cintadineAvatar border
TS
cintadine
Sinetron Indonesia Semakin Bobrok dan Alasan Kenapa KPI Membiarkannya


Sinema elektronik atau sinetron memang menjadi salah satu program unggulan tv Indonesia saat ini, ada pun tv nasional yang suka sekali menayangkan sinetron adalah RCTI, Indosiar, SCTV, antv, dan juga MNCTV. Rating sinetron yang selalu tinggi membuat pihak tv untuk terus-terusan memproduksi sinetron sampai sinetron tersebut ratingnya benar-benar turun.

Kualitasnya sudah tidak perlu diragukan lagi, pasti sangat-sangat buruk dan asal-asalan. Sinetron Indonesia yang tanpa pengawasan kualitas memang sudah bobrok sejak dulu, pasarnya pun adalah mereka yang tidak mempedulikan kualitas dan yang penting ada manusia di dalam tv yang bergerak dan saling bicara, itu sudah cukup.

Kalau kita tarik ke belakang yaitu di era 1990an sampai awal 2000an sinetron Indonesia tayangnya seminggu sekali dan ada beberapa (sedikit sekali) sinetron yang benar-benar berkualitas seperti Si Doel Anak Sekolahan dan Keluarga Cemara. Namun kini sinetron Indonesia yang kualitasnya setingkat lebih baik lebih memilih tayang di platrform streaming atau yang lebih sering disebut web series. Nah, web series inilah yang menyasar terget audien yang sudah jarang menonton tv. Artinya? Para pembuat sinetron Indonesia sebenarnya bisa membuat sinetron yang bagus, namun mereka lebih memilih sinetron ampas dengan produksi asal-asalan karena walaupun kualitasnya ampas tetap banyak yang suka.

Stasiun TV dan Rumah Produksi Hanya Menuruti Keinginan Pasar

Rumah produksi dan stasiun tv sebenarnya tahu bagaimana membuat serial tv berkualitas, namun mereka harus bekerja lebih keras dan ekstra untuk membuat serial tv yang bermutu tinggi dan episodenya pun tidak akan panjang-panjang. Itu membuat mereka pikir dua kali karena belum tentu pemirsa bakal suka. Mereka memproduksi secara asal-asalan dan syuting setiap hari dengan membabi buta, eh ternyata pemirsa sangat suka hasilnya. Ya, sudah mereka lanjutkan itu sampai sekarang. Kalau mayoritas pemirsanya ingin sampah, maka pihak stasiun tv akan memberikan sampah. Kalau pemirsanya tak mau tayangan bagus, ya meraka tidak akan membuatnya.

Semuanya Tentang Bisnis

Masih ingat dengan NET yang beberapa waktu yang lalu harus meninggallan idealismenya? Ya, NET awalnya membuat program-program bermutu dengan memproduksi banyak program sendiri dengan biaya yang tak sedikit, namun karena tidak banyak yang nonton NET berubah seperti sekarang yang program produksi sendirinya lebih simpel dan tak banyak keluar biaya, mereka berusaha untuk bisa survive dan mendapatkan keuntungan dan untuk menggaji para karyawannya.

Nah, begitu juga dengan tv yang lainnya. Mereka membuat sinetron karena ya memang menguntungkan dan bisa membuat hajat banyak orang terus terpenuhi. Mereka tau mau ambil resiko bikin sinetron atau program berkualitas tapi tidak laku.


Target Pasar Sudah Berpindah ke Streaming

Anak muda milenal dan Gen Z jelas bukan target utama sinetron, masyarakat yang bisa menilai acara yang bermutu sudah pada pindah ke streaming digital. Itulah kenapa NET tidak laku karena target pasarnya justru sudah malas nonton tv karena terlalu statis dan tidak fleksibel. Target pemirsa NET justru lebih sering nonton acara NET lewat tayangan ulangnya di Youtube.

Coba deh, bikin sinetron berkualitas ala drama Korea dengan episode yang sedikit, kemungkinan tidak akan laku. Mereka para penonton setia sinetron tak suka sinetron yang episodenya sedikit, sukanya sinetron dengan cerita yang sangat panjang.

Para penonton setia tv saat ini adalah mereka yang tersisa atau orang-orang yang tak punya akses internet yang memadai seperti di pelosok-pelosok desa dan hanya mengandalkan tv sebagai hiburan.

KPI Tak Punya Wewenang Untuk Memperbaiki Kualitas Sinetron

KPI adalah tokoh antagonis di dunia penyiaraan tanah air dan itu fakta, ane yakin lebih dari 90% orang Indonesia sangat membenci lembaga yang satu ini. Membuat kerusakan kualitas siaran dengan melarang tayangan-tayangan berkualitas dengan menyensornya tapi justru membiarkan sinetron yang luar biasa ampasnya bebas tayang tanpa sensor.

Bobroknya sinetron Indonesia sangat memberi pengaruh pada kehidupan masyarakat. Salah satu contohnya adalah pembullyan dalam sinetron kerap kali ditiru di dunia nyata. Adegan dan penokohan yang tak masuk akal terpatri dalam pikiran masyarakat kalau dunia nyata tuh seperti sinetron di mana yang jahat akan jahat seperti setan, dan yang baik akan baik seperti malaikat.

Tayangan-tayangan sinetron yang tidak masuk akal dan kacau sudah tak terhingga jumlahnya, lalu kenapa KPI diam saja?

KPI tidak bisa mengendalikan seperti apa sinetron yang harusnya tayang, tugas mereka hanya memberikan sanksi ketika ada pelanggaran berat. KPI tidak bisa membuat regulasi berapa jumlah maksimal episode sinetron dalam satu judul, tidak bisa memberikan patokan cerita yang bagus, dll. Asalkan tidak melanggar aturan seperti pornografi, SARA, dan hal yang sensitif lainnya maka KPI tidak akan memberikan sanksi.

Tapi kan sinetron seringkali menayangkan hal-hal yang tidak mendidik? Entahlah, mungkin mereka lupa.

Memang, ada beberapa adegan sinetron yang disemprot oleh KPI, tapi yang bebas ditayangkan jauh lebih banyak. emoticon-Big Grin

Nah gan, menurut agan bagaimana nih? emoticon-Ngakak (S).

Referensi
arsenalkufcAvatar border
rifayeAvatar border
zeze6986Avatar border
zeze6986 dan 23 lainnya memberi reputasi
20
7.8K
155
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan