- Beranda
- Komunitas
- News
- Tribunnews.com
Sumanto Dapat Rezeki Nomplok, Meski Tanahnya Tak Kebagian Ganti Rugi Tol Solo-Jogja
TS
tribunnews.com
Sumanto Dapat Rezeki Nomplok, Meski Tanahnya Tak Kebagian Ganti Rugi Tol Solo-Jogja
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Sumanto (48) dan keluarga kini menjadi warga terakhir yang menghuni RT 14 RW 5 Dukuh Ngentak, Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo Klaten.
Pasalnya, hampir semua warga di sana meninggalkan tempat tersebut setelah terkena proyek strategis nasional (PSN).
Baca juga: Hanya di Klaten, Satu RT Cuma Ada 1 KK Gegara Banyak Warga yang Pindah Usai Tergerus Tol Solo-Jogja
Tapi siapa sangka, Sumanto yang tak kebagian rezeki ganti rugi pembebasan lahan proyek Tol Solo-Jogja itu, malah dapat rezeki nomplok penggantinya.
Warung Soto milik Sumanto, kini mendadak jadi laris manis.

Bagi dia, pembangunan tol memiliki sisi positif, dengan banyaknya pekerja proyek membuat warungnya semakin laris.
"Alhamdulillah, setelah yang lain pindah, tetap sama ramai, malah tambah ramai karena pekerja yang yang mengerjakan jalan tol kalau sarapan ngopi atau makan siang biasanya di sini," jelasnya sambil mengucap syukur.
"Sebelumnya yang jajan ke sini petani sama warga sekitar, tapi selama ada pekerjaan tol itu warung jadi tambah ramai," sambungnya.
"(Warung) dapat imbas akibat pembangunan tol juga. warung jadi di tambah ramai karena yang kerja bangun tol kalau jajan ke sini," imbuhnya.
Meski kini kampungnya sepi, dia dan keluarga tidak akan pindah meski ditinggal warga yang lain setelah terdampak pembangunan Tol Solo-Jogja.
"Enggak ada rencana pindah, warung saya juga disini. Di sini sudah tinggal 8 tahun, ya tinggal sama istri dan anak-anak, cucu saya sudah 2. Jadi saya sekarang tinggal 7 orang dalam satu rumah," terang Sumanto saat ditemui Tim TribunSolo.com dirumahnya.
Karena menjadi warga yang tidak terdampak PSN dirinya menjelaskan bahwa untuk kegiatan bermasyarakat dirinya dan keluarga ikut di RT 12.
"Untuk urusan kependudukan saya ikut di RT 12 (Dukuh Ngentak), karena saya pindahan dari sana dan dan sekarang kalau urusan kependudukan ya ke RT 12, kalau ada kegiatan masyarakat saya ikut di RT 12 ," ucap Sumanto.
Sumanto memiliki 2 pekerjaan sekaligus, yaitu sebagai penjual soto sekaligus petani.
Namun dirinya mengaku lebih memilih berjualan soto dari pada menjadi petani.
"Ya selain jualan soto, saya juga tani, tapi penghasilan utama ya tetap dari warung (soto),".
"Kalau soto kan orang selesai makan langsung bayar kalau sawah harus nunggu 3 sampai 4 bulan baru dapat uang," katanya menjelaskan.
Sumanto dan Istrinya mulai buka setelah Salat Subuh sekitar pukul 05.00 WIB hingga sore pukul 14.30 WIB.
Warung soto tengah sawah adalah nama warung soto milik Sumanto, namun seiring pembangunan jalan tol dirinya kepikiran untuk mengganti nama.
"Ini warung soto tengah sawah, ya nanti barangkali kalau jalan tolnya sudah jadi di kemungkinan akan diganti, tapi masih belum tahu namanya apa," ucap kakek 2 cucu tersebut.
