Membayangkan Nasib Jakarta Sepeninggalnya Ibukota Ke Nusantara

Beranda
Komunitas
Entertainment
The Lounge
Membayangkan Nasib Jakarta Sepeninggalnya Ibukota Ke Nusantara

iskrim

26-01-2022 12:40

Membayangkan Nasib Jakarta Sepeninggalnya Ibukota Ke Nusantara

[ HT# 924 ]

Ya, kabar Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang kini berpenduduk 10,56 juta jiwa (2020) akan 'digantikan' oleh Nusantara sebagai Ibukota baru Indonesia semakin menjadi sebuah kenyataan dan pastinya sejarah baru bagi bangsa Indonesia di bawah pimpinan presiden Joko Widodo.

Nusantara, nama Ibukota baru yang letaknya di propinsi Kalimantan Timur, tepatnya di antara Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara ini ramalkan membawa perubahan besar masa depan bangsa Indonesia karena di dukung infrastruktur dan teritori yang lebih segar dengan semangat baru.

Daerah Khusus Ibukota, Jakarta yang kita kenal menjadi pusat pemerintahan, tempat paling tersibuk di Indonesia dan menjadi impian orang desa mengubah hidupnya sebentar lagi (mungkin) akan banyak beralih ke Nusantara.

Tentu saja, dimana ada gula pasti ada semut maka orang akan berbondong-bondong pergi ke Nusantara, apapun yang terjadi Nusantara pasti menjanjikan perubahan terutama penduduk asli disana, harga-harga dan komoditi pun pastinya akan meroket.

Jakarta yang secara resmi dijadikan Ibukota Indonesia pada 22 Juni 1527 setelah Yogyakarta ini memang sudah sangat tua, di tahun 2021 saja usianya telah mencapai 494 (empat ratus sembilan puluh empat) tahun! Wow, angka cantik yang seharusnya kita ikut bangga karena sampai detik ini Jakarta dengan berbagai denyut kehidupan dan permasalahan yang ada tetap kokoh dan Monas sebagai simbol ibu kota masih tegap berdiri.

Saya sedang berandai, jika Nusantara sudah resmi dan pemerintahan sudah bekerja dengan lingkungan barunya (tentu lebih semangat, kan?) lalu bagaimana dengan nasib warga Jakarta dan sektor perekonomiannya? Akankah nanti masih ditemukan gemerlapnya lampu-lampu kota, hiruk pikuknya jalan raya, tingginya polusi udara, permasalahan sosialnya, langganan banjirnya, bagaimana dengan tingkat kejahatan dan penganggurannya?

Yah, kita sih cuma berharap Jakarta jangan sampai meratap ibarat anak ditinggal orangtuanya pergi mengadu nasib ke kota baru dan Monas (Monumen Nasional) menjadi kesepian karena tidak ada lagi ibu-ibu senam pagi, demo-demo, dan deru konvoi sunmori yang kadang m3mekakan telinga.

Jakarta harus lebih bisa mandiri, lebih seksi, lebih sehat, lebih bahagia, lebih nyaman dan aman untuk ditinggali. Aamiin