Segmen update kembali hadir dengan pembahasan singkat berita alutsista dari dalam dan luar negeri, kali ini ada dua kabar menarik yang akan TS sampaikan. Mari kita simak selengkapnya di bawah ini




Mengutip artikel dassault-aviaton.com, dilaporkan bahwa Kroasia telah setuju untuk mengakuisisi 12 Rafale bekas dari Prancis. Kontrak untuk akuisisi pesawat tersebut ditandatangani di Zagreb pada 25 November 2021, acara tersebut dihadiri oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Republik Kroasia Andrej Plenković, Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Florence Parly, CEO Dassault Aviation Eric Trappier menandatangani hari ini di Zagreb serta Menteri Pertahanan Kroasia Mario Banozic.

Mengutip artikel Reutersdalam kontrak tersebut Prancis akan memberi dukungan logistik serta pelatihan kepada pilot dan teknisi dari pesawat. Kontrak penjualan selusin Rafale bekas itu bernilai 1 miliar euro (US$ 1,12 miliar). Enam pesawat pertama akan dikirim pada akhir 2023 dan sisanya pada 2024.

Kroasia sendiri mengumumkan rencana pembelian Rafale pada Mei 2021 lalu untuk memodernisasi angkatan udaranya. Rafale yang akan dijual merupakan varian F3R yang akan dipersenjatai dengan rudal udara ke udara MICA, bom AASM, dan meriam 30 mm dengan amunisinya. Rata-rata pesawat yang dijual masih memiliki usia pakai 10 tahun, di mana pesawat bekas ini masih bisa digunakan untuk 30 tahun lagi.

Sebelum memilih Rafale, Kroasia telah menerima tawaran lain termasuk F-16V baru dari Amerika Serikat, pesawat Gripen JAS-39 baru dari Swedia, dan F-16 bekas dari Israel. Namun, pembelian F-16 bekas Israel tidak direstui oleh AS. Jet Prancis akan menggantikan beberapa MiG-21 era Soviet yang masih beroperasi dan beberapa kali sudah mengalami modifikasi. Sebagian besar MiG awalnya diambil dari militer Yugoslavia yang mencoba menghentikan pemisahan Kroasia dari bekas federasi yang didominasi Serbia.

Kroasia yang merupakan anggota NATO sejak 2009 dan Uni Eropa sejak tahun 2013 sedang dalam perlombaan senjata mini dengan sekutu Rusia yang merupakan tetangganya sendiri, yaitu Serbia. Di mana baru-baru ini Serbia menerima enam jet tempur MiG-29 bekas dari Rusia dan empat lagi dari jenis yang sama dari Belarus.




Mengutip laporan indomiliter.com, TNI AL kini sedang menunggu peluncuran kapal cepat rudal alias KCR-60M kelima yang dibuat oleh PT PAL. Di mana kapal tersebut saat ini sudah menuju tahap akhir dan akan diluncurkan dalam waktu dekat, kapal terbaru ini akan diberi nomor lambung 625 dan akan diberi nama "KRI Kapak."FYI nomor lambung 625 sebelumnya dipakai oleh KCR Klewang yang terbakar habis pada tahun 2014 lalu.

Sekilas spesifikasi senjata dari KCR-60M adalah sudah dipasangnya meriam Bofors 57 Mk.3 pada kapal kelima tersebut. Kepala Humas PT PAL Indonesia, Utario EP mengatakan kepada indomiliter.com bahwa, dalam kontrak akan ada dua kapal yang dipasangi Bofors 57 MK.3, yaitu KCR-60M kelima dan keenam.

Bofors 57 MK.3 sejatinya adalah nama internasional dari varian Bofors 57 Mk110. Meski kalibernya tidak besar, yakni hanya 57 mm, namun meriam ini memiliki reputasi yang baik dan dipercaya memperkuat beberapa kapal perang ternama di dunia. Menurut indomiliter.com meriam ini mengandalkan pola single remote, di mana kendali tembakan dilakukan lewat Fire Control System.

Jika sistem komputer tidak bisa berfungsi, kendali tembakan masih dapat dilakukan lewat Local Control Equipment yang dapat ditempatkan dari berbagai sudut kapal. Sistem tembakan meriam ini bersifat otomatis, sementara sistem pemuatan yang terkomputerisasi dapat menyiapkan 120 munisi yang siap tembak. Secara keseluruhan, Bofors 57 mm ini dapat memuat 1.000 munisi

Jarak tembak maksimum Bofors 57 mm MK.3 mencapai 17.000 meter, dengan kecepatan 4 proyektil per detik yang dapat ditembakan. Kecepatan luncur proyektilnya mencapai 1.035 meter per detik. Sementara sudut laras meriam punya elevasi mulai dari -10 sampai 77 derajat. Untuk bobot sistem senjata tanpa munisi adalah 7 ton, bila diisi 1.000 munisi, bobot keseluruhan bisa mencapai 14 ton. Sebagai tambahan informasi laras Bofors 57 mm MK.3 harus diganti jika sudah mencapai 5.300 kali tembakan. Kapal Cepat Rudal (KCR) 60M produksi PT PAL Indonesia sebagian akan dipasangi meriam Bofors 57 MK.3 buatan BAE Systems, pihak BAE Systems merilis kabar itu pada Agustus 2019.





Sekilas tentang KCR-60M buatan PT PAL, kapal ini tergabung dalam Kelas Sampari, di mana sudah ada 4 kapal yang dibangun dalam kelas ini. Sebelumnya PT PAL Indonesia telah membangun 3 unit platform berbeda dari KCR 60 Meter. Pembangunan batch #1 yaitu KRI Sampari-628, KRI Tombak-629, dan KRI Halasan-630. Pada batch #2 dibangun platform KRI Kerambit-627 yang kemudian diikuti dengan proyek Fitted For But Not With (FFBNW) pada sistem sensor dan senjata KRI Kerambit-627.

Terdapat dua tipe pembangunan kapal perang, yaitu "platform" saja atau "secara lengkap platform dengan sistem sensor dan senjata."Untuk kapal perang yang dibangun hanya platform-nya saja, maka setelah selesainya pembangunan platform akan diikuti dengan program instalasi sistem sensor dan senjata sesuai kebutuhan. Mengutip artikel pal.co.id, KCR-60M Batch 3 punya spesifikasi sebagai berikut:

Panjang: 60 meter
Lebar: 8,10 meter
Berat: 500 ton
Kru: 55 orang
Kecepatan Maksimal: 28 knot pada kondisi full load
Endurance: 5 hari
Jarak Jelajah: 2400 Nm pada kecepatan 20 knot





Demikian sekilas update berita terbaru dari dalam dan luar negeri, semoga bisa bermanfaat dan sampai jumpa