- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Ekonomi China Lesu Bikin Anak Buah Sri Mulyani Waswas


TS
Lockdown666
Ekonomi China Lesu Bikin Anak Buah Sri Mulyani Waswas

Bali, CNBC Indonesia - Pemerintah mengungkapkan mulai mewaspadai adanya pertumbuhan ekonomi China yang melambat pada kuartal II-2022. Mengingat China merupakan mitra dagang utama Indonesia.
Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi China melambat pada kuartal II-2022, secara tahunan PDB China pada kuartal II-2022 hanya tumbuh 0,4%, jauh dari ekspektasi konsensus pasar yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi China bisa mencapai 1%.
Pertumbuhan ekonomi China pada kuartal II-2022 yang mencapai 0,4% tersebut jauh di bawah pertumbuhan pada kuartal I-2022 yang mencapai 4,8%.
Pertumbuhan ekonomi China akan terus kita waspadaiKepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu
Kinerja ekonomi China merosot setelah pemerintahan Xi Jinping menerapkan penguncian wilayah (lock down) untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Laju ekonomi China pada kuartal II-2022 tersebut terburuk sejak kuartal I-2020 ketika ekonomi China hampir terhenti di tengah upaya menahan wabah virus corona yang terdeteksi di Wuhan. Saat itu PDB China anjlok 6,8%.
"Pertumbuhan ekonomi China akan terus kita waspadai, karena China cukup dekat hubungan perdagangannya. Karena ekspor itu salah satu tujuan ekspor ke China," jelas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu kepada wartawan saat ditemui di Bali, Sabtu (16/7/2022) malam.
Kendati demikian, kata Febrio kinerja ekspor belakangan ini sangat dipengaruhi komoditas hilir yang saat ini sudah berkembang dalam beberapa tahun terakhir.
"Sehingga ekspor kita sudah tidak terlalu dominan karena hanya komoditas, terutama hilirisasi produk-produk seperti baja, besi, dan sebagainya ... hilirisasi terus kita dorong," jelas Febrio.
Struktur pertumbuhan ekonomi di dalam ngeri juga telah berubah. Sehingga pemerintah berharap di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini, Indonesia bisa memitigasi guncangan, seperti pada krisis-krisis sebelumnya.
"Ini yang membuat kita relatif cukup aman. Tapi ini tidak juga menjadi membuat kita jadi gegabah, kita harus hati-hati dalam mengawasi risiko," kata Febrio melanjutkan.
Adapun seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat surplus di bulan Juni 2022, ini merupakan surplus selama 26 bulan beruntun.
Nilai ekspor Indonesia pada Juni 2022 tercatat sebesar US$ 26,09 miliar atau naik 40,68% dibandingkan tahun lalu atau year on year (yoy) dan naik 21,3% secara bulanan atau month on month. Sementara impor mencapai US$ 21 miliar. Sehingga surplus kembali terjadi dengan besaran kali ini US$ 5 miliar.
https://www.cnbcindonesia.com/news/2...mulyani-waswas


Veritonix memberi reputasi
2
768
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan