Seorang ibu berinisial NA (27) tega membunuh bayinya yang baru berusia 3-4 bulan. Warga desa Rasabou, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima itu telah merenggut nyawa anaknya sendiri dengan cara digigit.

Balita berjenis kelamin perempuan tersebut telah menjadi korban kekerasan ibunya sendiri. Akibat penganiayaan itu bayi tersebut mengalami luka-luka bekas gigitan di pipi bagian kiri kanan, di hidung dan di tangan kiri hingga meninggal.

Kasus pembunuhan itu terjadi diketahui ketika beberapa warga yang sedang asyik mengobrol tiba-tiba didatangi seorang ibu yang memberikan informasi bahwa telah terjadi penganiayaan dan meminta untuk segera diperiksa.



Sampai di lokasi TKP, para warga tersebut sudah mendapati bayi terbujur kaku dan ditutupi kain batik. Di sampingnya sang ayah tengah menangis histeris sementara ibu korban berdiri di depan kamar sambil menggendong anaknya yang lain.

Ketika ditanya oleh warga, pelaku hanya menjawab tidak tahu apa-apa dengan ekspresi wajah kebingungan. Polisi yang datang ke TKP langsung mengamankan pelaku dan membawa jasad bayi tersebut ke PKM Bolo untuk divisum.

Diduga pelaku mengalami depresi dan beberapa kali pernah kesurupan.



Perjuangan seorang ibu ketika mengandung sudah tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Perumpamaan ibu yang sedang hamil seperti sedang membawa beban berat dalam perutnya. Tak terbayangkan bagaimana rasa lelah yang kerap dirasakannya.

Seorang wanita yang tengah hamil perasaannya sangat sensitif sekali. Ia bisa saja tiba-tiba menangis tanpa tahu penyebabnya. Hal ini terjadi karena adanya perubahan hormon yang bisa berpengaruh terhadap mood sang ibu.

Oleh karena itu, kehadiran suami begitu penting pada masa-masa kehamilan istrinya. Hal ini membuat perasaan nyaman tersendiri bagi seorang wanita karena dirinya merasa tidak berjuang sendiri. Suami harus menjadi orang yang paling siaga ketika dalam fase ini, harus selalu ada dalam keadaan apapun.



Tidak hanya sampai di situ saja, ketika seorang istri akan melahirkan maka dukungan dan motivasi dari keluarga patut diberikan. Sebab di waktu ini, istri sedang berjuang mempertaruhkan nyawanya. Perlu energi ekstra dan sangat butuh kekuatan luar biasa saat proses melahirkan berlangsung.

Setelah melahirkan pun, istri tetap harus diberikan support agar tidak terjadi stress berkepanjangan. Rasa lelah, letih dan kepenatan akan selalu hadir saat ia mulai merawat bayinya. Perubahan aktivitas yang semula nampak tidak terlalu padat kini dengan hadirnya seorang anak maka semua akan berubah.

Istri tak lagi hanya memikirkan suaminya saja namun juga sang anak. Porsi istirahat yang berkurang, tidur yang tak lagi pulas, makan yang kadang terlupakan, lelah yang kerap hadir kapanpun menjadi faktor sang ibu mengalami depresi hingga terjadinya baby blues atau sampai fase postpartum depression.



Apa itu postpartum depression?

Postpartum depression adalah masalah kesehatan mental setelah melahirkan yang berpengaruh pada perilaku dan kesehatan fisik ibu.

Keadaan postpartum depression tidaklah sama dengan baby blues. Jika baby blues terjadi pada beberapa hari hingga dua minggu setelah melahirkan maka postpartum depression lebih bisa lebih parah dengan waktu yang lama yakni 3-6 bulan.



Setelah melahirkan, kadar hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh ibu akan turun drastis. Hal ini menyebabkan perubahan kimia di otak yang memicu terjadinya perubahan suasana hati.

Adapun gejala yang dialami pada pengidap postpartum depression di antaranya :

1. Mudah cepat lelah, tersinggung dan cepat marah

2. Menangis terus menerus

3. Merasa selalu gelisah tanpa alasan yang jelas

4. Suasana hati menurun drastis

5. Sulit berpikir jernih dan tidak konsentrasi

Sumber :

Ulasan pribadi

1

2

Gambar : Google