Pemberitaan tentang Bupati nonaktif Langkat Terbit Rencana Perangin-Angin, karena tertangkap tangan oleh KPK menyisakan cerita yang mengejutkan.

Disini kita tak bicarakan kasusnya namun ada hal yang menarik dimana, di rumah kediamannya ada pusat rehabilitasi narkoba.





Namun BNN bilang tempat itu tidak memiliki ijin, dan menganggap tempat itu bukan untuk rehabilitasi. Tapi yang menarik, perkataan dari mereka yang berada di dalam maupun keluarga mereka itu adalah tempat rehabilitasi. Tentu hal ini membuat berita menjadi simpang siur, sebenarnya apa yang sedang terjadi disana?

Langkat memang bukan kota besar, walau Bupati Terbit ingin berbuat kebaikan untuk warga daerah dan sekitarnya setidaknya bekerjasamalah dengan BNN. Kalau sudah mendapatkan izin, maka pusat rehab itu tentu akan lebih mulia lagi untuk digunakan oleh orang banyak.





Walau uang yang didapat dari cara yang kotor, namun ada saja yang disalurkan untuk kebaikan. Namun kalau melihat suasana kumuh di dalam ruangan besi itu, agak sulit untuk dikatakan sebagai pusat rehab.

Dan BNN sendiri punya standarisasi tempat rehab untuk pecandu narkoba, maka saya kutip apa yang dikatakan pihak BNN.











Lantas bagaimana standarisasi tempat rehab yang baik?

Tentu bukan seperti penjara pada umumnya, pasien rehab juga diberikan pendidikan, keahlian, dan tempat mereka juga tertata dengan rapih dan bersih.

Bukan seperti penjara besi terlebih mereka di pekerjakan sebagai buruh kelapa sawit yang diduga tanpa bayaran. Ini sungguh ironi bila terjadi, namun cukup berbeda dengan keluarga korban rehab, atau mereka yang melakukan rehab.

Saya akan kutip kembali apa yang ada dibenak mereka bila pusat rehab ini ditutup.







Jadi sebenarnya masyarakat membutuhkan tempat rehabilitasi narkoba, namun tak punya uang dan ingin yang gratis. Tentu hidup tak ada yang gratis, karena pusat rehab swasta rata-rata berbayar. Bahkan ada yang untuk kalangan menengah keatas dengan ruangan VIP bak hotel mewah bintang 5.

Harusnya para korban narkoba ini tidak dipulangkan namun di rehabilitasi gratis oleh program BNN. Karena bila tidak direhab bisa kembali menjadi pecandu narkoba.

Bahkan hal itu juga ditegaskan oleh Kepala Biro Humas dan Protokol BNN, Brigjen Pol Sulistyo Pudjo Hartono mengatakan rehabilitasi di BNN diberikan secara gratis.





Namun sosialisasi ke masyarakat awam memang masih kurang, jadi muncullah orang-orang yang ingin berbuat baik namun ada imbalan.

Mempekerjakan orang di pusat rehab sebagai buruh petani sawit tanpa bayaran, tentu saja itu bukan gratis. Hanya saja membayar namun dengan jasa, sekali lagi gratis di negara ini hanya ada dalam program pemerintah. Itupun pemerintah sudah pusing, mengeluarkan dana ini dan itu tapi hasil pajak tidak menutupi pengeluaran.

Setidaknya kasus tertangkapnya Bupati Langkat membuka mata kita masih banyak orang miskin yang dimanfaatkan mereka yang punya kuasa, untuk kepentingan dirinya sendiri. Dengan embel-embel kebaikan, padahal tidak ada ikhlas didalamnya.



Semakin panjang saja PR pemerintah, karena orang-orang yang punya uang ini rata-rata ikut bermain politik dan menjadi orang yang berkuasa di wilayahnya. Baik itu sebagai Bupati, Lurah, Camat, atau Walikota.

Apa yang mereka cari? Tentu saja cuan yang lebih banyak, agar kekayaan yang sudah ada terus bertambah dan bertambah hingga batas yang tak ditentukan.



Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2022
referensi : klik, klik
Pic : google