"Iya karena sekarang sendirian dan besok kalau tolnya di bangun berarti kan warungnya ada di pinggir tol, mungkin besok nama warungnya jadi di warung soto pinggir tol juga bisa," selorohnya. (TribunSolo.com)
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Sumanto (48) dan keluarga kini menjadi warga terakhir yang menghuni RT 14 RW 5 Dukuh Ngentak, Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo Klaten.
Pasalnya, hampir semua warga di sana meninggalkan tempat tersebut setelah terkena proyek strategis nasional (PSN).
Baca juga: Hanya di Klaten, Satu RT Cuma Ada 1 KK Gegara Banyak Warga yang Pindah Usai Tergerus Tol Solo-Jogja
Tapi siapa sangka, Sumanto yang tak kebagian rezeki ganti rugi pembebasan lahan proyek Tol Solo-Jogja itu, malah dapat rezeki nomplok penggantinya.
Warung Soto milik Sumanto, kini mendadak jadi laris manis.

Bagi dia, pembangunan tol memiliki sisi positif, dengan banyaknya pekerja proyek membuat warungnya semakin laris.
"Alhamdulillah, setelah yang lain pindah, tetap sama ramai, malah tambah ramai karena pekerja yang yang mengerjakan jalan tol kalau sarapan ngopi atau makan siang biasanya di sini," jelasnya sambil mengucap syukur.
"Sebelumnya yang jajan ke sini petani sama warga sekitar, tapi selama ada pekerjaan tol itu warung jadi tambah ramai," sambungnya.
"(Warung) dapat imbas akibat pembangunan tol juga. warung jadi di tambah ramai karena yang kerja bangun tol kalau jajan ke sini," imbuhnya.
Meski kini kampungnya sepi, dia dan keluarga tidak akan pindah meski ditinggal warga yang lain setelah terdampak pembangunan Tol Solo-Jogja.
"Enggak ada rencana pindah, warung saya juga disini. Di sini sudah tinggal 8 tahun, ya tinggal sama istri dan anak-anak, cucu saya sudah 2. Jadi saya sekarang tinggal 7 orang dalam satu rumah," terang Sumanto saat ditemui Tim TribunSolo.com dirumahnya.
Karena menjadi warga yang tidak terdampak PSN dirinya menjelaskan bahwa untuk kegiatan bermasyarakat dirinya dan keluarga ikut di RT 12.
"Untuk urusan kependudukan saya ikut di RT 12 (Dukuh Ngentak), karena saya pindahan dari sana dan dan sekarang kalau urusan kependudukan ya ke RT 12, kalau ada kegiatan masyarakat saya ikut di RT 12 ," ucap Sumanto.
Sumanto memiliki 2 pekerjaan sekaligus, yaitu sebagai penjual soto sekaligus petani.
Namun dirinya mengaku lebih memilih berjualan soto dari pada menjadi petani.
"Ya selain jualan soto, saya juga tani, tapi penghasilan utama ya tetap dari warung (soto),".
"Kalau soto kan orang selesai makan langsung bayar kalau sawah harus nunggu 3 sampai 4 bulan baru dapat uang," katanya menjelaskan.
Sumanto dan Istrinya mulai buka setelah Salat Subuh sekitar pukul 05.00 WIB hingga sore pukul 14.30 WIB.
Warung soto tengah sawah adalah nama warung soto milik Sumanto, namun seiring pembangunan jalan tol dirinya kepikiran untuk mengganti nama.
"Ini warung soto tengah sawah, ya nanti barangkali kalau jalan tolnya sudah jadi di kemungkinan akan diganti, tapi masih belum tahu namanya apa," ucap kakek 2 cucu tersebut.
"Iya karena sekarang sendirian dan besok kalau tolnya di bangun berarti kan warungnya ada di pinggir tol, mungkin besok nama warungnya jadi di warung soto pinggir tol juga bisa," selorohnya. (TribunSolo.com)
0
251
0
Komentar yang asik ya
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan