rocket2019Avatar border
TS
rocket2019
Kupas Tuntas Mitos Hantu Ikan Tulang Bernama Truna Lele

Sumber Gambar:Ghost Parade, 2015

Tentang Truna Lele

Apakah agan-agan Kaskuser sekalian pernah dengar hantu berbentuk ikan bernama “Truna Lele”? Jika belum mari ane perkenalkan dengan hantu unik yang satu ini. Truna Lele adalah makhluk mistis dari golongan hantu berbentuk ikan lele berukuran besar, berwarna transparan, sehingga hanya terlihat kepala dan tulangnya saja. Makna namanya ialah “Truna” yang berasal dari kata “taruna” (berasal dari bahasa Sanskerta) yang berarti “muda” dan “lele yang berarti “ikan lele” (bahasa Latin: Clarias). Jadi, Truna lele bermakna “ikan lele muda”. Makhluk ini sendiri dianggap orang Jawa sebagai makhluk setengah dewa berkekuatan ghaib. [1] [2]

Adapun habitat ikan hantu ini biasanya menempati batu-batu besar yang ada di kedhung, yakni sebuah cekungan sungai atau cekungan kolam sumber mata air artesis. Makhluk ini menampakan diri secara menakutkan apabila ada orang yang mencari lele di tempat tersebut. Jika ia marah, maka ia akan me-“matil” (menyengat dengan sungutnya) orang yang mencari ikan tersebut sampai tewas. Selain itu, makhluk ini pernah dilihat para penduduk memimpin migrasi jutaan ikan lele dari satu tempat ke tempat lainnya. Uniknya, ikan-ikan lele yang dipimpin migrasi itu bahkan dapat berjalan di atas tanah kering kerontang yang tak ada airnya sama sekali. [1] [2]

Versi lainnya, menurut folklor Desa Karanggambas, Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah, menyebutkan bahwa ikan Truna Lele benar-benar ikan yang tidak mempunyai badan utuh (bukan badannya transparan). Melainkan badannya hanya merupakan tulang-belulang saja. Disebutkan bahwa ia adalah raja segala ikan. Menurut cerita setempat, ia disebutkan mampu memerintah semua ikan yang ada di sungai Desa Karanggambas untuk pulang kembali ke Gua Belis tempat asal mereka. Hal ini disebabkan Truna Lele muak dengan keserakahan warga sekitar yang ingin menguasai ikan-ikan di sungai dalam jumlah besar. Truna Lele menganggap para warga itu tidak mensyukuri nikmat Tuhan. [3]


Sumber Gambar:www.ebookanak.com

Asal-usul kemunculan ikan ini ada yang menyebut berkaitan dengan folklor Sunan Kalijaga. Diceritakan Sunan Kalijaga dalam perjalanannya menuju Kerajaan Kajene, di daerah Kuningan, Jawa Barat. Beliau duduk hendak makan siang dengan membakar seekor lele yang barusan ia peroleh di pinggir “Kolam (Balong) Keramat Cigugur” (kini letaknya di Kelurahan Cigugur, Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat) peninggalan Ki Gede Padara. Selesai makan terdengarlah suara adzan dzuhur, Sunan Kalijaga kemudian membuang ikan lele yang tinggal kepala, tulang dan duri itu ke dalam kolam dengan bacaan “bismillahirohmanirrohim” untuk segera bergegas pergi shalat. Ajaibnya ikan lele itu hidup dan berenang ke sana kemari walaupun tinggal kepala dan tulangnya saja. Para penduduk yang kebetulan berada di dekat situ merasa takjub melihat karomahSunan Kalijaga tersebut. Sunan Kalijaga berpesan barang siapa yang beruntung melihat ikan itu, Insha Allah akan mendapat kemuliaan hidup dan semua cita-citanya akan tercapai. Demikianlah folklor dari Jawa Barat terkait asal-usul ikan Truna Lele yang fantastis itu. [4] [5]

Pernah ada upaya mengumpulkan data terkait ikan ini, melalui wawancara terhadap para narasumber yang pernah melihat makhluk ini secara langsung oleh saudara Michael Risdianto dan timnya dari komunitas Wild Water Indonesia. Narasumber pertama yakni Mbah Sukar (kelahiran 1937) dari Dusun Krajan Wetan, Desa Purworejo, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Mbah Sukar menuturkan bahwa ia pernah melihat penampakan Truna Lele pada tahun 1959, memimpin migrasi ribuan ekor lele lewat di jalan beraspal dengan dipandu seekor ular weling(Bungarus candidus) di Perkebunan Karet, Dusun Karangrejo Selatan. Rombongan ini muncul dari arah sungai kecil dekat jalan aspal itu, menuju ke arah barat, di mana memang ada sungai di sana namun jaraknya ±1 km. Mbah Sukar menuturkan bahwa ribuan ikan lele tersebut ‘berjalan’ di darat dengan saling tindih, semacam saling bantu sehingga badannya akan terus licin sehingga mereka bisa ‘berjalan’ terus menuju arah yang di tuju. Kejadian tersebut berlangsung selama kurang lebih setengah jam lamanya dan Mbah Sukar hanya bisa berdiri terpaku saking takutnya. [6]

Narasumber kedua yakni Mbah Sumaji (kelahiran 1957) dari Dusun Kalitelo, Desa Kaliasri, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Beliau menuturkan bahwa ia melihat rombongan ribuan ikan lele dari sungai tempat ia memancing melompat ke tebing (gampengan) di seberangnya yang memiliki ketinggian ±5 meter. Ikan-ikan lele itu dipimpin oleh Truna Lele (ukurannya ±30 cm) diduga bermigrasi menuju sumber mata air yang disebut MbelikCupit (Sumber Cupit) lokasinya ±50 meter dari sungai itu, tepatnya di Kampung Pedot, RT 001, RW 007, Desa Kaliasri, Kecamatan Kalipare. Kejadian itu berlangsung sekitar jam 18:00 WIB pada tahun 1979. Sementara itu di wilayah Malang Selatan sendiri terdapat folklor, dari seorang nenek berusia 117 tahun (di tahun 2017, kelahiran 1900), yang menyebutnya bahwa asal-muasal penciptaan ikan lele berasal dari onthel (bakal buah) tanaman kluwih (Artocarpus camansi). [6]

Tradisi lokal menyebut bahwa boleh mengambil ikan lele yang dipimpin Truna Lele itu asalkan di barisan paling belakang dengan cara menghadangnya dengan menggunakan batang pisang atau pelepah pisang. Jika aturan ini dilanggar maka akan ada musibah menimpa si pengambil. [6] Berikut ini sejumlah keterangan lokasi penampakan Truna Lele di Jawa dan Madura, yang kami himpun dari berselancar di dunia maya.


Sumber Tabel:Original Design by @Rocket2019







KESIMPULAN DAN TAFSIR PRIHAL TRUNA LELE


Sumber Gambar:[url=]@akusopoanglers-www.youtube.com[/url]

1. Berdasarkan Sudut Pandang Antropologi

Sudut pandang ini menggambarkan bahwa Truna Lele adalah “mitos” yang dibuat orang-orang pada zaman dahulu sebagai upaya kearifan lokal untuk melestarikan alam dan habitat yang ada di dalamnya. Hal tersebut dibuat sebagai upaya agar manusia tidak memburu ikan lele atau ikan di sungai secara berlebihan sehingga merusak ekologi. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa “mitos” adalah kisah yang dituturkan leluhur mengenai hal-hal ghaib atau supranatural. Adapun fungsi mitos berkaitan dengan kesadaran ekologi adalah sebagai sarana pendidikan manusia karena ia memuat nilai menghormati alam, nilai konservasi, nilai menghormati mahluk hidup, dan nilai keselarasan ekologi. [13]

2. Berdasarkan Sudut Pandang Biologi


Sumber Gambar:www.aquadiction.world

Sudut pandang ini menggambarkan, boleh jadi ikan Truna Lele itu adalah ikan yang mengalami kelainan genetik sehingga ia tampak kurus dan tinggal tulangnya saja. Atau ikan ini adalah ikan jenis “lele kacaatau ghost catfish (Kryptopterus vitreolus)” yang mengalami pertumbuhan tidak normal, sehingga ukurannya mencapai 30 cm? Lalu, bagaimana dengan kemampuannya berjalan di darat apakah ini kekuatan mistis? Ternyata tidak, hal ini adalah “kemampuan alami dari ikan lele tersebut”. George Burgess, seorang ahli ikan di Florida Museum of Natural History, menjelaskan bahwa lele memiliki organ ekstra yang mendukung insangnya dan membantunya mengambil oksigen dalam udara. Mereka berjalan dengan sirip setelah hujan badai besar melintasi jalan. Lele ini berjalan menuju “ladang yang lebih hijau” untuk mencari pasangan, makanan, atau jika sumber air di kolam mereka mengering. [14] Hal ini sesuai dengan keterangan para narasumber yang pernah melihat Truna Lele.

3. Berdasarkan Sudut Pandang Sejarah-Arkeologi

Sudut pandang ini menggambarkan bahwa Truna Lele adalah salah satu dari Dewa atau Guardian Spirit Localyang disebut “Hyang Iwak”, yang menjaga ekosistem sungai. Hal ini dibuktikan pada masyarakat Pesisir Utara Jawa Timur, khususnya masyarakat Lamongan begitu mengkramatkan ikan lele dan melarang mengkonsumsinya. Tradisi turun temurun penyakralan lele ini dapat dilacak pada prasasti Walambangan (prasasti Jayanegara I) berangka tahun 1316 Masehi dari Lamongan. Pada bagian sisi depan (recto) baris ke-5 prasasti itu tertulis: “… pamūjā hyang iwak, sakinabhaktyanya ri lagi …” (“... pemujaan [kepada] Hyang Iwak, pemujaan yang tiada henti-hentinya …”). Dari prasasti ini diketahui bahwa dewa lokal ini disejajarkan dengan para Dewa Hindu-Buddha. Diduga kuat dewa-dewa lokal ini berasal dari kepercayaan masyarakat pra-Hindu-Buddha di Jawa. Maka tidak heran sampai saat ini lele disakralkan di Lamongan dan juga di daerah Gua Rengel, Tuban. [15] [16]

4. Berdasarkan Sudut Pandang Metafisika (Mistis)

Sudut pandang ini menggambarkan makhluk ini memang benar-benar makhluk mistis (Jin) yang berasal dari dimensi ghaib atau dunia paralel. Banyak mitos di Jawa menyebutkan bahwa makhluk ini adalah peliharaan Dahyang (Guardian Spirit) Desa yang bertugas khusus menjaga di wilayah sungai dan sumber mata air suatu desa. Sedangkan menurut ‘teori liar’ dunia paralel, boleh jadi makhluk ini adalah “alien” dari dimensi Bumi yang lebih tinggi. Dunia paralel itu sebut saja “Kimpurusa-loka” (Planet Kriptid) dalam bahasa Sanskerta. Disebutkan bahwa para alien kriptid di universeini banyak mengembangbiakkan spesies-spesies Bumi kita yang hampir punah. Itulah sebabnya kadang kita sering melihat penampakan Harimau Jawa dan Bali kadang menunjukkan penampakannya kepada kita walaupun mereka dianggap sudah punah. Hewan-hewan itu menampakan diri sekilas ketika mereka keluar dari “Kimpurusa-loka”. [17]

Well, itulah teori-teori dari fenomena penampakan ikan Truna Lele, mana teori yang benar? kami kembalikan kepada para pembaca Kaskuser sekalian. See you to the next threads, guys … Bye …




Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:
Diubah oleh rocket2019 18-01-2022 01:45
pulaukapokAvatar border
yosefulAvatar border
bond_tomy2002Avatar border
bond_tomy2002 dan 51 lainnya memberi reputasi
50
15.5K
213
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan