anggorofffAvatar border
TS
anggorofff
Maaf: Sebuah Perspektif
source pic

Hai Useless People! Salam Olahraga! Walau useless, kalian jangan mager olahraga! Jangan diam aja! Ntar dikira Ma...

Oke. Lanjut!

Tahun 2020 sebenarnya memiliki 2 agenda olahraga akbar.

Pertama. Euro 2020, yang sudah terlaksana dengan lancar. Inggris yang sudah sesumbar dengan teriakkan “Football’s Coming Home” akhirnya terpecundangi oleh Italia lewat perang mental di adu penalti. Terima kasih, Chiellini.

Kedua. Olimpiade Tokyo 2020. Sebenar-benarnya pesta olahraga. Karena berbagai olahraga dari yang mainstream hingga yang asing pun ada.

Di Olimpiade Tokyo 2020, Indonesia mengirimkan 28 atlet di 8 cabang olahraga untuk berebut medali.

Lifter putri Indonesia Windy Cantika Aisah menjadi atlet pertama yang menyumbang medali. Windy berhasil menyabet medali perunggu di kelas 49kg dengan total angkatan  202kg.


Medali kedua Indonesia disumbang oleh lifter yang sudah tidak asing di telinga, Eko Yuli Irawan. Ini menjadi medali keempat Pak Eko sepanjang keikutsertaannya di olimpiade. Sebelumnya Pak Eko telah mengantongi perunggu di Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012. Serta perak di Olimpiade Rio 2016.

Namun ada yang menarik dari keberhasilan Pak Eko menggondol perak olimpiade. Pak Eko justru meminta maaf kepada masyarakat Indonesia karena gagal membawa pulang medali emas. Padahal saya sangat amat yakin sekali, bahwa bisa meraih medali olimpiade saja masyarakat sudah bangga.


Disinilah perspektif itu terjadi. Hanya bisa meraih medali perak bagi Pak Eko adalah sebuah kekurangan. Dan hal itu sudah cukup menjadi alasan untuk meminta maaf.

Namun hal itu berbanding 180 derajat dengan yang terjadi di Bikini Bottom. Kita tau sejak akhir Maret 2020, virus corona sudah mulai mengetuk pintu rumah Bikini Bottom. Namun seluruh jajaran 'terhormat' yang duduk di atas sana malah meremehkannya.

Alhasil, hingga virus corona merayakan anniversary pertama, tak banyak yang berubah. Ralat, banyak ding yang berubah. Angka kematian misalnya. Juga angka kemiskinan yang bertambah.

Namun, hal tersebut tidak membuat Pemerintah Bikini Bottom merasa bersalah dan meminta maaf kepada rakyat Bikini Bottom.

Memang, Menko Marvel Bikini Bottom Larry Lobster, sempat meminta maaf karena PPKM Darurat belum optimal. Tapi permintaan maaf itu jelas tidak mencakup seluruh kinerja dan kebijakan Pemerintah Bikini Bottom selama pandemi yang wkwkwk.

Padahal, permintaan maaf akan membuat tingkat kepercayaan masyarakat Bikini Bottom kepada pemerintah meningkat. Menjadikan masyarakat merasa ada dan berharga sebagai warga negara. Bukan hanya sekadar angka yang akan diolah menjadi statistik belaka.

Seharusnya Pemerintah Bikini Bottom mau mencontoh Pak Eko. Pak Eko yang mempersembahkan medali perak olimpiade saja masih merasa bersalah dan meminta maaf. Lah ini Pemerintah Bikini Bottom yang selama pandemi kinerjanya sangat wkwkwk kok tetap gak mau mengakui kesalahan dan minta maaf pada rakyat.

Semoga Pemerintah Bikini Bottom segera sadar. Apalagi, sama seperti Indonesia, Bikini Bottom juga sedang mengikuti pesta olahraga, yaitu Olimpiade Konyol yang dihelat di Rock Bottom. Namun perolehan medali Bikini Bottom lebih moncer dari Indonesia. Bikini Bottom sudah mengantongi 2 medali emas di cabang olahraga silat lidah dan lempar tanggung jawab.


KEEP READ AND SOUND

Diubah oleh anggorofff 28-07-2021 13:26
pakisal212Avatar border
evywahyuniAvatar border
alfidangerAvatar border
alfidanger dan 3 lainnya memberi reputasi
4
793
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan