Lama dewakere tidak membuat tread sampai di tegur om @iskrim  yang menbuat hawa keberadaan dewakere semakin samar di forum tercinta ini hehehe. Akhirnya pada hari ini "im back" membuat tread dengan judul yang mungkin sedang treding di twitter dua hari belakangan tentang seorang polisi yang membanting mahasiswa yang sedang aksi turun ke jalan dengan gaya smackdown.

Concern Dewakere disini melihat dari sisi edukasi dulu mungkin pak polisi belum tahu bahwa semua kegiatan yang ada di smackdown itu hanya rekayasa dan gerakan-gerakan yang ada juga dilakukan di matras khusus yang bisa memantulkan benda jatuh sehingga tidak sakit. Sedangkan di video tersebut pak polisi yang terhormat membanting mahasiswa tersebut dengan ala smackdown di tanah lapang sehingga efek yang ditimbulkan menjadi lebih sakit.

Apalagi pada saat sebelum tragedi membanting ini pak polisi juga menendang tulang ekor mahasiswa, sedangkan jika tulang ekor kenapa-kenapa itu bisa menyebabkan masalah syaraf dan otot yang serius dan tidak banyak juga orang yang meninggal dunia ketika jatuh pada saat tulang ekornya menyentuh tanah terlebih dahulu.

Sekarang kita bahas pada saat dewakere menjadi mahasiswa dulu dewakere adalah seorang aktivis yang tidak jarang melakukan aksi turun ke jalan. Jadi dengan hal-hal yang berbau demokrasi dewakere sudah tidak heran lagi. Sepengalaman dewakere di bangku kuliah selama 6 tahun waktu kita demo polisi hanya menjadi dinding terdepan dan ada kordinator yang selalu bicara dari megaphone "jangan terprovokasi, jangan terprovokasi". Bahkan ketika demo parah pasir besi di Jember ada pedagang yang sengaja melempar batu ke arah polisi yang menjaga gerbang DPR Jember kordinatornya selalu memberi tahu polisi agar rapat dan tertib barisan dan hanya membatasi mahasiswa agar tertib.

Worst case ketika sudah chaos polisi di Jember sebisa mungkin tidak membalas lho, mungkin jika kami keterlaluan dipukul sekali dengan pentungan hanya sebagai peringatan dan jika sudah bentrok mereka hanya menahan dan sebisa mungkin tidak membalas kami.

Pernah sekali saya diciduk ke kantor polisi karena aksi turun kejalan tersebut berlangsung chaos, setelah kami di tanya-tanya ada beberapa polisi yang di hukum karena terpancing emosi karena sedang sedang mengawasi aksi turun kejalan kami lho.

Melalui hal ini akhirnya saya sadar dan sangat mengapresiasi Polres Jember karena selama menjadi mahasiswa dan turun kejalan tidak ada aksi brutal dan bahkan sampai smackdown yang dilakukan. Bahkan kami bisa melakukan aksi turun ke jalan dengan nyaman dan tenang.

Walaupun sudah ada video permintaan maaf, video penjelasan mahasiswa tetap saja perlakuan tersebut harus diproses agar memperbaiki citra polisi yang sudah buruk. Jangan hanya dengan permintaan maaf, tanda tangan materai dan video klarikasi semua bisa selesai. Karena ini membawa nama lembaga harusnya di proses sesuai dengan prosedur dan bagaiamana penyelesaian terbaiknya, jika hanya maaf akhirnya menjadi standard di Indonesia jika kita membuat salah cukup video klarifikasi dan permintaan maaf bermaterai