qoni77
TS
qoni77
Maut Ternyata Bisa Datang Secara Tak Terduga



Yang Menjadikan Gelap Itu, Ya Gelap Itu Sendiri



Adalah kebiasaan saya, melihat status teman yang menarik. Namun ada nada berbeda dari tulisan seorang teman yang beberapa bulan lalu baru saja melangsungkan pernikahan. Teman tersebut tinggal di salah satu kota di Jawa Timur, Lumajang.



Saat itu di beberapa bulan lalu– saat teman yang kerap kusapa dengan kata Dam menikah– dan saya sedang mengunjungi rumah kakek di Jember.



"Alhamdulillah bertemu kakek, Jember."

Saya menulis di status untuk memberitahukan tentang aktivitas yang saya lakukan. Barangkali ada teman yang sedang membutuhkan saya, biar tidak bingung dan nanya keberadaan saya.


"Bunda perjalanan ke Jember, ya? Ayo Bunda mampir ke acara pesta pernikahan saya, Bunda. Saya tunggu ya, Bunda!"

Dia Dam, memberikan undangan pernikahan secara mendadak kepada saya melalui pesan singkat setelah melihat status saya.


"Alhamdulillah, Mas. Wah saya bersama keluarga besar ini, kalau mau mampir kok kurang nyaman, hehehe. Maaf, ya!" atur saya merasa tidak enak hati.



"Mampir, Bunda! Kan sudah dekat. Saya dikado buku dari Bunda, ya?" tawarnya meminta buku yang beberapa hari lalu saya tampilkan di status saya.



"Maaf ya, Mas Dam. Insya Allah lain kali. Selamat atas pernikahannya ya. Semoga sakinah mawwadah warokhmah."


"Iya, Bunda. Terima kasih atas doanya, Bunda."


"Sama-sama, Mas Dam. Itu istrinya cantik sekali!" puji saya saat melihat foto keduanya di profilnya.


"Harus dong, Bunda!"


"Mantap, Barokallah!"



***


Kemarin saat melihat-lihat status teman di aplikasi pesan singkat, saya tiba-tiba tertarik buat melihat status Dam. Rasanya ada yang menggerakkan hati saya. Di sana saya melihat sesuatu yang berbeda. Mas Dam tidak lagi menampilkan fotonya bersama istri, melainkan sebuah foto bersama gadis kecil.




Hingga yang membuat saya berpikir ada sesuatu yang tidak biasa adalah sinar mata mas Dam, meski dalam fotonya tadi dia tersenyum dan seperti biasa memperlihatkan giginya yang gingsul. Selajutnya disusul dengan statusnya pada jam dua belas malam lewat beberapa menit.


"Yang menjadikan gelap, ya gelap itu sendiri." Tulis Mas Dam dalam status. Entah mengapa dada saya merasa sesak hanya dengan membacanya, seolah-olah saya turut merasakan kesedihan luar biasa yang barangkali ditularkan dari status tersebut.



'Apa ini?' batin saya tak paham. Sejurus kemudian saya menyapa mas Dam dalam pesan singkat.



"Mas Dam apa kabar?"


"Alhamdulillah baik, Bunda."


"Alhamdulillah kalau begitu. Saya turut senang mendengarnya."



"Cuma bathin dan pikiran masih entah," balas mas Dam disertai emoticon merana.

Saya tidak mau bertanya, tapi kok hati saya berat, akhirnya saya beranikan diri untuk menanyakan sesuatu yang sedari awal saat melihat status mas Dam telah membuat dada saya sesak.


"Istri baik, Mas?"

Saat menuliskan itu badan saya bergetar dan darah saya berdesir hebat.


"Sudah meninggal."


Akhirnya rasa penasaran saya terjawab dah kenyataan itu membuat saya paham bahwa seseorang bisa pulang kapan saja.


"Ya Allah baru berapa bulan pernikahan Mas? Sakitkah, Mas?" Tanya saya dengan emoticon nangis.



"Baru lima bulan, Bunda. Tidak sakit, cuma sering muntah karena hamil muda."






Kisah nyata TS
ceuhettykubelti3indrag057
indrag057 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
1.9K
16
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan