mabdulkarimAvatar border
TS
mabdulkarim
Kronologi Sejarawan Bonnie Triyana Dipolisikan di Belanda



Rijksmuseum. Ilustrasi. (AP Photo/Aleksandar Furtula)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pegiat sejarah Bonnie Triyana menciptakan ketegangan di Belanda usai pernyataannya memicu debat panas soal sejarah kelam periode 1945-1947. Dalam memori kolektif di Indonesia, periode itu dikenal sebagai Agresi Belanda. Sementara di Belanda mengenang periode itu sebagai 'Periode Bersiap'.
Ketegangan berawal saat Bonnie meniadakan istilah 'bersiap' dalam galeri pameran yang digelar Rijksmuseum, Amsterdam yang akan dibuka pada 11 Februari dan berlangsung hingga Juni 2022. Pada pameran itu, Bonnie tercatat sebagai kurator tamu.

Dalam ed-op (editorial opinion) ditegaskan tim kurator memutuskan untuk tidak menggunakan kata bersiap sebagai istilah umum yang mengacu pada masa kekerasan di Indonesia pada masa revolusi. Bonnie menilai istilah 'Bersiap' yang digunakan hanya akan menebalkan cap sentimen rasialisme terhadap orang-orang Indonesia semasa periode 1945-1947. 'Periode Bersiap', dalam pandangan Bonnie, selalu menampilkan narasi tentang wajah orang Indonesia yang primitif, biadab, serta tersulut kebencian ras.


"Padahal akar persoalannya adalah ketidakadilan yang diciptakan kolonialisme, yang membentuk struktur masyarakat yang hierarkis secara rasial guna menyelubungi eksploitasi terhadap koloninya," tulis Bonnie dalam sebuah artikel opini di situs NRC, 10 Januari 2022.


Argumentasi Bonnie diungkapkan melalui sebuah fakta-fakta sejarah yang tertulis mengenai kebencian ras yang terjadi di Semarang, Banten, hingga Sumatra. Sebuah kondisi saat kebencian rakyat membuncah terhadap orang-orang Belanda, Tionghoa, hingga pribumi yang mendapat istilah 'kolaborator Belanda' seperti aristokrat, wedana, hingga kesultanan.

Kecaman terhadap Bonnie salah satunya datang dari Federasi Indo-Belanda (FIN) di Den Haag. Mereka menilai apa yang dilakukan Bonnie dan aksinya dalam pameran Rijksmuseum adalah sebuah pemalsuan sejarah. Pihaknya mengklaim sedang mengajukan pengaduan resmi terhadap sang kurator. FIN mengingatkan banyak serdadu Belanda yang tewas usai dibebaskan dari kamp tawanan perang usai Jepang minggat dari Nusantara.  Dalam sejumlah pemberitaan, FIN mengklaim telah melaporkan Bonnie ke Kepolisian Den Haag terkait artikelnya tersebut.

"Pada Kamis (13/1) sore, FIN mengajukan laporan terhadap penyusun atas penghinaan kelompok di sebuah kantor polisi di Den Haag," tulis laporan sejumlah media di Belanda, salah satunya dikutip dari nu.nl.

"Ini tidak lebih dari penolakan periode di mana orang Indonesia mengambil bagian dalam penganiayaan rasis, penyiksaan dan pemerkosaan," pernyataan FIN, melalui Juru Bicara Michael Lentze seperti dikutip dari Dutchnews.nl, 12 January 2022.

"Bahkan para korban harus tunduk pada propaganda Indonesia. Orang-orang yang tidak bersalah dibantai dengan cara brutal." sambung Lentze.

Sementara itu, pihak Rijksmuseum seolah tak ingin terlibat dalam ketegangan tersebut. Pihak museum menegaskan pameran tersebut berfokus pada memori tentang pengalaman pribadi orang-orang yang 'terperangkap dalam konflik besar' daripada masalah rasa bersalah.

Direktur Rijksmuseum, Taco Dibbits mengatakan bahwa kata "bersiap" akan tetap utuh dalam keseluruhan pameran. Menurut Dibbits, adapun esai Triyana mencerminkan "pendapat pribadinya" dan tidak ditinjau oleh departemen komunikasi museum sebelum diterbitkan.

"Kami menafsirkannya dan menempatkannya dalam konteks sejarah semua kekerasan pada waktu itu," kata Dibbits.

"Dalam opini, Bonnie Triyana menunjukkan bahwa dia sendiri lebih memilih untuk tidak menggunakan kata itu," tegasnya.

Pameran Rijksmuseum akan menampilkan 200 objek, termasuk bahan arsip, dokumen, foto, dan lukisan, termasuk tujuh lukisan terpenting dalam sejarah Indonesia sebagai bagian dari pameran. Selain itu, juga ditampilkan Kawan-kawan Repoeloesi oleh Sudjojono dan Biografi II di Malioboro karya Harijadi Sumadidjaja.

Pameran ini dikuratori dua kurator sejarah Rijksmuseum, Harm Stevens dan Marion Anker, serta dua kurator tamu Indonesia: Bonnie Triyana dan kurator Amir Sidharta. Usai gelaran di Amsterdam, pameran serupa juga akan digelar di Museum Nasional pada 2023 mendatang.

(ain/ain)


https://www.cnnindonesia.com/nasiona...ign=cmssocmed.
Londo kepanasan...

FIN organisasi yg kepanasan pas raja Belanda minta maaf ke Indonesia Maret 2020 
dan film De Oost tentang Westerling 
extreme78Avatar border
hanabilAvatar border
tepsuzotAvatar border
tepsuzot dan 5 lainnya memberi reputasi
4
2.9K
42
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan