- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Memandang dari Pinggir Arena
TS
panduwinarno
Memandang dari Pinggir Arena
Ane menulis topik ini setelah terinsipirasi novel berjudul the Class karya Erich Segal yang merupakan novel ke-6, diterbitkan pada tahun 1985, berkisah tentang mahasiswa di kelas Universitas Harvard 1958. Sepanjang kisahnya mengulas pada lima anggota fiksi dari kelas ini: Andrew Eliot, Jason Gilbert, Theodore Lambros, Daniel Rossi, dan George Keller dan perjalanan hidup mereka pasca lulus dari Harvard.
Andrew Eliot, sebagai tokoh "aku" merupakan mahasiswa biasa-biasa saja, tidak menonjol, dan tidak ingin populer atau jadi pusat perhatian. Luwes dan dapat berteman dengan mahasiswa dengan beragam latar belakang. Sebagian tokoh dari novel ini adalah tokoh nyata - George Keller dugaan saya mewakili sosok Henry Kissinger, menteri luar negeri legendaris Amerika Serikat.
Belakangan ane menyadari, bahwa figur Eliot - merupakan karakter orang yang lebih nyaman untuk mengamati, memandang sesuatu dari pinggir arena. Menjauhi konflik dan konfrontatif. Mirip sekali dengan ayah ane, dan menurun ke ane.
Ayah ane, sebut saja Tole - belum 1 tahun usianya, sudah ditinggal wafat ibunda. Usia 4 tahun, agresi militer Belanda masuk ke Jawa Tengah dan Yoga. ayah digendong kedua mbakyunya yg saat itu beranjak remaja, mengungsi ke pegunungan Kebumen - Purbalingga. Kemudian, ayahnya memutuskan mencoba peruntungan, hijrah ke pinggiran suatu kota besar di Sumatra. Menyusul kerabatnya yang lebih dulu membuka hutan dan membuat kebun, ladang dan sawah. Tak lama, kedua mbakyunya menikah, Tole di usia 10 tahun, bersama kedua kakak laki-lakinya menyusul ayah mereka yang sudah 2 tahun di tanah Sumatra. Ayah mereka sudah menikah lagi. Tole hidup dari paman ke paman. Surau dan ladang adalah tempatnya bermain.
Andrew Eliot, sebagai tokoh "aku" merupakan mahasiswa biasa-biasa saja, tidak menonjol, dan tidak ingin populer atau jadi pusat perhatian. Luwes dan dapat berteman dengan mahasiswa dengan beragam latar belakang. Sebagian tokoh dari novel ini adalah tokoh nyata - George Keller dugaan saya mewakili sosok Henry Kissinger, menteri luar negeri legendaris Amerika Serikat.
Belakangan ane menyadari, bahwa figur Eliot - merupakan karakter orang yang lebih nyaman untuk mengamati, memandang sesuatu dari pinggir arena. Menjauhi konflik dan konfrontatif. Mirip sekali dengan ayah ane, dan menurun ke ane.
Ayah ane, sebut saja Tole - belum 1 tahun usianya, sudah ditinggal wafat ibunda. Usia 4 tahun, agresi militer Belanda masuk ke Jawa Tengah dan Yoga. ayah digendong kedua mbakyunya yg saat itu beranjak remaja, mengungsi ke pegunungan Kebumen - Purbalingga. Kemudian, ayahnya memutuskan mencoba peruntungan, hijrah ke pinggiran suatu kota besar di Sumatra. Menyusul kerabatnya yang lebih dulu membuka hutan dan membuat kebun, ladang dan sawah. Tak lama, kedua mbakyunya menikah, Tole di usia 10 tahun, bersama kedua kakak laki-lakinya menyusul ayah mereka yang sudah 2 tahun di tanah Sumatra. Ayah mereka sudah menikah lagi. Tole hidup dari paman ke paman. Surau dan ladang adalah tempatnya bermain.
0
422
1
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan