Bumi sudah terbentuk sekitar 4,54 milyar tahun yang lalu dan sayangnya tak ada manusia yang hidup selama 4,54 milyar tahun yang dapat menceritakan seluruh sejarah dari awal hingga akhir. Umur manusia itu terbatas sehingga manusia terkadang meninggalkan catatan-catatan untuk diberikan pada keturunannya di masa depan.

Meski demikian tak ada siapapun yang bisa menjamin bahwa catatan-catatan tersebut benar. Menurut catatan sejarah Perang Dunia 1 terjadi karena pembunuhan Archduke Franz Ferdinand dari Austria namun sebenarnya siapa yang mencatat itu dan mengapa dia menyimpulkan demikian? Mungkin saja Archduke Ferdinand tidak dibunuh oleh Gavrilo Princip melainkan dibunuh 'melalui' Gavrilo.



Okay, yang jelas itu semua cuma khayalan saja karna kebenarannya entah siapa yang tahu. Fakta-fakta sejarah ini memang terkadang membingungkan karna kejadian yang nyata tak bisa dibuktikan sendiri dan belum tentu juga orang yang menulis kejadian tersebut menulis dengan sudut pandang netral.

Hal yang menarik untuk dibahas mengenai ini adalah sejarah kerja paksa pembangunan jalan Anyer-Panarukan. Di pelajaran sejarah Smp kita diajari bahwa Daendels dari Belanda memaksa para penduduk disana untuk bekerja tanpa diupah. Konon banyak sekali orang yang mati dalam proses pembangunannya dan hal itu membuat nama Daendels ditulis dengan lumpur dalam catatan sejarah Indonesia.



Namun ternyata, Daendels membayar para pekerjanya dengan 30 ribu ringgit dan juga uang kertas yang banyak namun uang tersebut tak pernah sampai ke tangan para pekerja, uangnya di korupsi oleh bupati setempat. Edan oh edan!

Memang sih, untuk menggambarkan kekejaman Belanda beberapa kebohongan memang diperlukan. Rasanya jauh lebih impresif jika dalam catatan sejarah dituliskan bahwa rakyat Indonesia mengamuk karna kerja paksa dibandingkan pihak Belanda yang membayar para pekerja dengan baik. Apa fakta yang bisa kita dapat disini? Sejarah ditulis oleh pemenang.

Perang dunia kedua dimenangkan oleh pihak sekutu dengan di bomnya Nagasaki dan Hiroshima. Namun bagaimana jika Nazi lah yang memenangkan perang dunia kedua? Apakah sejarah yang kita pelajari di sekolah akan berbeda? Selama ini kita melihat Nazi sebagai organisasi jahat dan Hitler sebagai diktator namun jika saja mereka menang perang nama mereka mungkin akan dicatat sebagai pahlawan.



Pada akhirnya kebenaran itu nggak penting. Apa yang ingin disampaikan oleh pemenang maka itu akan dicatat sebagai kebenaran. Kebenaran akan menang? Tentu saja, siapapun yang memenangkan perang akan menjadi kebenaran.

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.

sumur