tribunnews.comAvatar border
TS
MOD
tribunnews.com
Suroto Diundang ke Istana Kepresidenan: Peternak Ingin Harga Jagung yang Wajar
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Peternak ayam yang membentangkan poster ke arah Joko Widodo, Suroto, akhirnya bertemu dengan Presiden di Istana Kepresidenan, Rabu (15/9/2021).

Suroto datang bersama sejumlah peternak lainnya yang diundang untuk berdialog dengan Presiden Jokowi.

Ia berangkat bersama dua peternak lainnya dari Blitar yakni Sukarman sebagai ketua Koperasi PUTERA dan Rosi Asifun, Ketua Asosiasi Peternak Ayam Petelur Blitar.

Diketahui, Seroto dan 2 peternak lain tiba di Jakarta pada Kamis (16/9/2021) pagi.

"Peternak ingin Harga Jagung yang Wajar"

Saat berdialog, Jokowi ditemani Menteri Pertanian Sahrul Yasin Limpo dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.

Kala itu, Suroto mendapatkan kesempatan pertama untuk menyampaikan aspirasinya ke Jokowi.

Ia meyebut, apa yang disampaikannya tidak jauh beda dengan isi poster yang ia bentangkan saat Jokowi ke Blitar.

Presiden Joko Widodo bertemu peternak ayam asal Blitar, Suroto, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (15/9/2021).

Suroto mengaku, setelah mendengarkan permintaannya, Jokowi langsung mengiyakan untuk melakukan pengadaan jagung dengan harga seperti ketetapan yang telah dibuat Kementrian Perdagangan, yaitu Rp 4.500 per kilogram.

"Jadi langsung dijawab Pak Jokowi tanpa minta konfirmasi ke Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan. Ya untuk jagung segera diadakan (Rp) 4.500 dan disediakan 30.000 ton", tutur Suroto menirukan ucapan Jokowi, mengutip Kompas.com.

Suroto berharap kepada Presiden, agar keputusan di pertemuan tersebut segera terealisasikan.

Minta Maaf pada Jokowi
Usai berdialog, Suroto bercerita, staf Istana meminta Suroto tetap di tempat. Ia kemudian berbincang sejenak dengan Jokowi.

Pada kesempatan yang sama, Suroto pun menyampaikan permohonan maaf atas aksinya yang membentangkan poster yang dianggap bergulir ke ranah politik.

Namun tak disangka, kata Suroto, Jokowi justru mengucapkan terimakasih padanya..

"Pak Jokowi bilang, justru saya berterima kasih, kalau tidak ada poster kamu, saya tidak tahu keadaan di bawah, itu saya tidak tahu. Karena kadang laporan enggak sampai," tutur Suroto menirukan ucapan Presiden Jokowi.

Ucapan terimakasih yang dilontarkan Jokowi tak pernah Suroto duga.
Lantaran, ia menganggap aksi membentangkan poster tersebut sudah membuat Jokowi kerepotan menghadapi kritikan.

Selain itu, Suroto juga mengucapkan terimakasih karena aksi nekatnya itu justru dibalas dengan undangan ke Istana Presiden.

"Bukan hanya itu, saya juga mendapat kesempatan berfoto dengan beliau dan bahkan diajak ngobrol berdua," ujar Suroto mengutip Kompas.com.

Dianggap Pahlawan

Suroto ternyata dianggap sebagai pahlawan usai peristiwa membentangkan poster di Jalan Moh Hatta, Blitar, Selasa (7/9/2021).

Karena kejadian itulah, suara peternak menjadi didengarkan oleh Presiden.

Tidak hanya itu, Suroto adalah satu-satunya peternak yang berhasil lolos pengamanan polisi.

Saat Jokowi melintas, sebenarnya para peternak hendak beraksi membentangkan poster secara bersamaan.

Namun, menurut Wakil Ketua PPRN, Suryono, saat sembilan orang peternak menunggu di warung kopi, aparat pengamanan justru meminta mereka berpindah ke belakang warung.

Selain itu, akses dari warung tersebut dikunci selama Jokowi berkunjung, sehingga mereka tidak bisa mendekat ke lokasi, seperti mengutip Kompas.com.

"Ketika teman-teman yang lain tertahan, Pak Suroto malah berhasil membentangkan poster di area kunjungan Jokowi," kenang Suryono, megutip Kompas.com, Selasa (14/9/2021).

Ia kemudian sempat diamankan polisi untuk diperiksa hingga akhirnya dilepaskan.
Polisi meringkus pria yang membentangkan poster ke arah Jokowi di Kota Blitar, Selasa (7/9/2021) (KOMPAS.COM/ASIP HASANI)

Aset Sudah "Dipatok" Ayam
Suryono menuturkan, Suroto merupakan salah satu peternak yang mengalami kebangkrutan seperti peternak ayam telur lainnya.

Menurut Suryono. Suroto sendiri mengaku, sebelum pandemi ia pernah memiliki ayam petelur hingga 15.000 ekor, namun kini hanya tersisa kurang dari 5.000 ekor.

"Semakin besar jumlah ayam yang kita miliki, semakin cepat menghabiskan aset yang kita miliki," kata Suryono.

Akibat hal itu, Suroto menjual sejumlah aset seperti tanah, mobil, dan sepeda motor, untuk menutup angsuran pinjaman di bank.

"Sama seperti saya, jual tanah, jual kayu di kebun. Sudah ratusan juta, tapi semuanya dipatok ayam, habis. Terakhir saya jaminkan sertifikat rumah ke bank," kata dia.

Suroto merupakan salah satu pegiat asosiasi peternak ayam petelur di wilayah Blitar.
Bisa dikatakan, ia sebagai salah satu penggagas berdirinya PPRN.

PPRN sendiri adalah wadah organisasi peternak ayam petelur.

"Beda seperti pengurus yang lain yang memang sering terlibat mengurus perizinan kegiatan. Pak Suroto jarang tampil," pungkasnya.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Anindya)


0
357
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan