lain, Bro, cobalah berusaha maksimal”, aku sedikit memberinya motivasi.

“Masa’ hanya masalah sepele saja, harus dicoret, Bro”, jawabnya dengan sedikit emosi.

Aku melihat perasaan kecewa di raut mukanya, daripada menambah emosinya lebih baik aku diam apalagi aku baru kenal.

Dia sengaja pindah ke kota ini karena ada pamannya yang tentara berdinas di kota ini. Berharap pamannya bisa mengurusinya, ternyata pamannya juga tidak bisa melanggar aturan.

“Ternyata kamu di sini, Wan!”, seseorang menghampiri dan menyapanya.

“Sorry, aku sedang reunian dengan teman SMP, kenalin ini temanku”, Iwan mengenalkan temannya yang bernama Hendro.

Kami terlibat diskusi tentang pelaksanaan test yang tadi kami hadapi. Beberapa teman mereka ada yang gagal karena buta warna, varises dan ambeyen. Sedangkan yang gagal dalam test postur kebanyakan karena bentuk kaki leter O atau X, bentuk tangan yang bengkok, dan ada juga gagal karena bungkuk.

“Ayo Wan, kita ke klinik untuk suntik vitamin!”, Hendro mengajak Iwan.

“Emang untuk apa, Wan?” tanyaku.

“Untuk test besok, besok kan test jasmani” jawab Iwan. Iwan menjelaskan kepadaku untuk dapat mencapai nilai terbaik, perlu sintikan Vitamin B Kompleks dan yang lainnya.

Aku tidak begitu paham maksudnya, apakah itu dopping? Kalau iya pasti akan ketahuan karena sebelum test dilakukan pemeriksaan urine. “Tapi biarlah usaha mereka masing-masing”, kataku dalam hati.

Setelah memastikan semua hasil test hari ini, Pamong menghampiri kami di kantin dan mengajak pulang ke asrama. Kamipun kembali ke asrama yang jarak tempuhnya 30 menit dari tempat test.

Dalam perjalanan aku bertanya kepada Pamong tentang usaha yang dilakukan oleh Iwan tadi.

“Melakukan suntikan menjelang test akan berpengaruh pada metabolism dalam tubuhnya, seandainyapun nanti hasilnya lebih baik tetapi ada bagian tubuh yang dikorbankan. Misal mobil ini, jika selama ini kecepatannya hanya 60 Km/Jam kemudian saat ini dikemudikan dengan 100 Km/Jam, mungkin saja mobil ini mampu tetapi dampaknya bisa saja onderdil mobil ini akan jadi rongsok yang akhirnya mobil ini mogok, kalian mau dipaksa hari ini lalu dikemudian hari kalian akan mogok alias cacat?”, Pamong menjelaskan kepada kami tentang teknik orang melakukan dopping saat menjelang test.

“Siap, tidak mau, Pamong”, kami dengan tegas menjawab.

“Apakah mereka akan mampu menjadi terbaik, Pamong?” si Adi teman sekelasku bertanya kepada Pamong.

“Belum tentu, dopping itu hanyalah menambah kemampuannya sesaat dari kemampuan berlatihnya selama ini, jika selama ini ia hanya mampu berlari 2400 m dalam 12 menit, dengan dopping paling hanya mampu 2600 m saja, makanya kenapa saya targetkan kalian harus mampu 2800 m agar kalian tidak dikalahkan oleh mereka sekalipun mereka menggunakan dopping”, Pamong kembali menjelaskan kepada kami,

“Siap, Pamong”, jawab kami serentak.

Sepanjang perjalanan, Pamong menceritakan pengalamannya baik sewaktu mengikuti test maupun sewaktu beliau berperan sebagai pejabat yang mengetes. Berbagai trik dan tips beliau ceritakan kepada kami termasuk cara-cara kecurangan.

“Walaupun saat itu dia menjadi terbaik karena kecurangannya tapi saat ini dia tidak bisa berbuat apa-apa, Tuhan akan menunjukkan kuasa-Nya”, Pamong menceritakan nasib rekannya yang dulu melakukan kecurangan saat ini menjadi cacat karena musibah.

Pamong berpesan, “melakukan langkah yang salah sekalipun untuk tujuan yang benar, pada saatnya Tuhan akan menunjukan Kuasa-Nya karena disaat melakukan kecurangan itu niscaya Tuhan Maha Melihat, maka jangan pernah terbesit untuk melakukannya”.

“Dulu saya pernah diperintahkan untuk meluluskan anak pejabat, padahal anak itu tidak lulus. Sekarang dia cacat permanen karena tidak mampu mengikuti pendidikan, Bapaknya terlalu memaksakan kehendak akhirnya Tuhan juga yang menegurnya”, Pamong kembali bercerita tetang liku-liku menjadi petugas seleksi werving.

Begitu asyik kami mendengar cerita-cerita Pamong tetang pengalaman seleksi werving masuk Tentara, kamipun tiba di asrama.

“Baiklah, besok kita akan melaksanakan test kesegaran jasmani, kalian harus fit menghadapinya”, Petunjuk dari Pamong.

“Siap, Pamong”, Kami menjawan dengan serentak.

“Besok test dimulai pukul 06:30, pukul 06;00 kita berangkat dari Asrama, maka kalian harus terbangun 05;30. maka malam ini kalian harus terlelap tidur mulai pukul 21;30 dan makan malam kalian 19;30, Jelas para siswa sekalian!”, Instruksi dari Pamong dengan detail.

“Siap, Jelas”, Jawab kami.

Sewaktu menyiapkan diri menghadapi test, Pamong telah menjelaskan kepada kami tentang cara mengatur jadwal. Dibutuhkan sembilan jam untuk memproses asupan menjadi energy sehingga jika kami membutuhkan energy pada pukul 06;30, proses metabolism dimulai pukul 21;30, makanya kami diperintahkan untuk sudah terlelap pada pukul 21;30 tersebut.

Dikarenakan istirahat malam harus dua jam setelah makan, maka makan malam kami dijadwalkan pukul 19;30.Selama di asrama, k ami terbiasa dengan hitung-hitungan ini. Semua harus direncanakan dengan detail meskipun perkara yang sepele ataupun kegiatan rutinitas. Kata kepala sekolahku, ”orang yang tidak disiplin waktu, tidak patut untuk dihargai, orang itu tidak akan pernah sukses”. 

Slogan ini terdoktrin melekat dalam kehidupan kami. 19:30 kami makan malam dengan menu yang telah ditentukan, sedikit karbohidrat dan perbanyak protein. Kami diperintahkan makan sekenyang mungkin. Fungsinya agar kami bisa tidur nyenyak dan ada energy tubuh untuk memproses makanan tersebut menjadi energy.

Sebagai menu tambahan, kami cukup konsumsi kuning telur ayam kampung dengan madu asli. Tidak ada yang lain, apalagi doppingan obat-obatan.

bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
717
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan