si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
Ditelikung Teman Sendiri, Prancis Gagal Menjual Kapal Selam ke Australia
Kabar terbaru datang dari Australia, di mana salah satu keputusan yang dibuat Negeri Kanguru tersebut telah memicu bara api diantara teman sendiri. Mengutip laporan Naval Newspada hari Kamis (16/09/2021) mengatakan bahwa, Pemerintah Australia membatalkan kesepakatan kontrak program kapal selam diesel listrik yang diberi nama Kelas Attack. Prancis menyebut keputusan yang diambil Australia bertentangan dengan surat dan semangat kerja sama yang berlaku antara kedua negara, berdasarkan hubungan kepercayaan politik seperti pada pengembangan basis industri dan teknologi pertahanan.

Naval Group yang ditunjuk sebagai manufaktur kapal selam pada tahun 2016 juga mengutarakan kekecewaan atas keputusan Australia, padahal selama lima tahun tim Naval Group yang berada di Prancis dan Australia telah memberikan yang terbaik sekaligus memenuhi semua komitmennya. Alasan dari penghentian program pembangunan kapal selam Attack Class karena Australia memilih bergabung bersama Amerika Serikat dan Inggris untuk mengembangkan kapal selam nuklir. Di mana proyek kapal selam tersebut diberi nama Future Submarine Program.

Pada tahun 2016 melalui kompetisi yang ketat, pihak Naval Group berhasil memenangkan kontrak untuk pembuatan kapal selam diesel listrik untuk Australia. Desain dan teknologi kapal selam sepenuhnya milik Naval Group, sementara untuk pembangunan kapal selam kabarnya akan dilakukan di Australia. Kontrak dengan Naval Group mencakup pembangunan 12 unit kapal selam senilai Aus$ 50 miliar dan sebenarnya pada Maret 2021 kedua negara telah menyepakati untuk melanjutkan program pembangunan kapal selam diesel listrik tersebut. Tak heran jika Prancis kecewa berat dengan keputusan Australia, lantaran nilai kontrak pengadaan yang cukup besar.

Namun, pada perkembangannya nilai pengadaan kapal selam Kelas Attack justru membengkak menjadi Aus $90 miliar atau setara US$ 70 miliar. Faktor inilah yang menjadi pertimbangan pemerintah Australia untuk berpaling ke Amerika. Menurut mereka biaya program kapal selam diesel listrik itu terlalu mahal. Selain memilih paket kapal selam nuklir dari AS, Australia juga sudah memutusakn untuk akuisisi senjata lainnya dari AS. Salah satunya adalah rudal jelajah Tomahawk yang rencanaya akan dipasang pada kapal perusak Kelas Hobart. Selain Tomahwak Australia juga tertarik mengakuisisi rudal Joint Air-to-Surface Standoff Missiles (JASSM) yang rencananya akan dipasang pada F-35 dan F/A-18 Super Hornet.



Quote:



Di lain pihak rencana Australia untuk membeli kapal selam nuklir juga sudah sampai ke sekutu dekat mereka, yakni Selandia Baru. Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan bahwa, Perdana Menteri Australia Scott Morrison telah menginformasikan kepadanya soal rencana Negeri Kanguru mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir dengan bantuan Amerika Serikat dan Inggris. Dan jika kelak kapal selam tersebut sudah beroperasi, kapal selam nuklir itu tidak boleh masuk ke wilayah perairan Selandia Baru.

Perlu diketahui bahwa sejak tahun 1985 Selandia Baru memang melarang kapal selam nuklir melintasi wilayah perairannya, dalam kasus Australia Ardern mengatakan tetap akan meneraplan aturan tersebut dan tidak akan merubahnya, meski Australia adalah sekutu utamanya. Ardern juga mengatakan kekhawatirannya pada program kerja sama AUKUS antara Inggris, AS dan Australia. Menurutnya hal tersebut telah mengecilkan implikasi kemitraan “Five Eyes” yang melibatkan AS, Inggris, Australia, Kanada, dan Selandia Baru.

AUKUS sendiri merupakan singkatan dari Australia (A), UK (Inggris), dan US (Amerika). Program sekaligus aliansi ini diluncurkan setelah Australia resmi membatalkan kontrak akuisisi kapal selam diesel listrik Kelas Attack dari Naval Group. Mengutip informasi dari Naval News, rencananya Australia akan mendapatkan 8 kapal selam nuklir dari program AUKUS. Dan rencanaya mereka akan membangun kapal selam nuklir tersebut di Adelaide. Terkait degan program AUKUS, pemerintah Australia juga telah membentuk Satuan Tugas Kapal Selam Bertenaga Nuklir yang dipimpin oleh VADM Jonathan Mead AO untuk memfasilitasi peran Australia dalam AUKUS.


Quote:



Kapal selam bertenaga nuklir memiliki karakteristik siluman (stealth), kecepatan, kemampuan manuver, kemampuan bertahan, dan daya tahan yang hampir tak terbatas, jika dibandingkan dengan kapal selam konvensional. Kapal selam dapat menggunakan kendaraan bawah air tak berawak dan juga dapat membawa senjata yang lebih canggih dan lebih banyak. Kemampuan ini memungkinkan kapal selam bertenaga nuklir untuk beroperasi di daerah yang diperebutkan dengan resiko deteksi yang lebih rendah.

Proses transisi ke kapal selam bertenaga nuklir merupakan lompatan kemampuan substansial yang besar untuk Angkatan Laut Australia. Mengingat eskalasi konflik di kawasan Indo Pasifik, jika diteliti lebih lanjut, Negeri Kanguru memang membutuhkan kapal selam nuklir untuk mengimbangi China sekaligus mendukung operasi militer AS.

Pemerintah Australia sendiri berkomitmen untuk memaksimalkan partisipasi industri pertahanan Australia dalam program ini. Peluang untuk partisipasi industri Australia berkisar dari desain kemampuan hingga manajemen proyek yang kompleks, hingga kegiatan konstruksi.


Quote:



Demikian sedikit informasi yang bisa TS sampaikan pada kesempatan kali ini, tetap semangat dan jaga kesehatan. Sampai jumpa emoticon-Angkat Beer





Referensi Tulisan: 1.2.3.4
Ilustrasi Foto: U.S. Navy, Naval News, Naval Group
Diubah oleh si.matamalaikat 18-09-2021 03:03
iskrimAvatar border
KarateKid5Avatar border
zeze6986Avatar border
zeze6986 dan 13 lainnya memberi reputasi
14
5.1K
46
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan