ziahmita25186
TS
ziahmita25186
Pokok Dan Tokoh Kesusastraan Indonesia Periode Reformasi-Sekarang

Pendahuluan

            Seiring terjadinya perkembangan zaman serta pergeseran daulat kekuasaan dari satu Presiden ke Presiden lainnya, mulai terdengar kabar mengenai kesusastraan yang juga turut melakukan reformasi. Kabar mengenai sastra pada masa tersebut seringkali disebut juga sebagai  Kesusastraan Angkatan Reformasi. Tentunya kesusastraan pada masa ini memiliki cirikhasnya sendiri yang tidak kalah spektakuler dari angkatan-angkatan sebelumnya. Dengan bermunculannya karya karya sastra (Cerpen, Puisi, Prosa, Novel, dan Drama) yang mengusung tajuk kehidupan sosial dan politik, menambah gebrakan baru yang berpengaruh pada meningkatnya prestasi dunia sastra Indonesia di manca-negara.

Pembahasan

            Pemilihan tema berupa latar kehidupan Sosial-Politik bagi penciptaan karya sastra pada masa angkatan reformasi yang akrab dengan kehidupan dari berbagai kalangan, membuat karya-karya sastra lebih mudah diterima dengan baik di masyarakat. Peluang kesusksesan tersebut juga menarik perhatian para sastrawan lain yang gaya karya sastranya jauh dari tema sosial-politik, justru menjadi sering mengangkat tema tersebut diberbagai karya gemilangnya.

Namun sayangnya, wacana tentang reformasi kesusastraan ini gagal dilaksanakan karena wacana tersebut tidak memiliki juru bicara yang jelas yang dapat menjadi acuan validasi kebenaran informasi yang didapatkan mengenai wacana tersebut. Untuk mengantisipasi permasalahan yang nantinya akan muncul, Korrie Layun Rampan akhirnya angkat suara dan mencetuskan wacana sastra baru pengganti wacana kesusastraan reformasi dengan melahirkan wacana Sastrawan angkatan 2000-an. Aspirasinya tersebut disampaikan dalam buku tebal karyanya sendiri yang diterbitkan oleh penerbit Gramedia Pustaka pada tahun 2002. Keunikan dari karya sastra angkatan tahun 2000-an ini adalah ; Tema yang diusung masih serupa dengan tema pada wacana kesusastraan reformasi yaitu dengan mengangkat tema sosial-politik, tetapi juga memasukkan beragam aksen romansa yang membuat karya-karya sastra berkesan lebih lugas dan santai untuk dinikmati; Banyak bermunculannya penulis perempuan pada era angkatan 2000-an yang berdampak pada hasil karya sastra di masa tersebut menjadi semakin maraknya bermunculan tema sastra berupa feminisme, gender perkelaminan, serta seks yang lebih mudah dicerna untuk konsumsi masyarakat; Dengan ikut berkembangnya teknologi, juga berdampak pada publikasi sastra yaitu mulai terciptanya cybersastra di internet sehingga memudahkan semua orang untuk menikmati karya-karya sastra dimanapun dan kapanpun. Pada angkatan sastra 2000-an ini juga melahirkan para sastrawan dengan hasil-hasil karyanya yang populer yaitu ; Korrie Layun Rampan dengan karyanya : Cuaca Diatas Gunung Dan Lembah (1985) serta beberapa karya lainnya berupa Cerpen; Ayu Utami dengan karyanya : Novel Saman dan Novel Larung ( 1998 dan 2001), Novel Bilangan Fu (2008), serta sejumlah kumpulan essai ‘Si Parasit Lajang’ (2003); Djenar Maesa Ayu dengan karyanya yaitu : Kumpulan 11 Cerpen (2001-2002), Novel Nayla (2005), serta Kumpulan Cerpen ‘Jangan Main-Main Dengan Kelaminmu’ (2004).

Kesimpulan

            Seiring bergesernya jaman dna kepemimpinan turut membawa imbas pada bermunculannya wacana wacana dalam dunia sastra seperti wacana Kesusastraan Reformasi hingga wacana Sastra Angkatan 2000-an yang masing-masing memiliki karakteristik serta keunikan masing-masing, sehingga dapat melahirkan sastrawan dengan karyanya yang spektakuler pada tiap-tiap masa periodisasi sastra.


0
260
0
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan