Nampaknya saat ini hubungan Perancis dengan Australia dan Amerika Serikat sedang tidak baik-baik saja. Menarik ketika Perancis menarik dubesnya baik itu di AS maupun Australia akibat pihak Australia membatalkan kesepakatan membeli kapal selam Prancis demi kapal AS bertenaga nuklir, dan sistem rudal tomahawk.

Ternyata antara sekutu saat ini saling berseteru, uni eropa pun kecewa tidak dilibatkan kemitraan baru yang dikenal dengan AUKUS (Australia, Inggris, AS), peta politik dunia memang sedang memanas namun dari kebijakan ini China yang ketar ketir.



Ketika mereka mencoba untuk membuat jalur sutera modern, sekutu AS satu persatu mulai mempunyai kekuatan nuklir. Walau bukan hulu ledak nuklir, namun China sudah mulai waspada dengan Australia terlebih saat ini Laut China Selatan semakin panas.

Mereka anggap Australia juga bisa menjadi target kalau bertindak macam-macam, terlebih China saat ini dinilai politik otoriternya sangat mengerikan seperti ingin mencaplok Taiwan dibawah kekuasaaannya.



Bahkan China tak segan juga bersinggungan dengan India, walau belum ada satupun peluru yang lepas dari moncong pihak AUKUS dan juga China namun melihat gurita China dibidang perekonomian tentu bisa membuat ekonomi dunia lumpuh bila terjadi perang secara fisik.

Hampir semua bahan baku murah di produksi oleh China, bayangkan bila mereka menjegal Impor AS. Karena ada dokumen 551 yang mengatur hingga 100% penggunaan konten lokal China di negaranya, tentu hal ini akan mengurangi impor dari negara lain.



Sepertinya politik dunia semakin hari semakin tidak kondusif, lalu bagaimana dengan Indonesia yang dijepit oleh China dan juga Sekutu. Kita tahu saat ini Indonesia sedang mesra dengan China, namun hanya dibidang bisnis dan Industri.

Tapi di bidang militer apalagi sebagai negara non blok seakan bermain dua kaki, ini yang bahaya ditakutkan bisa saja dari kedua blok memainkan peran dan hasilnya Indonesia dipaksa bubar.

Karena secara strategis Indonesia akan menjadi kunci bila secara fisik terjadi, menarik bila ternyata ada buku dengan judul “GHOST FLEET” yang di karang oleh : PW Singer dan August Cole telah memberikan sedikit titik terang dimana posisi Indonesia saat itu.

Dimana saat ini China dan AUKUS di dunia nyata memang terjadi, namun dibuku itu skenario Perang Dingin yang mendidih berubah panas. Setidaknya ini adalah gambaran besar yang masuk akal, bahwa suatu hari nanti bisa saja yang dibukukan dan berupa novel menjadi kenyataan dengan adanya perang dengan kekuatan besar, karena buku ini memiliki catatan senjata yang akan dipakai seperti railgun, STIMS, drone, cyber war.



Karena dimasa perang dingin kali ini Amerika tidak sekuat dulu ketika menghadapi Uni Soviet, dimana mereka kalah karena ekonomi yang carut marut. Saat ini China lebih siap segalanya dari segala sisi, baik itu jumlah penduduk, militer, ekonomi dan kekuatan politiknya pun besar.

Terlihat dengan China yang berhasil menundukkan negara lain karena krisis hutang dengan China mereka akam mengambil asset mereka seperti Srilanka, dan beberapa negara Afrika yang telah dikuasai China.



Indonesia yang sedang digoyang dengan isu anti komunis memang sengaja dipertahankan untuk membendung kekuatan China di Indonesia, tapi sayang isu itu sudah basi dikalangan kaum milenial, bahkan nasionalisme mereka juga pudar.

Yang ada hanya satu kalimat" apa yang negara berikan untuk saya! Bukan apa yang saya berikan untuk negara" itu semua karena ketidak adilan yang banyak dirasa, terlebih saat ini persatuan Indonesia mulai rapuh dengan banyaknya idiologi yang hadir.



Ketika itu terjadi cerita Ghost Fleet apakah menjadi nyata, karena saat itu Indonesia sudah tidak ada! Kalau kata Bapak Prabowo wes Bubar.

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik, klik, klik, klik
Pic : google