Fetish, Fantasi Seksual Hingga Konspirasi Penculikan Dan Kanibalisme

Berbicara mengenai perilaku seksual memang seolah tidak ada habisnya. Selain sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi, seks juga memiliki dampak yang signifikan secara psikologis pada manusia. Ada beberapa penelitian yang menjelaskan bahwa berhubungan seks secara rutin dapat menyebabkan awet muda sampai menghilangkan stres.

Dalam kegiatan bernuansa sensual ini, terkadang ada juga sebagian orang yang memiliki kecenderungan yang melawan kebiasaan kebanyakan orang pada umumnya. Jika secara umum orang akan mengalami rangsangan atau melakukan rangsangan secara seksual jika menyaksikan atau menyentuh bagian-bagian organ yang dianggap sensitif, namun tidak demikian dengan sebagian orang ini. Mereka malah memiliki kecenderungan yang bikin geleng-geleng kepala. Bahkan sama sekali tidak berhubungan langsung dengan aktivitas seksual yang normal pada umumnya. Seperti telah diketahui oleh banyak orang, istilah ini dikenal dengan fetish. Beberapa waktu lalu sempat ramai dibicarakan mengenai fenomena "Gilang Bungkus", seorang pemuda bernama Gilang yang berprofesi sebagai mahasiswa yang mempunyai perilaku menyuruh seseorang untuk membungkus dirinya dengan kain jarik lalu di foto atau di video lalu dikirimkan padanya. Meski berdalih untuk penelitian, namun belakangan beberapa orang kemudian speak up dan mengaku sebagai korban pelecehan seksual. Adapula kecenderungan seksual yang dalam prakteknya mereka harus berhubungan seks sambil melihat aquarium. Namun apakah perilaku semacam Gilang bungkus ini kemudian bisa digolongkan fetish? Coba kita lihat kembali apa itu definisi dari fetish itu sendiri.

Jika dirunut berdasarkan definisinya, fetish itu sendiri memiliki pengertian pada dasarnya merupakan ketertarikan atau rangsangan secara seksual tapi pada organ-organ atau anggota tubuh non-seksual atau pada benda-benda non seksual. Namun demikian, ada pengecualian yaitu sesuatu bisa digolongkan fetish jika hal itu telah menjurus kepada tindakan yang sifatnya negatif dan merugikan orang lain. Pada tahap ini kejadian tersebut baru bisa dikategorikan sebagai fetish dalam pengertian yang negatif.

Para psikolog kemudian memberikan penjelasannya mengenai fetish ini. Beberapa diantaranya mengatakan, seperti dikutip dari Psychology Today, Gangguan fetisisme jauh lebih umum dialami pria daripada pada wanita pada kenyataannya, DSM-5 menunjukkan, gangguan ini muncul hampir secara khusus pada pria.

Fetishisme termasuk dalam kategori umum gangguan paraphilic, yang mengacu pada ketertarikan seksual yang intens pada benda atau orang di luar stimulasi genital dengan pasangan. Jika berdasarkan pengertian ini, maka tindakan fetish erat kaitannya dengan perilaku negatif yang merujuk pada adanya korban.

Ada juga sebuah temuan sebagaimana dilansir dari dari Suara.com-jaringan Harianjogja.com dari Times of India, bahwa salah satu ketertarikan seksual yang tidak wajar tersebut adalah dengan berhubungan seksual sambil melihat akuarium. Sungguh sangat membingungkan dan diluar nalar.

Apapun alasannya, beberapa kecenderungan yang juga dikategorikan disorientasi dan gangguan seksual ini adalah sesuatu yang tidak bisa dianggap normal. Ini adalah penyakit yang secara medis harus diobati agar tidak terus-menerus terjadi. Kondisi ini bisa saja akan sangat merugikan dan berdampak negatif baik bagi penderita maupun jika nanti bagi korban-korban mereka.

Lebih jauh mengenai fetish ini, sebuah pengadilan banding di Amerika Serikat pernah mengadili sebuah perkara yang mengarah pada konspirasi untuk melakukan tindakan kriminal dengan alibi fetish. Kejadian ini menghebohkan publik karena tidak biasa, yang mana seorang pelaku yang bernama Gilberto Valle melakukan dark chating yang isinya berbicara atau membahas soal fantasi seksual atau fetisme tentang penculikan, penyiksaan, pemerkosaan, pembunuhan hingga kanibalisme untuk memuaskan hasrat sesksualnya. Meski belum berimplikasi pada tindakan, kejadian ini kemudian memicu laporan Polisi setelah istrinya menemukan postingan dark chat dari Valle. Kejadian ini tergolong ekstraordinary dan menjadi sebuah pertanyaan besar mengenai adanya kemungkinan konspirasi kriminal melalui fetisme.

Beberapa kejadian tersebut setidaknya menjadi alarm bagi kita bahwa peristiwa serupa bisa saja terjadi pada kita sendiri atau orang-orang terdekat kita semisal keluarga. Meskipun potensinya relatif kecil, namun penting bagi masyarakat untuk mengenali gejala ini secara luas dan tidak lagi dianggap sebagai hal yang tabu. Pada situasi ini pendidikan seks menjadi sangat penting dan diajarkan secara meluas pada anak-anak bahkan sejak di level Sekolah Dasar.

Well, pada akhirnya kita harus mengambil pelajaran dari peristiwa ini bahwa dalam melakukan apapun jangan sampai melampaui batas. Sesuatu yang dilakukan mengikut nafsu pada gilirannya akan berdampak buruk dan berakhir dengan penyesalan.kecenderungan seksual secara normal dan wajar telah dilengkapkan oleh Tuhan pada kita. So, jangan aneh-aneh deh dengan alibi kecenderungan yang berbeda. Toh sebenarnya melakukan yang normal saja sudah nikmat kan. Dan bagi yang terlanjur mengalami hal tersebut, sebaiknya anda berterus terang dan segera berkonsultasi pada psikolog atau seksolog mengenai apa yang anda rasakan. Jangan sampai menjadi sebuah kebiasaan yang semakin lama semakin menjadi beban bagi mental anda juga.

Nah, itu tadi pembahasan mengenai fetish GanSis. Barangkali kalian punya POV yang lain silahkan beropini dikolom komentar di bawah yaa. Terima kasih sudah membaca, see you on the next thread.

***

Sumber Pendukung :

https://bit.ly/3BMA848
https://bit.ly/3QbjOhN
https://bit.ly/3JENyRU