c4punk1950...
TS
c4punk1950...
Kembalikan Kejayaan Tekstil Dan Garmen Indonesia, Gimana Caranya?




Banyak perusahaan Tekstil di Indonesia terpuruk ketika perdagangan bebas bisa dilakukan. Perang dagang membuat industri tekstil di Indonesia memang tergusur secara perlahan kebijakan impor dinilai lebih menguntungkan para pengusaha dibandingkan harus memakai barang lokal dengan selisih yang cukup lumayan.

Walau banyak barang buatan anak negeri lebih berkualitas daripada import tetapi sayang sekali banyak pengusaha yang lebih memilih impor dan impor. Akibatnya industri tekstil pembuat bahan kekurangan pelanggan dari perusahaan garmen.



Hal ini memang cukup bekesinambungan, koneksi tekstil dan garnen cukup erat kaitannya. Tapi perang dagang memberikan peluang pabrik garmen untuk impor ke Tiongkok dengan harga yang lebih murah, bahkan mereka juga membuat pakaian merujuk pada tren pasar dari Hongkong dan Singapura, ada juga yang membeli langsung dari pabrik garmen di Tiongkok dengan harga lebih murah.

Barang tersebut di cutting label, lalu mulai di jual di mall dan pasar yang tersebar di Indonesia dengan harga mark up sekitar 300%. Bahkan ada juga 2 brand besar yang punya nama mempunyai barang yang serupa dengan harga yang berbeda, jelas inilah kesalahan impor barang dari Tiongkok, hasilnya dipasaran akan selalu ada yang menyerupai karena impor tidak limited edition tapi untungnya bisa cepat.



Otomatis melihat tingkah laku pengusaha ini membuat goyang industri tekstil, perang dagang sudah membuat pengusaha lokal berjatuhan.

Kemudian datanglah musibah pandemi, mereka yang sudah terpuruk semakin carut marut bahkan pengusaha yang bermain di Industri ini banyak yang gulung tikar dan mem PHK karyawannya.



Bayangkan banyak mall harus ditutup, pasar tanah abang pun kena imbas, semua pembelian memang banyak dilakukan online, tapi siapa yang mau beli baju kalau hanya dipakai dalam rumah? Siapa yang mau beli bahan kain kalau konsumennya saja berkurang dan lebih memilih menghabiskan uang untuk vaksin, pcr dan swab.

Industri tekstil dan garmen seperti sudah jatuh tertimpa tangga, alias double kill.

Quote:


Tentu saja Industri tekstil dan garmen harus berubah mengikuti zaman, pastinya tekstil dan garmen adalah perusahaan yang dibutuhkan.



Solusinya, bermain memproduksi alat kesehatan seperti masker dan APD atau garnent melakukan teroboson menjual online secara langsung ke banyak market place di nusantara. Atau menyediakan pemesanan langsung ke store mereka di dunia maya.

Hal ini dilakukan salah satu pioneer fashion online Muhammad Sadad pemilik dari brand Erigo ini memang jatuh bangun, usaha itu memang tak semudah membalikkan telapak tangan perlu dukungan dari semua pihak teutama keluarga. Erigo store, yang besar dari online walau offline juga ada tetapi saat ini membuka mata para pengusaha sektor tekstil dan garment kalau mereka bisa membuat store online di media sosial dan marketplace maka produksi akan kembali berjalan.



Efeknya bila kelas kakapnya langsung main online, bagaimana dengan reseller? Atau pedagang kaki lima? Inilah dunia kapitalis siapa yang kuat dia yang bertahan, kecuali ada revolusi Industri di Indonesia.

Namun jangan langsung putus asa, selama masih ada pegawai yang digaji oleh pemerintah dan swasta yang kuat mereka ini tidak terdampak pandemi, maka kebutuhan akan pakaian akan terus ada. Jadi jangan patahkan dirimu untuk bermimpi, teruslah berjuang meraih mimpi seperti kisah dibawah ini yang sangat inspiratif



Masih takut untuk mencoba dan melangkah kalau sebenarnya masih ada asa untuk industri tekstil dan garmen kita ini untuk bangkit dari keterpurukan.

Dari ratusan juta masyarakat di Indonesia apakah tidak ingin membeli baju baru? Namun, perlu di ingat bagaimana cara mengalahkan produksi Tiongkok agar produksi lokal bisa ekspor ke luar dan menjadi raja di negeri sendiri. Ini perlu edukasi dari konsumen agar mencintai produk dalam negeri dibanding barang impor, doktrin ACPI (Aku Cinta Produk Indonesia) harus diputar setiap hari, dan produk-produk lokal harus diperkenalkan ke publik. Bahkan berusaha untuk ekspor keluar seperti halnya Indomie yang sukses di tanah sendiri dan berkibar di negara orang.



Kebijakan ini harus di dukung pemerintah yang tidak ada proyek impor, namun memberdayakan hasil olahan dalam negeri selagi masih banyak mafia impor dan tidak di berantas hingga ke akar maka jangan harap mimpi menjadi raja ditanah sendiri akan terwujud, tak heran kalau kita mudah dijajah asing bukan karena masyarakatnya tapi pemimpinnya.

Ada sebuah kisah usang dimana Pihak pemerintah Perancis yang memegang kekuasaan di Belanda mengirim Daendels mempekerjakan rakyat jelata untuk proyek Anyer-Panarukan itu ada upahnya namun disunat oleh Bupati atau pemimpin desa di wilayah itu tapi di narasi mereka itu kerja paksa tidak dibayar padahal Bupati yang gendut perutnya, jadi tak heran yang menjajah itu sebenarnya bangsa sendiri dengan Korupsi.



Jadi mau kah kita berubah?

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, semoga bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.

emoticon-I Love Indonesia



"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2021
referensi : klik, klik, klik
Pic : google

emoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Star





Diubah oleh c4punk1950... 22-07-2021 04:42
company12177alfidangerprovocator3301
provocator3301 dan 23 lainnya memberi reputasi
24
6.9K
165
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan